Responding Agama Shinto
A.
AWAL MULA AGAMA SHINTO
Agama Shinto didirikan mulai sekitar 2,500 - 3000 tahun yang lalu
di Jepang. Agama ini memiliki 13 sekte yang mana masing-masing dari 13
(tigabelas) sekte kuno memiliki pendirinya. Dengan pengikut sekitar 30 Juta
orang, dominan terbesar di Jepang. Sebagian besar juga adalah penganut agama
Buddha. Shinto adalah kata majemuk daripada “Shin”
dan “To”.
Arti kata “Shin” adalah “roh” dan “To”
adalah “jalan”. Jadi “Shinto”
mempunyai arti lafdziah “jalannya roh”, baik roh-roh orang yang telah meninggal
maupun roh-roh langit dan bumi.
Nama asli agama itu ialah Kami no Michi yang bermakna jalan dewa.
SEJARAH
PERKEMBANGAN AGAMA SHINTO
Ø Masa
perkembangannya dengan pengaruh yang mutlak sepenuhnya di Jepang, yaitu dari
tahun 660 sebelum masehi sampai tahun 552 masehi, didalam masa dua belas abad
lamanya.
Ø Masa agama
Budha dan ajaran Konghuchu dan ajaran Tao masuk ke Jepang, yaitu dari tahun 552
M sanpai tahun 800 M yang dalam masa dua setengah abad itu agama sintho beroleh
saingan berat. Pada tahun 645 M Kaisar Kotoku merestui agama Budha dan
menyampingkan Kami no Michi.
Ø Masa
sinkronisasi secara berangsur-angsur antara agama Shinto dengan tiga ajaran
agama lainnya, yaitu dari tahun 800M sampai tahun 1700M. Yang dalam masa
sembilan abad itu pada akhirnya lahir Ryobu-Shinto (Shinto-Panduan). Dibangun
oleh Kobo-Daishi (774-835) dan Kitabake Chikafuza (1293-1354M) dan Ichijo
Kanoyoshi (1465-1500M) dan lainnya.
Ø MASA DINASTI HEIAN (794-1160 M) : Pada masa ini muncul usaha-usaha untuk merukunkan agama Buddha dan
Shinto.
Ø MASA DINASTI KAMAKURA (1185-1336 M) :Masa ini disebut juga dengan masa kebangkitan Agama Buddha dan
kemerosotan agama Shinto. Agama Buddha, yang semula masih dianggap asing
dirubah menjadi agama asli jepang, karena gerakan-gerakan terpenting
pembaharuan keagamaan yang terpenting pada masa ini semuanya berasal dari agama
Buddha.
Ø MASA DINASTI ASHIKAGA (1336-1573 M)Pada masa ini muncul suatu aliran dalam agama Shinto yang
mengajarkan kesatuan antara Shinto, Buddhisme, dan Konfusianisme. Aliran ini
disebut Yoshida Shinto, yang didirikan oleh Yoshida Kanetomo (1435-1511 M).
Ø MASA DINASTI TOKUGAWA / EDO (1603-1863 M) :Dibawah dinasti
ini rakyat jepang menikmati masa yang penuh dengan ketentraman dan kedamaian.
Pada masa ini agama Buddha dijadikan satu-satunya agama yang diakui di jepang.
Kebijakan ini semula dimaksudkan untuk membendung arus kristenisasi
(pertamakali dibawa oleh bangsa Portugis tahun 1542).
Ketidakpuasan masyarakat ini mengakibatkan berbagai macam agama
yang baru mulai banyak bermunculan. Yaitu :
Ø Sekte Kurozumikyo
Didirikan oleh Kurozumi
Munetada (1780-1850 M). dia mengajarkan bahwa dewa dan manusia hakikatnya
adalah satu. Dalam kesatuan ini tidak ada kelahiran atau kematian melainkan
semata-mata kehidupan yang abadi. Para pengikut sekte yang didirikannya percaya
bahwa spirit Dewi Matahari merasuki seluruh alam, dan orang harus berusaha
untuk menyatukan diri dengan spirit Dewi ini agar dapat merasakan dan
menghayati kesatuan antara dewa dan manusia yang menjadi sumber utama
kebahgiaan hidup.
Ø Sekte Tenrikyo
Didirikan oleh seorang wanita bernama Nakayama Miki (1789-1887 M). dan memperoleh pengakuan sebagai salah
satu dari sekte-sekte agama Shinto yang baru di tahun 1908. Sesudah masa perang
berakhir, sekte ini menyatakan diri keluar dari kelompok agama Shinto, dan pada
tahun 1970 diakusi sebagai sebuah agama yang berbeda dari agama Shinto.
AJARAN DAN KEPERCAYAAN SHINTO
Istilah “Kami” dalam agama Shinto dapat diartikan dengan “di atas” atau
“unggul”, sehingga apabila dimaksudkan untuk menunjukkan suatu kekuatan
spiritual, maka kata “Kami” dapat dialih bahasakan (diartikan) dengan “Dewa”
(Tuhan, God dan sebagainya). Jadi bagi bangsa Jepang kata “Kami” tersebut
berarti suatu objek pemujaan yang berbeda pengertiannya dengan pengertian
objek-objek pemujaan yang ada dalam agama lain.
Ø 4 hal yang
mendasari konsepsi kedewaan dalam agama Shinto, yaitu :
·
Dewa-dewa tersebut pada umumnya merupakan personifikasi
gejala-gejala alam.
·
Dewa-dewa tersebut dapat pula berarti manusia
·
Dewa-dewa tersebut dianggap mempunyai spirit yang mendiami
tempat-tempat di bumi dan mempengaruhi kehidupan manusia.
·
Pendekatan manusia terhadap dewa-dewa tersebut bertitik-tolak dari
perasaan segan dan takut.
Ø Adapun beberapa
dewa-dewi, mahkluk gaib, roh-roh, yang dipuja dalam Shinto antara lain
·
Naga (mahkluk berupa ular)
·
Dosojin, Ebisu (salah satu dewa keberuntungan Jepang)
·
Dewa Hachiman, Henge, Kappa, Kitsune (Roh Srigala)
·
Oinari (Roh Srigala)
·
Shishi (Singa)
·
Su-ling (Empat Binatang Pelindung)
·
Tanuki (Sejenis Dewa
·
Inari (dewa makanan)
·
Aragami (Roh ganas dan jahat)
·
Dewa-dewa Tanah dan Dewa-dewa Gunung dan Dewa-dewa Pohon
·
Dewa-dewa Air dan Dewa-dewa Laut
·
Dewa-dewa Api
·
Dewa-dewa manusia
Ajaran Tentang Manusia
“manusia adalah putra kami”. Ungkapan ini memiliki 2 macam arti :
·
Kehidupan
manusia berasal dari kami, sehingga
dianggap suci.
·
Kehidupan
sehari-hari adalah pemberian dari kami.
Ajaran Tentang Dunia
Dalam arti,
memandang dunia ini sebagai satu-satunya tempat kehidupan bagi manusia.
Meskipun demikian, dalam pemikiran Shinto ada 3 macam dunia, yaitu :
1.
Tamano-hara, yang berarti “tanah langit yang tinggi”
2.
Yomino-kuni, yakni tempat orang-orang yang sudah meningal
dunia.
3.
Tokoyono-kuni, yang berarti
“kehidupan yang abadi”, ”negeri yang jauh diseberang lautan”, atau “kegelapan
yang abadi”.
Ketiga dunia
tersebut sering pula disebut dengan kakuriyo (dunia yang tersembunyi), sementara dunia tempat tinggal manusia
hidup disebut ut-sushiyo (dunia yang terlihat atau dunia yang terbuka).
Ritual Keagamaan
Mengenai tata
cara sembahyang atau doa dalam kuil Shinto sangat sederhana yaitu :
·
melemparakan
sekeping uang logam sebagai sumbangan di depan altar
·
mencakupkan kedua tangan di dada dan selesai.
·
semua proses
berdoa yang dilakukan dengan berdiri ini tidak lebih dari sepuluh detik.
Ø Festival
(Matsuri) : Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau
kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal
dari matsuri.
Ø Gion Matsuri : untuk menenangkan arwah orang yang meninggal karena wabah penyakit
menular.
Ø Tenjin matsuri :Perayaan Tenjinmatsuri dimulai pada tanggal 1 Juni
tahun 951.
Pada saat itu, perayaan dibuka dengan ritual menghanyutkan kamihoko
(pedang dengan mata di kedua sisi) di sungai
Sebagai suatu festival keagamaan, dunia matsuri sangat banyak, yang
secara garis besar dapat dibedakan menjadi 4 macam :
·
Haru-matsuri –
festival musim semi
·
Aki-matsuri –
festival musim gugur
·
Reisai –. festial
tahunan yang diselenggarakan pada bulan-bulan tertentu
·
Shinko-shiki – festival arak-arakan dewa, yaitu untuk memuja dewa tertentu agar
memperoleh keselamatan dari berbagai macam penyakit.
KITAB SUCI AGAMA SHINTO
·
Kojiki
catatan peristiwa purbakala.
Disusun pada tahun 712 masehi, sesudah kekaisaran jepang berkedudukan di nara,
yang ibukota nara itu di bangun pada tahun 710 masehi menuruti model ibukota
changan di tiongkok.
·
Nihonji
riwayat jepang. Di susun pada tahun 720 masehi oleh penulis yang
sama degan di Bantu oelh seorang pangeran di istana.
·
Yeghisiki
berbagai lembaga pada masa yengi, kitab ini disusun pada abad
kesepuluh masehi terdiri atas 50 bab. Sepuluh bab yang pertama berisikan ulasan
kisah kisah yang bersifat kultus, disusuli dengan peristiwa selanjutnya sampai
abad kesepuluh masehi, tetapi inti isinya adalah 25 norito yakni do’a do’a
pujaan yang sangat panjang pada berbagai upacara keagamaan.
·
Manyosiu
himpunan sepuluh ribu daun,
berisikan bunga rampai, yang terdiri atas 4496 buah sajak, disusun antara abad
kelima dengan abad kedelapan masehi.
TEMPAT SUCI AGAMA SHINTO
·
Kuil Shinto (神社 jinja) adalah
struktur permanen dari kayu yang dibangun untuk pemujaan berdasarkan
kepercayaan Shinto. Berdasarkan alasan pendirian bangunan, kuil Shinto dibagi
menjadi tiga jenis:
·
Bangunan kuil
yang didirikan berdasarkan alasan sejarah
·
Bangunan kuil
yang didirikan di tempat yang telah disucikan
·
Bangunan kuil
yang didirikan di tempat yang mudah dicapai orang.
Pendeta dalam Agama Shinto
Di antara tugas utama kannushi termasuk
mengelola kuil dan melaksanakan berbagai upacara, namun tidak memberi ceramah
dan tidak menyebarluaskan agama. Kepala pendeta disebut gūji,
SEKTE-SEKTE AGAMA SHINTO
·
Imperial Shinto (Kyuchu Shinto atau
Koshitsu Shinto).
·
Folk Shinto (Minzoku Shinto)
·
Sect Shinto (Kyoha atau Shuha
Shinto)
·
Shrine Shinto (Jinja Shinto)
Ø Seni Minum Teh
Istilah jepang
untuk minum the adalah cha-no-yu dan secara termonologi berarti minum teh yang
di campur air panas. “Suasana perlunya minum the di gambarkan dengan, ketika
hidup dirasakan kosong, dengan menghargai masa lalu, mengharap pada masa depan,
maka tak aka nada saat bagi selalu sesuatu untuk terjadi.” Seseorang memandang
keluasan yang tak terbatas alam hidup.
Ø
Seni Lukis
Ketika seni
gerak muncul bukan sebagai tari, tetapi gerak adalah gerak-gerak alam mengikuti
suara alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar