Senin, 20 Mei 2013

Responding Agama Shinto

      A.   AWAL MULA AGAMA SHINTO

Agama Shinto didirikan mulai sekitar 2,500 - 3000 tahun yang lalu di Jepang. Agama ini memiliki 13 sekte yang mana masing-masing dari 13 (tigabelas) sekte kuno memiliki pendirinya. Dengan pengikut sekitar 30 Juta orang, dominan terbesar di Jepang. Sebagian besar juga adalah penganut agama Buddha. Shinto adalah kata majemuk daripada “Shin” dan “To”. Arti kata “Shin” adalah “roh” dan “To” adalah “jalan”. Jadi “Shinto” mempunyai arti lafdziah “jalannya roh”, baik roh-roh orang yang telah meninggal maupun roh-roh langit dan bumi. Nama asli agama itu ialah Kami no Michi yang bermakna jalan dewa.

SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA SHINTO

  Ø  Masa perkembangannya dengan pengaruh yang mutlak sepenuhnya di Jepang, yaitu dari tahun 660 sebelum masehi sampai tahun 552 masehi, didalam masa dua belas abad lamanya.

 

Ø  Masa agama Budha dan ajaran Konghuchu dan ajaran Tao masuk ke Jepang, yaitu dari tahun 552 M sanpai tahun 800 M yang dalam masa dua setengah abad itu agama sintho beroleh saingan berat. Pada tahun 645 M Kaisar Kotoku merestui agama Budha dan menyampingkan Kami no Michi.

 

 Ø  Masa sinkronisasi secara berangsur-angsur antara agama Shinto dengan tiga ajaran agama lainnya, yaitu dari tahun 800M sampai tahun 1700M. Yang dalam masa sembilan abad itu pada akhirnya lahir Ryobu-Shinto (Shinto-Panduan). Dibangun oleh Kobo-Daishi (774-835) dan Kitabake Chikafuza (1293-1354M) dan Ichijo Kanoyoshi (1465-1500M) dan lainnya.

 

 Ø  MASA DINASTI HEIAN (794-1160 M) : Pada masa ini muncul usaha-usaha untuk merukunkan agama Buddha dan Shinto.

 

Ø  MASA DINASTI KAMAKURA (1185-1336 M) :Masa ini disebut juga dengan masa kebangkitan Agama Buddha dan kemerosotan agama Shinto. Agama Buddha, yang semula masih dianggap asing dirubah menjadi agama asli jepang, karena gerakan-gerakan terpenting pembaharuan keagamaan yang terpenting pada masa ini semuanya berasal dari agama Buddha.

 

Ø  MASA DINASTI ASHIKAGA (1336-1573 M)Pada masa ini muncul suatu aliran dalam agama Shinto yang mengajarkan kesatuan antara Shinto, Buddhisme, dan Konfusianisme. Aliran ini disebut Yoshida Shinto, yang didirikan oleh Yoshida Kanetomo (1435-1511 M).

 

Ø  MASA DINASTI TOKUGAWA / EDO (1603-1863 M) :Dibawah dinasti ini rakyat jepang menikmati masa yang penuh dengan ketentraman dan kedamaian. Pada masa ini agama Buddha dijadikan satu-satunya agama yang diakui di jepang. Kebijakan ini semula dimaksudkan untuk membendung arus kristenisasi (pertamakali dibawa oleh bangsa Portugis tahun 1542). 

 

Ketidakpuasan masyarakat ini mengakibatkan berbagai macam agama yang baru mulai banyak bermunculan. Yaitu :

Ø  Sekte Kurozumikyo

Didirikan oleh Kurozumi Munetada (1780-1850 M). dia mengajarkan bahwa dewa dan manusia hakikatnya adalah satu. Dalam kesatuan ini tidak ada kelahiran atau kematian melainkan semata-mata kehidupan yang abadi. Para pengikut sekte yang didirikannya percaya bahwa spirit Dewi Matahari merasuki seluruh alam, dan orang harus berusaha untuk menyatukan diri dengan spirit Dewi ini agar dapat merasakan dan menghayati kesatuan antara dewa dan manusia yang menjadi sumber utama kebahgiaan hidup.

 

Ø  Sekte Tenrikyo

Didirikan oleh seorang wanita bernama Nakayama Miki (1789-1887 M). dan memperoleh pengakuan sebagai salah satu dari sekte-sekte agama Shinto yang baru di tahun 1908. Sesudah masa perang berakhir, sekte ini menyatakan diri keluar dari kelompok agama Shinto, dan pada tahun 1970 diakusi sebagai sebuah agama yang berbeda dari agama Shinto.

AJARAN DAN KEPERCAYAAN SHINTO

Istilah “Kami” dalam agama Shinto dapat diartikan dengan “di atas” atau “unggul”, sehingga apabila dimaksudkan untuk menunjukkan suatu kekuatan spiritual, maka kata “Kami” dapat dialih bahasakan (diartikan) dengan “Dewa” (Tuhan, God dan sebagainya). Jadi bagi bangsa Jepang kata “Kami” tersebut berarti suatu objek pemujaan yang berbeda pengertiannya dengan pengertian objek-objek pemujaan yang ada dalam agama lain.

Ø  4 hal yang mendasari konsepsi kedewaan dalam agama Shinto, yaitu :

·         Dewa-dewa tersebut pada umumnya merupakan personifikasi gejala-gejala alam.

·         Dewa-dewa tersebut dapat pula berarti manusia

·         Dewa-dewa tersebut dianggap mempunyai spirit yang mendiami tempat-tempat di bumi dan mempengaruhi kehidupan manusia.

·         Pendekatan manusia terhadap dewa-dewa tersebut bertitik-tolak dari perasaan segan dan takut.

Ø  Adapun beberapa dewa-dewi, mahkluk gaib, roh-roh, yang dipuja dalam Shinto antara lain

·         Naga (mahkluk berupa ular)

·         Dosojin, Ebisu (salah satu dewa keberuntungan Jepang)

·         Dewa Hachiman, Henge, Kappa, Kitsune (Roh Srigala)

·         Oinari (Roh Srigala)

·         Shishi (Singa)

·         Su-ling (Empat Binatang Pelindung)

·         Tanuki (Sejenis Dewa

·         Inari (dewa makanan)

·         Aragami (Roh ganas dan jahat)

·         Dewa-dewa Tanah dan Dewa-dewa Gunung dan Dewa-dewa Pohon

·         Dewa-dewa Air dan Dewa-dewa Laut

·         Dewa-dewa Api

·         Dewa-dewa manusia

Ajaran Tentang Manusia

 “manusia adalah putra kami”. Ungkapan ini memiliki 2 macam arti :

·         Kehidupan manusia berasal dari kami, sehingga dianggap suci.

·         Kehidupan sehari-hari adalah pemberian dari kami.

 

Ajaran Tentang Dunia

Dalam arti, memandang dunia ini sebagai satu-satunya tempat kehidupan bagi manusia. Meskipun demikian, dalam pemikiran Shinto ada 3 macam dunia, yaitu :

1.      Tamano-hara, yang berarti “tanah langit yang tinggi”

2.      Yomino-kuni, yakni tempat orang-orang yang sudah meningal dunia.

3.      Tokoyono-kuni, yang berarti “kehidupan yang abadi”, ”negeri yang jauh diseberang lautan”, atau “kegelapan yang abadi”.

Ketiga dunia tersebut sering pula disebut dengan kakuriyo (dunia yang tersembunyi), sementara dunia tempat tinggal manusia hidup disebut ut-sushiyo (dunia yang terlihat atau dunia yang terbuka).

Ritual Keagamaan

Mengenai tata cara sembahyang atau doa dalam kuil Shinto sangat sederhana yaitu :

·         melemparakan sekeping uang logam sebagai sumbangan di depan altar

·          mencakupkan kedua tangan di dada dan selesai.

·         semua proses berdoa yang dilakukan dengan berdiri ini tidak lebih dari sepuluh detik.

 

Ø  Festival (Matsuri)      : Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri.

Ø  Gion Matsuri             : untuk menenangkan arwah orang yang meninggal karena wabah penyakit menular.

Ø  Tenjin matsuri           :Perayaan Tenjinmatsuri dimulai pada tanggal 1 Juni tahun 951. Pada saat itu, perayaan dibuka dengan ritual menghanyutkan kamihoko (pedang dengan mata di kedua sisi) di sungai

Sebagai suatu festival keagamaan, dunia matsuri sangat banyak, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi 4 macam :

·         Haru-matsuri – festival musim semi

·         Aki-matsuri – festival musim gugur

·         Reisai . festial tahunan yang diselenggarakan pada bulan-bulan tertentu

·         Shinko-shiki – festival arak-arakan dewa, yaitu untuk memuja dewa tertentu agar memperoleh keselamatan dari berbagai macam penyakit.

KITAB SUCI AGAMA SHINTO

·         Kojiki

 catatan peristiwa purbakala. Disusun pada tahun 712 masehi, sesudah kekaisaran jepang berkedudukan di nara, yang ibukota nara itu di bangun pada tahun 710 masehi menuruti model ibukota changan di tiongkok.

·         Nihonji

riwayat jepang. Di susun pada tahun 720 masehi oleh penulis yang sama degan di Bantu oelh seorang pangeran di istana.

·         Yeghisiki

berbagai lembaga pada masa yengi, kitab ini disusun pada abad kesepuluh masehi terdiri atas 50 bab. Sepuluh bab yang pertama berisikan ulasan kisah kisah yang bersifat kultus, disusuli dengan peristiwa selanjutnya sampai abad kesepuluh masehi, tetapi inti isinya adalah 25 norito yakni do’a do’a pujaan yang sangat panjang pada berbagai upacara keagamaan.

·         Manyosiu 

 himpunan sepuluh ribu daun, berisikan bunga rampai, yang terdiri atas 4496 buah sajak, disusun antara abad kelima dengan abad kedelapan masehi.

 

TEMPAT SUCI AGAMA SHINTO

 

·         Kuil Shinto (神社 jinja) adalah struktur permanen dari kayu yang dibangun untuk pemujaan berdasarkan kepercayaan Shinto. Berdasarkan alasan pendirian bangunan, kuil Shinto dibagi menjadi tiga jenis:

·         Bangunan kuil yang didirikan berdasarkan alasan sejarah

·         Bangunan kuil yang didirikan di tempat yang telah disucikan

·         Bangunan kuil yang didirikan di tempat yang mudah dicapai orang.

 

 

 

Pendeta dalam Agama Shinto

Di antara tugas utama kannushi termasuk mengelola kuil dan melaksanakan berbagai upacara, namun tidak memberi ceramah dan tidak menyebarluaskan agama. Kepala pendeta disebut gūji,

 

SEKTE-SEKTE AGAMA SHINTO

·         Imperial Shinto (Kyuchu Shinto atau Koshitsu Shinto).

·         Folk Shinto (Minzoku Shinto)

·         Sect Shinto (Kyoha atau Shuha Shinto)

·         Shrine Shinto (Jinja Shinto)

 

Ø  Seni Minum Teh

 

Istilah jepang untuk minum the adalah cha-no-yu dan secara termonologi berarti minum teh yang di campur air panas. “Suasana perlunya minum the di gambarkan dengan, ketika hidup dirasakan kosong, dengan menghargai masa lalu, mengharap pada masa depan, maka tak aka nada saat bagi selalu sesuatu untuk terjadi.” Seseorang memandang keluasan yang tak terbatas alam hidup.

Ø  Seni Lukis

Ketika seni gerak muncul bukan sebagai tari, tetapi gerak adalah gerak-gerak alam mengikuti suara alam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar