A.
Sejarah Agama Zoroaster
Iran dan Persia adalah dua nama yang
kerap digunakan untuk menunjukan satu wilayah. Sebenarnya, antara keduanya
terdapat sedikit perbedaan. Salah satu rumpun bangsa arya, yaitu bangsa media
mendiami wilayah iran bagian barat. Sementara rumpun bangsa arya lainnya, yaitu
bangsa Persia, mendiami wilayah iran barat. Sementara rumpun bangsa arya
lainnya, yaitu bangsa Persia, mendiami bagian selatan wilayah tersebut. baik
bangsa media maupun Persia, keduanya tunduk pada kekuasaan bangsa Assyria.
Namun, sejak tahun 1000 SM, bangsa Persia berhasil menaklukan bangsa media
bahkan menaklukan imperium Assyria. Sejak saat itu wilayah iran dikenal dengan
nama Persia.
Kekaisaran Akhemeniyah(Persia)
imperium ini didirikan oleh Cyrus atau Koresh yang agung pada tahun 550 SM.
Kerajaan ini menjadi imperium pertama kali itu. Pada tahun 486 SM, raja Darius
1 naik takhta, dan pada tahun 521 SM menguasai iran. Pada tahun 334 SM,
Alexander Agung kaisar Macedonia, yunani, merentangkan kekuasannya hingga mampu
menaklukan dan menguasai imperium Persia. Alexander bahkan memerintahkan
pasukannya untuk membunuh ribuan tentara Persia, dan membakar ibu kotanya:
parsepolis. Tindakan ini sengaja dia lakukan sebagai balasan atas pembakaran
kota Athena yang dulu dilakukan pasukan Persia. Alexander sendiri nmengikrarkan
diri bahwa dialah pewaris takhta raja-raja Akhmeniyah. Alexander pun mngikuti
cara hidup, tradisi, dan budaya Persia, bahkan berusaha menciptakan kebudayaan
baru yang memadukan kebudayaan Persia dan yunani .
Sesaat setelah kematian Alexander
pada tahun 323 SM,terjadilah perpecahan diantara para panglima milternya.
Mereka pun mulai membagi wilayah kekuasaan yang telah ditaklukan Alexander.
Wilayah Persia sendiri pada kahirnya menjadi
milik panglima seleukus, salah seorang jendral Alexander . sejak masa
tersebut, Persia memasuki era pemerintahan kekaisaran seleukus yang berlangsung
hingga tahun 141 SM. Dibawah kekaisaran Seleukus, Persia mengalami babak
sejarah yang cemerlang.kekaisaran ini berhasil menggabungkan asia kecil,
syam,irak dan iran menjadi satu kesatuan wilayah. Ibu kota baru pun didirikan
sebagai pusat pemerintahannya, yaitu seleukia di tigris, irak. Dinasti ini juga
mempunyai ibu kota kedua di wilayah bagian barat, yaitu Antakya yang terletak
di lembah sungai al-ashi.
Setelah itu, muncul kekaisaran
Parthia yang menguasai Persia pada tahun 247 SM-224 M. dalam lembar sejarah
iran kuno, kekaisaran Parthia disebut juga dinasti Arcia. Namun Arcia
dinisbahkan kepada raja pertamanya, yaitu Arcia I. dinasti ini berasal dari
klan saka yang mendiami wilayahtimur laut iran. Dinasti ini telah berhasil
menaklukan kekaisaran seleukus demi merentangkan pengaruh dan kekuasannya
hingga ke seluruh wilayah Persia. Nama Arcia kemudian dipakai sebagai gelar
untuk seluruh kaisar Parthia, seperti gelar kaisar pada raja-raja romawi.
Kekaisaran Parthia(arcia)banyak terlibat serangkaian perang dengan pihak
imperium romawi. Mereka bahkan pernah meraih kemenangan gemilang atas romawi
pada tahun 54 SM.kemenangan ini menjadikan imperim Persia(masa kekaisaran
Parthia) menjadi satu-satunya kekuatan terbesar dunia saar itu. Sekalipun
rentang masa pemerintahan kekaisaran ini mencapai lima abad lebih, namun tidak
meninggalkan banyak jejak peradaban sebagaimana kekaisaran Persia lainnya.kekaisaran
Parthia hanya meninggalkan jejak seni yang sederhana.
Kekaisaran sasanid: didirikan oleh
Ardashir I ysng berkuasa pada tahun 224 M. dinasti ini dipercaya sebagai
pembangun dan penghidup kembali peradaban Persia dan Zoroaster, sekaligus
berupaya membangun kembali tradisi Persia peninggalan dinasti akhmeniyah.
Dinasti ini justru membuika kontak dahgang dengan pihak musuh utama mereka,
yaitu Romawi (Byzantium), juga dengan pihak cina.
Ardasir memiliki posisi yang tinggi
dalam sejarah orang-orang iran. Dia dipandang sebagai sosok yang berhasil
menyatukan bangsa iran, orang yang menghidupkan kembali ajaran Zoroaster,
sekaligus sebagai pendiri imperium Pahlavi. Ardasir wafat pada tahun 240 M dan
digantikan oleh putranya,Shapur yang kembali memerangi imperim Byzantium, dan
berhasil menaklukan kaisar romawi
Agama
Zoroaster dinisbahkan kepada seorang nabi kuno asal Persia bernama Zarathustra
yang hidup sepanjang tahu 674-551 SM. Keyakinan agama Zoroaster meliputi aspek
monoteisme dan paganisme sekaligus. Mulanya, keyakinan zoroater hanya mencakup
monoteisme saja. Namun seiring perkembangannya, keyakinan agama ini juga
meliputi paganisme.prof. Dr. Ali Abdul Wahid Wafi, seorang sarjanawan muslim
kontemporer, mengatakan bahwa Zarathustra menyerukan ajaran monoteisme untk
menyembah Tuhan yang tunggal, pencipta segala sesuatu dan segala alam, baik
yang berupa esensi(ruh) maupun materi(maddah). Dia menyebut Tuhan yang satu itu
dengan nama “Ahura Mazda”. [1]
B.
Penganut dan
Perkembangan Agama Zoroaster
Sebelum Zarathustra lahir, agama
bangsa persi adalah bersumber pada ajaran polytheisme, paganism, dan animism.
Tidak heran jika dakwahnya pada peride pertama selama 12 tahun di media
mendapat tantangan hebat dari masyarakat. Hamper-hampir terjadi pembunuhan
terhadap dirinya hal ini disebabkan karena ajaran Zarathustra dipandang sangat
berlawanan dengan agama mereka anut sat itu. Boleh dikatakan bahwa Zarathsutra
tahap pertama ini gagal, sebab hanya memperoleh jumlah pengikut yang sangat
sedikit. Baru setelah ia pindah ke Chorsma(qazam)dimana raja Chorazma yang
sangat bernama hestapes(menurut ejaan latin) atau Vitaspa(menurut ejaan
palava)serta menterinya Yasasp yang mengawini adik kandungnya bernama pauron
chista, keduanya menjadi pengikut Zarathustra pada tahun 618 SM, maka barulah
agama Zarathustra memperoleh kemajuan perkembangan di daerah tersebut.
Dikalangan pengikutnya berkembang
suatu legenda bahwa Zarathustra adalah rasul Ahura mazda untuk menyebarkan
ajaran agamanya serta menyelenggarakan api upacara ke seluruh kerajaan Persia.
Atas dasar tugas kerasulan demikian itulah kemudian timbul perang antar
Zarathustra serta pengikut-pengikutnya di satu pihak dengan pengikut agama lama
dipihak lain.
Perang demikian dianggap suci oelh
karena itu merupakan perjuangan melawan kesesatan dan keberhalaan. Dalam perang
suci itulah Zarathustra meninggal dunia. beberapa puluh tahun kemudian
sepeninggalannya timbul cerita keajaiban seperti:ceritera tentang keajaiban
alam saat Zarathustra lahir, yaitu dunia goncang,orang buta menjadi sembuh,
orang lumpuh dapat berjalan kembali, iblis dan syaitan terkubur di bawah bumi,
dan sebagainya.[2]
Menurut
penganut Zoroaster,Dzat Ahura mazda adalah esensi murni yang suci dari segala
bentuk materi, yang tak dapat dilihat oleh pandangan mata atau tidak dapat
ditangkap kedzatannya oleh akal manusia. Banyak dari manusia yang tidak mampu
mengimani dzat dengan sifat seperti ini, kecuali jika dzat tersebut dirumuskan
dan dijelmakan ke dalam sebuah rumusan yang bersifat material yang sekiranya
dapat ditangkap oleh akal manusia. Oleh karena itu zoroastrianisme pun membuat
rumusan tentang hakikat ketuhanan ahura mazda denga dua rumus penting.
Rumus pertama bersifat
transenden(samawi)yang disimbolkan dengan matahari, sedangkan rumus kedua
bersifat imanen (ardhi) yang disimbolkan dengan api. Keduanya adalah unsur yang
memancarkan cahaya, menerangi semesta,suci, serta tidak dapat terkontaminasi
oleh hal-hal yang buruk dan segala bentuk kerusakan. Kepada cahayalah kehidupan
semesta raya ini bergantung. Sifat inilah yang paling mendekati untuk
digambarkan oleh manusia akan sifat maha pencipta.
C. Kitab
Suci Agama Zoroaster
Kitab
suci agam Zoroaster dikenal dengan nama Avesta. Ada tiga bagian di dalam kitab
ini:
(1). Gathas, berupa nyanyian yang secara
umum dapat dinisbahkan pada Zoroaster sendiri
(2). Yashts atau himne korban nyang
ditujukan kepada berbagai macam dewa.
(3).
Vendidat atau videdat,” aturan
melawan syetan” berupa sebuah risalah yang terutama menyangkut ketidakmurnian
ibadah dan perinsip dualism yang diperkenalkan oleh Zoroaster dan diuraikan
sangat panjang dalam bidang kehidupan praktis. [3]
D. Ajaran dan
kepercayaan agama Zoroaster
Dilihat dari sejumlah hidupnya,
kebanyakan para ahli menganggap Zarathustra merupakan tokoh reformis atau
mujadid/pemburu terhadap agama tradisional yang telah berkembang di lingkungan
masyarakat saat itu. Meskipun ia sendiri adalah putra iran yang dilahirkan dan
diasuh dalam lingkungan tradisi agama lama, namun ia merasa tidak puas dengan
praktik-praktik pemimpin agama yang telah menyelewengkan keyakinan agama kea
rah keberhalaan yang menyesatkan jiwa masyarakat. Oleh karena itu ia bangkit
dan berjuang untuk memperbaharuinya.
Agama indi iran, sebelum
Zarathustra, menurut para penyelidik ahli sejarah banyak persamaannya dengan
agama vedda di india. Karena kedua agama tersebut berasal dari satu rumpun
kebangsaan yaitu bangsa indo jerman yang masuk atau menyerbu india utara pada
tahun 1500 SM. Persamaan tersebut dapat dibuktikan dalam beberapa hal sebagai
berikut:
a. Mengenal pemujaan terhadap dewa mithra
yaitu dewa matahari
Mengenal
pemujaan terhadap dewa varunna yaitu dewa laut
Mengenal
pemujaan terhadap dewa hauma yaitu dewa soma(nama tumbuh-tumbuhan)
b. Mengenal adany kasta, yaitu:
Kasta
kepala negara dan pendeta
Kasta
militer
Kasta
petani atau penggarap tanah
Masing-masing kasta ini mempunyai dewa
sendiri-sendiri. Dengan demikian tentu mereka mempunyai banyak dewa.
Poliytheisme agama indo iran tidak ada batas, oleh karena inilah Zarathustra
ingin memperbaiki sistem kepercayaan dan cara penyembahan kepda dewa-dewa yang
begitu rumit dengan sistem kepercayaan dan cara pemujaan yang mudah serta
praktis untuk diamalkan oleh masyarakat.
Sejak semula Zarathustra menolak monotheisme dengan
segala tradisinya baik dalam bentuk upacara-upacara korban maupun sistem
pemujaan. Sebaliknhya hanya satu dewa yang dia pertahankan yaitu dewa asura
atau dewa alam, selanjutnya dewa asura disebut dewa ahueamazda oleh
Zarathustra.
Walaupu
ajaran Zarathustra berdasarkan monotheisme yaitu mempercayai dan
menyembah satu dewa Ahurmazda. Namun paham Zarathustra masih terpengaruh oleh
agama alamiah Persia yang bersifat panahesitis dan berpaham magisme yaitu
kepercayann terhadap kesatuan ndewa dengan alam semesta yang menjelma dalam
pribadi magi yakni pendeta tertinggi. Akan tetapi Zarathustra berhasil
mengangkat Ahuramazda pada kedudukan yang paling tinggi diantara para dewa yang
ada dalam agama Persia kuno. Yang dikenal dengan agama magisme.
Ajaran Zarathustra juga membenarkan adanya
mahluk-mahluk suci yang bersifat pengasih, penegak kesusilaan. Mahluk-mahluk
suci membantu perjuangannya. Akan tetapi setelah Zarathustra meninggal,
kepercayaan kepada mahluk-mahluk suci tersebut dirubah menjadi konsepsi
kedewataan yang dihubungkan dengan penciptaan alam yang terdiri dari 6
penciptaan benda-benda alam yaitu:
1. Asha
Vahista ialah dewa tata tretib dan kebenaran
yang indah digamabarkan sebagai dewa yang menguasai api
2. Vahu
Manah ialah dewa hati nurani baik atau god
mind digamabarkan sebagai api jantan
3. Keshatra
variya yaitu dewa yang mencintai dan menguasai
logam-logam
4. Spenta
Armaity yaitu dewa kebaktian yang maha pengasih
yang menguasai bumi dan tanah.
5. 5 dan 6 Haurvatat dan amerta yaitu dewa kebulatan dan kekekalan yang
menguasai air dan tumbuh-tumbuhan.
Prinsip lain dari ajaran Zarathustra ialah
kepercayaan adanya dua kekuatan alamiah yang selalu berlawanan yaitu kekuatan
kebaikan dan kejahatan. Dua kekuatan ini sama-sama kuatnya an aling menaklukan.
Asal-usul timbulnya pertentangan dua kekuatan alamiah tersebut adalah bermula
pada terciptanya 2(dua) jenis roh yang berlawanan kekuatan.keduanya adalah
putra Ahuramdza. Masing-masing disebut angra Mainya(ahriman) dan Spenta Mainyu.
Angra mainya(ahriman) memihak kepada kerusakan, kejahatan, kedzaliman dan
kekuatan syaitanserta keberhalaan sedangkan roh spenta mainyu memihak kepada
kebaikan sesuai dengan kehendak ayahnya. Ahurmazda.
Dari titik tolak pandangan tentang
dualism kekuatan tersebut, maka dasar ajaran ketuhanan Zarathustra adalah
filsafat yang didasarkan prinsip kontradiksionisme(paham mempertentangkan)
antar dua kekuatan alamiah yang berlangsung sampai ada yang terkalahkan.
Ahura mazda pada akhirnya akan
mengalahkan kekuatan jahat, karena yang dapat kekal hanyalah kekuatan kebaikan
saja. Yaitu kekuatan ahura mazda itu sendiri, sedangkan ahriman dan pengikutnya
akan hancur musnah.
c.
Tentang penciptaan alam
Agama Zarathustra mengajarkan bahwa kekuatan moral
dapat menguasai alam semesta ini. Persaingan antar prinsip-prinsip baik dan
buruk seperti terjadinya siang dan malam dipandang sebagi keseluruhan sejarah
semesta ini.
Menurut ajaran Zarathustra ala mini sudah berusia
6000 tahun dan masih akan berusia 6000 tahun lagi atau usia ala mini 12.000
tahun lamanya. Sesudah 12000 tahun itu terjadilah kiamat.
Masa
12.000 tahun ini dibagi dalam beberapa periode:
1. periode 3000 tahun yang pertama: yaitu
masa Ahurmazda menciptakan alam semesta ini dalam bentuk spiritual. Dalam
masa-masa ini Angra Mainyu, dewa kejahatan beserta 6 pembantu-pembantunya
menciptakan alam pula sebagai tandingan dari yang diciptakan oleh ahuramazda.
2. Peiode 3000 tahun yang ke dua:
Ahuramazda dan angra Mainyu saling berpacu dalam material, ternyata sama
kuatnya dan saling kalah mengalah kan. Itulah terjadinya gelap dan terang,
siang dan malam.
3. Peride 3000 tahun yang ke tiga:
Zarathustra menerima wahyu dan menyiarkan kepada umat manusia.
4. Periode 3000 tahun keempat: pada masa
ini tiap seribu tahun akan muncul seorang messiah atau (imam mahdi menurut
islam) yang disebut masing-masing Shaoshayant adalah keturunan Zarathustra.
Adapun Shaoshayant yang terakhir selain memimpin manusaia juga pembantuannya.
Setelah itu barulah terwujud perdamaian abadi dalam dunia material.[4]
d.
Manusia
Manusia
pada asalnya adalah wujud ghaib, dan rohnya dalam bentuk fravashi dan fravhr,
ada sebelum jasmaninya. Baik jasad maupun rohnya adalah ciptaan ohramzd, dan
roh itu tidak bersifat abadi. Manusia adalah milik tuhan dan kepadanya dia
kembali.
e.
Etika
Sebagian
besar ajaran agama Zoroaster adalah menyangkut masalah etika. Dasar pikiran
teologisnya mempunyai pandangan moralistic tentang kehidupan. Kenyataan
kehidupan yang utama dan tidak bisa dihindari adalah kejelekan. Baik adalah
baik dan jelek adalah jelek.menolak adanya kejelekan yang terpisah sama dengan
mempertalikan atau menghubungkan kejelekan pada tuhan. Ini tidak mungkin. Oleh
karena itu, kejelekan tentu merupakan sesuatu yang berdiri sendiri secara
terpisah. Moralitas Zoroaster diungkapkan dalam tiga kata, yaitu humat, hukht,
dan huvarst. Pikiran baik, perkataan baik dan perbuatan baik.
Dalam
teks yang di nisbahkan pada Adhurbadh, orang yang sering dianggap sebagai pelopor
ajaran Zoroaster ortodoks, keseluruhan ditekankan kepada sikap yang tidak
berlebih-lebihan serta menghindari sikap ekstrim, hendaknya manusia menikmati
hal-hal yang baik di dunia sambil mempersiapkan diri, dengan prilaku yang benar
dan masuk bagi kehidupan abadi diakhirat.
f.
Peribadatan
Dalam
salah satu butir teks beberapa perkataan adhurbadh bin mahraspand ayat 72
disebutkan pergilah ke kuil api tiga kali sehari dan bacalah doa api
.kelanjutan ayat tersebut mengatakan bahwa siapa yang paling sering pergi ke
kuil api dan membaca doa api akan menerima banyak barang duniawi dan kesucian.
Zoroaster mewajibkan kepada para
pengikutnya untuk beribadat lima kali sehari. Ketika matahari terbit, ketika
tengah hari, ketika matahari terbenam, waktu setengah hari seperti waktu ashar,
tengah-tengah antara tengah hari dan waktu matahari terbenam. Bagi agama
Zoroaster, selama musim panas doa-doa yang dibaca pada tengah hari berfungsi
membantu orangyang saleh untuk berfikir tentang kebenaran serta tentang
kejayaan kebaikan sekarang dan yang akan datang sedangkan selama musim dingin
adalah merupakan peringatan tahunan akan adanya kekuatan kejahatan yang mengancam dan perlunya bertahan
terhadapnya.
Tambahan baru lainnya adalah waktu
tengah malam yang tenggang waktunya sampai saat matahari terbit. Doa ini
dipersembahkan bagi Sraosha tuhannya doa.
Doa atau sembahyang lima kali sehari
merupakan kewajiban yang mengikat bagi para pemeluk agama Zoroaster, bagian
pengabdian wajibnya pada Tuhan, dan senjata did lam bertarung melawan
kejahatan.
Bentuk dan isi sembahyang yang dikenal
dari praktek yang ada adalah sebagai berikut:
§ Mempersiapkan diri dengan mencuci wajah,
tangan dan kaki dari kotoran debu
§ Melepas tali kawat suci dan berdiri
dengan tali dipegang dengan kedua tangannya di mukanya, tegak lurus dihadapan
penciptanya, matanya menatap symbol kebajikan, api kemudian berdoa pada
ohrmazd(ahura mazda),mengutuk Ahriman (sambil memukul-mukulkan ujung kawat
dengan penghinaan), memasang tali kawat lagi masih berdoa. Keseluruhan pelaksanaan
memakan waktu lima menit.
Di samping kewajiban individu diatas, para pengikut
Zoroaster masih mempunyai kewajiban bersama yaitu merayakan tujuh macam
peringatan hari besar tahunan. Waktu peringatan berbeda-beda :
§ Pertengahan musim semi
§ Pertengahan musim panas
§ Pertengahan musim dingin
§ Upacara khusus bagi kelahiran
§ Menginjak usia pubertas
§ Perkawinan
§ Kematian
g.
Pengadilan saat kematian
Ajaran
agama Zoroaster tentang nasib roh setelah mati terlihat sangat jelas. Konsep
kitab Avesta memberi dasar ajaran ini dan teks ini telah disalin dengan sedikit
bervareasi di dalam kitab Pahlavi. Setiap roh manusia setelah meninggalkan
kehidupan dunia ini akan bergentayangan menunggu selama tiga hari di dekat
jasad yang sudah menjadi mayat. Pada hari keempat, roh menghadapi pengadilan
diatas ”jembatan pembalasan”, jembatan yang dijaga oleh dewa rashu yang
bertindak sebagai hakim yang secara sangat adil menimbang perbuatan baik dan
buruk manusia. Jika perbuatan baiknya lebih berat, roh tersebut di ijinkan
langsung menuju surge, tetapi jika perbuatan buruknya lebih besar, roh tersebut
ditarik dan dimasukan ke dalam neraka apabila perbuatan baik dan buruknya
seimbang, maka roh tersebut dibawa ke suatu tempat yang bernama hamestagan atau tempat campuran.
Neraka di dalam agama Zoroaster
bukan merupakan tempat penyiksaan abadi. Neraka hanya bersifat sementara dan
merupakan tempat penyucian dari noda-noda dosa. Akhir penyucian dosa terjadi
pada pengadilan(nisab) terakhir pada akhir zaman.
h.
Hari kebangkitan
Sebgaimana
dapat dipahami dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, pengadilan roh
pada saat kematian hanyalah merupakan suatu pendahuluan bagi pengadilan akhir
hari kiamat. Perhitungan terakhir, menurut agama Zoroaster, juga hanya berupa
tiga hari”penyucian” di dalam logam yang meleleh dan setelah itu roh-roh
terkutuk bangkit dari neraka dan seluruh umat manusia tanpa kecuali berkumpul
dalam surge tempat tinggal ahriman dan syetan-syetan. Tuhan melunakan keadilan
dengan rasa belas kasihan. Dia tidak mempunyai sifat yang kejam dan sama sekali
tidak bisa murka.
Konsepsi surga menurut agama
Zoroaster sangat sederhana,. Surge adalah suatu keadaan yang kembaki kepada
kehidupan dunia yang ideal dipulihkan, suatu kehidupan yang berpusat disekitar
keluarga manusia diaman suami sekali lagi bisa menikmati keintiman istrinya
yang sah dengan disertai anak-anaknya. Kehidupan disurga adalah penyempuranaan
alami daripada kehidupan di dunia dengan kekecualian manusia tidak lagi
mempunyai nafsu makan dan merupakan tempat para roh memujiohramzd dan
Ahmaraspand dengan keras. Disana seluruh keluarga manusia berkumpu dalam suatu
kehidupan abadi dan kenikmatan yang abadi pula. [5]
i.
Konsep Api dalam ajaran agama Zoroaster
Zoroaster menganjurkan pengikutnya untuk
senantiasa menyalakan api suci di tungku-tungku api yang terdapat di setiasp
kuil peribadatan. Api tersebut harus selalu menyala dan memancarkan cahaya.
Tungku api itu dijaga dan diurus oleh para prmimpin agama(magi), rohaniwan
muda, juga oleh para pendeta kuil. Setiap hari, mereka selalu memasukan kayu
cendana ke dalam tungku api sebanyak lima kali,atau kayu lain yang mengeluarkan
aroma wewangian khas, juga menaburkan serbuk-serbuk dan cairan wewangian
sehingga udara di dalam kuil selalu terasasegar dan harum semerbak. Mereka juga
merapalkan doa dan melaksanakan ritual keagamaan disekitar api tersebut. dalam
tradisi zoroastrianisme, ketika akan mendirikan sebuah kuil api baru, mereka
diharuskan menyalakan api terlebih dahulu pada Sembilan buah lilin atau obor .
nyala api dioborpertsms kemudian disalurkan untuk nyala api diobor kedua, dan
seterusnya hingga pada obor yang kesembilan. Pengikut Zoroaster meyakini, api
yang menyala pada obor terakhir itulah yang telah sampai pada derajat kesucian
api. Dan dari api kesembilan itu mereka menyalakan api pada tungku kuil baru
tersebut.
j.
Ritus kematian Agama
Zoroaster
Zoroasternisme tidak mengizinkan penguburan dan pembakaran
tubuh orang yang telah meninggal karena dianggap akan menodai air, udara, bumi dan api. Mereka menyelenggarakan ritus kematian
dengan menempatkan mayat di atas Dakhma atau Menara Ketenangan (Tower of
Silence). Di sana terdapat pembagian tempat yang jelas bagi kaum
laki-laki, perempuan dan anak-anak. Adapun tahap-tahap yang dilakukan saat
upacara kematian adalah sebagai berikut:
1. Mayat
dibiarkan di dalam sebuah ruangan di rumah selama tiga hari sebelum dibawa ke
Dakhma, tempat untuk melaksanakan upacara kematian.
2. Sesudah
itu, mayat lalu dibawa ke Dakhma atau Menara Ketenangan.
3. Di
sana mayat akan ditelanjangi dan ditidurkan di atas menara yang terbuka dan
dibiarkan agar dimakan oleh burung-burung.
4. Sisa-sisa
tulang kemudian dibuang ke dalam sumur.
k.
Upacara Keagamaan
Sehari-hari dan hari raya
untuk melangsungkan upacara keagamaan
sehari-hari, penganut Zoroaster tidak diharuskan pergi ke kuil. Mereka dapat berdoa
di mana saja seperti di gunung-gunung, sungai-sungai, ladang-ladang ataupun di
rumah. Mereka dapat
menyampaikan nazar, penyesalan
dosa,ungkapan terima kasih, dan sebagainya. Waktu yang dirasakan tepat
untuk melakukan upacara agama sehari-hari adalah di pagi hari. Zoroastrianisme
mempunyai beberapa hari raya atau disebut Gahambars. Perayaan Tahun Baru (Naw
Ruz atauNoruz) merupakan hari raya yang dirayakan paling
meriah. Selain itu, ada juga Festival Seribu Hari (Sada) yang
dirayakan di dekat sungai, Pengenangan akan orang-orang yang telah meninggal,
dan perayaan Ulang Tahun Zoroaster.[6]
Daftar
Pustaka:
Sami
bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas
agama-agama,Jakarta: penerbit Almahira,2011.
Arifin,
prof.HM, menguak misteri ajaran
agama-agama besar,Jakarta:PT Golden Trayon Press, 1986.
Ali
Mukti,H.A, Agama-Agama di Dunia,Yogyakarta:
PT. Hanindita Offset, 1988.
http/www.wikipedia.com,
senin 18-03-2013, 14.24.
[1]Sami bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas
agama-agama,Jakarta: penerbit Almahira,2011, h.465-466
[2] Prof. HM.Arifin, menguak
misteri ajaran agama-agama besar,Jakarta:PT Golden Trayon Press, 1986,h.19
[3] H.A Mukti Ali, Agama-Agama di
Dunia,Yogyakarta: PT. Hanindita Offset, 1988,h.270
[4] Ibid h.19-21
[5] Ibid h.271
[6] http.www.wikipedia.com.senin18-03-2013, 14.24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar