Sejarah dan perkembangan agama jain
Agama jain adalah sebuah agama monastic kuno dari india. Agama ini
menolak otoritas weda sebagaimana halnya agama budhha. Agama ini muncul pada zaman wiracarita yakni masa akhir zaman
brahmana, ketika ada perdebatan antara aliran teistis dan non teistis. Menurut
Jhon A Hutchison agama ini juga agama budhha
muncul di zaman heresies (zaman pilihan) yang timbul karena dua alasan.
·
pertama karena waktu itu orang tidak mengakui adanya otoritas
sacral Weda. Kemudian
·
kedua yakni pada waktu itu orang menolak batu ujian ortodoksi hindu
yaitu apa yang disebut kasta.[1]
Perkembangan
Jainisme
·
Pemikiran Mahavira disebar melalui padato-pidato dan
ceramah-ceramah diberbagai kota di india. Dari perjalanannya itu kemudian
pengikut jaina lebih kurang satu juta orang dan semuanya berada di india
seperti agama hindu, pada keseluruhannya tara sosial dan penidikan
mereka bersifat tinggi.[2]
·
Dewasa ini ada lebih dari 8 juta pengikut agama ini. Mereka
terutama ditemukan di India. Secara sosial, biasanya para penganut Jainisme
termasuk golongan menengah ke atas. Agama Jaina itu mewariskan
bangunan-bangunan kuil yang amat terkenal keindahan arsitekturnya di India dan
senantiasa dikunjungi wisatawan.[3]
·
Agama jinisme dikenal di Asia Selatan (India) dan disebarkan oleh
Vardamina (546 SM) yang berasal dari keluarga yang sangat berkuasa pada masanya.
Kitab Suci
Menurut Shri Krishna Saksena isi kanon Jainisme
secara sistematik terdiri dari 12 anga, dan anga yang terakhir dibagi menjadi
14 purwa, 5 prakarana dan literature sutra yanglain. Menurujt jainisme kanon
yang orisinal sejak zaman Thirtankara yang pertama terdiri dari dua buah buku
suci yaitu, 14 Purva dan 11 anga. Namun akhirya keempat belas purva tersebut
diperdebatkan antara sekte digambara dan svetambara, terutama karna hanya
diberlakukan oleh sthulabadra. Kanon-kanon yang lain kurang begitu
dipermasalahkan. Kemuadian kesebelas anga diatas terdiri dari 45 teks selain
itu masih ada pula 12 upanga. 10 painna, 6 Chhedasutra, nandi dan anoyogdavara
serta 4 mulasutra.[4]
Konsepsi tentang tuhan
·
jainisme
menolak adanya tuhan yang dianggap sebagai pencipta atau penguasa dunia ini.
Penyebutan ini didasarkan pada corak paha agama tersebut tentang apa yang
disebut tuhan.
·
Jain mengakui keberadaan
apa yang disebut sang “Maha Kuat”, namun mengatakan bahwa sang maha kuat
tersebut termasuk pula manusia, semuanya terbelenggu dalam alam dosa dengan
sedikit atau tanpa ada kesempatan untuk melarikan diri darinya.[5]
·
Jainisme merasa
tuhan-tuhan itu tidak ada perlunya karena manusia sendiri mampu mencapai
kelepasan melalui kekuatannya sendiri tanpa harus bergantung secara neurotic
terhadap kekuatan-kekuatan lain diluar dirinya. Kedua, karena tuhan-tuhan itu
malah seolah-olah dianggap sebagai hal yang dijelaskan berdasarkan
prinsip-prinsip irasional.[6]
Konsepsi
tentang alam
Jainisme menganut filsafat dualisme, yaitu
membagi alam saemesta ini menjadi dua kategori:
·
zat yang hidup
(jiva)
·
zat yang tidak hidup (ajiva). Ajiva memiliki
lima substansi yaitu benda (pudgala), dharma, adharma, ruang (akasa) dan waktu
(kala). Unsure jiva dan keenam unsure ajiva tersebut disebut denga enam dravya.
Menurut ajaran agama jain substansi jiva dan
ajiva adalah kekal, tidak diciptakan, tidak ada permulaan dan tidak berakhir.
Etika
penganut agama Jain
Masyarakat jainisme terdiri atas pendeta, biara
dan orang kebanyakan. Hanya ada lima disiplin spiritual didalam jainisme. Di
dalam kasus kependetaan disiplin ini benar-baner ketat, kaku dan sangat
fanatik. Sementara dalam kasus orang umum hal itu bisa di modifikasi.
Untuk pendeta
ada lima sumpah yang disebut “sumpah besar” (maha-vrta), sementara bagi orang
umum disebut ‘sumpah kecil’ (anu-vrta). Kelima sumpah tersebut adalah
·
ahimsa (non kekerasan)
·
satya (kebenaran di dalam
pikiran)
·
asteya (tidak mencuri)
·
brahmacharya (berpantang
dari pemenuhan nafsu baik pikiran, perkataan maupun perbuatan)
·
aparigraha (ketakmelekatan dengan pikiran,
perkataan dan prbuatan). Dalam hal orang umum, aturan ini bisa di modifikasi
dan disederhanakan.[7]
Untuk orang
awam ada 12 atauran yang semula berasal dari aturan pendeta. Keduabelas aturan
tersebut adalah
1.
Tidak pernah
menyengaja melenyapkan kehidupan dari makhluk ang berorgan indra
2.
Tidak pernah
berbohong
3.
Tidak mencuri
4.
Tidak berzina
5.
Tidak tamak
6.
Menghindari
godaan-godaan
7.
Membatasi
jumlah barang yang dipakai sehari-hari
8.
Menjaga hal
yang berlawanan dengan usaha untuk menghindari dari kesalahan-kesalahan
9.
Menjaga
periode-periode meditasi yang telah dicapai
10.
Mengamati
periode-periode penolakan diri
11.
Memanfaatkan
periode-periode kesempatan menjadi pendeta
12.
Member sedekah
Umat awam juga memegagap prinsip ahimsa, dengan
melakukan diet vegetarian dan selanjutnya melarang diri makan telor. Sekalipun etika awam sudah cukup bagi mereka yang ternassuk
kelompok awam agama Jainisme, namun masih terbuka lebar kesempatan bagi
kelompok awam ini untuk mengikuti etika pendeta yang lebih tinggi yang lebeih
berat seperti:
·
Digvitapati : membatasi jarak antara yang
dia inginkan dan dia tuju
·
Anarthadandavirati : bergantununtuk mengikatkan diri pada
segala sesuatu bahwa sesuatu itu secara ketat tidak melekat pada dirinya
·
Upabhogaparibhogaparimana
:meletakan sesuatu pada ukuran tertentu terhadap banyaknya makanan, minuman,
barang-barang yang di sukai dan menghindari isi samping dari keenakan-keenakan
kasar atau badani.
Selain
itu kelompok awam juga tidak melarang melakukan empat disiplin sumpah yang di
maksud siksavrata yaitu.
·
Desavirata :mengurangi medan gerak yang di inginkan
·
Samayika :menagung gerak dan tindakan yang
berdosa dengan cara duduk tanpa bergerak dan fikiranya bermeditasi pada
benda-benda yang mulia dan suci
·
Pausadhopavasa: hidup
sebagai seorang pendeta setiap tanggal 8,14,15
·
Atithisamvibaga: memberi
bagian bagi para tamu, memberi sedekah parapendeta apa saja yang mereka
inginkan[8]
Kewajiban para
Pendeta
Parsva
dan Vardhamana Mahavira telah menetapkan limansumpah atauutara yang wajib di
sampaikan oleh para pendeta secara ketat jika memang ingin bebar-bebar
menjalankan usaha untuk memperoleh pengetahuan agung dan kebahagiaan abadi atau
nirwana. Kesungguhan menjalankan lima sumpah ini di sebut diska. Sisi dari
kelima sumpah tersebut adalah:
1. Menghindari menyakiti atau membunuh mahluk
hidup.
2. Tidak melakukan kebohongan dan senantiasa
melakukan kebenaran
3. Menghindari diri dari perbuatan mencuri
4. Menghindarkandiri dari menikmati kehidupan
seksual dan keharusan tidak menikah.
5. Menghindarkan diri darinsemua keinginan
duniawi, khususnya kkeinginan untuk memiliki keinginan pribadi.
Para pendeta
yang sudah memantapkan diri melaksanakan sumpah di atas agar dapat bertahan dalam kondisi semacam itu
, maka perlu di topangoleh tujuh disiplin didup.
1. Harus menjaga asvara atau masuknya benda karma
ke dalam juwa
2. Untuk menghindaridosa, dia harus memperhatikan
lima samiti yaitu berhati-hati ketika berjalan, berbicara, mengumpulkan
sedekah, mengambil atau meletakan barang atau mengosongkan tubuh.
3. Wujud penderita, sebagai akibat dari
tercamurnya benda-benda ke dalam jiwa bagi seorang pendeta hendaknya ia
memperoleh kebajikan
4. Guna merealisasikan kehidupan suci yang
benar-benar di cari oleh mereka itu maka di perlukan 12 refleksi
5. Menjaga jalan hidup yang benar untuk mencapai
kesempurnaan hidup dan wajib menghilangkan samasekali karmanya.
6. Tingkah laku yang terdiri dari contol.
7. Para pendeta melakukan kehidupan asketik atau
melakukan kehidupan sederhana[9]
Praktek Ritual
Agama Jain
6
Ritual penting
·
Samayik (kedaan keseimbangan) :adalah salah
satu praktek ritual yang paling penting dari Jainisme di mana kami mencoba
untuk mendekati jiwa kita. Selama samayik, kita duduk di satu tempat selama
empat puluh delapan menit mengisolasi diri dari rumah tangga sehari-hari,
sosial, bisnis, atau kegiatan sekolah.
·
Chaturvimsati (menyembah 24 tirthankara) :merupakan
ritual keagamaan penting Jainisme. Ketika seseorang mencapai Sambhav di
Samayik, orang berpikir tentang mereka kepribadian yang besar yang menunjukkan
jalan `samta`. Yang berikutnya juga berpikir tentang Gunas mereka
(karakteristik). Ini adalah konsep di balik chaturvimsati. Vandan (menawarkan salam ke saddhus
(bikhu) atau sadvhis (bikhuni)
·
Selama vandana, kita tunduk kepada
para biarawan dan biarawati dan mengungkapkan rasa hormat kita kepada mereka.
Mereka adalah pemandu agama kita saat ini, dan preceptors. Sementara
membungkuk, kita menjadi rendah hati, dan dengan demikian, ini membantu kita
untuk mengatasi ego dan amarah.
·
Pratyakhyan (penolakan) :Ini adalah penolakan formal kegiatan
tertentu, yang mengurangi atau menghentikan aliran dari karma. Pratyakhyan
membantu kita untuk belajar mengendalikan keinginan kita dan mempersiapkan kita
untuk penolakan yang lebih besar. Selain
enam ritual penting diatas umat jain juga taat melaksanakan ibadah harian atau
pemujaan harian yakni penyembahan terhadap berhala. dalam penyembahan berhala
ada tiga tingkatan atau tiga taha yakni puja,
vandan kirtan dan aarati.
Puja dalam penyembahan ini ada 8 macam yakni:
1.
Jala (Air) Puja: Air melambangkan laut.
2.
Chandan (Sandal kayu) Puja: Chandan melambangkan Pengetahuan
(Jnan).
3.
Pushpa (Bunga) Puja: Bunga melambangkan perilaku. cinta dan
kasih sayang terhadap semua makhluk hidup.
4.
Dhup (Dupa) Puja: Dhup melambangkan kehidupan pertapa
5. Deepak (Candle)
Puja: Nyala Deepak merupakan Kesadaran Murni
atau Jiwa tanpa perbudakan
atau Jiwa
Dibebaskan
6. Akshat (Beras)
Puja: Beras rumah tangga adalah jenis biji
gandum, yang non-subur
7. Naivedya
(Manis) Puja: Naivedya
melambangkan makanan lezat
8.
Fal (Buah) Puja: Buah melambangkan Moksha atau
Liberation
·
Puja khusus (poojan)
Ada beberapa macam puja khusus ini
diantaranya yakni:
1.
Snatra puja : Ini melambangkan tirthankara
yang mandi digunung meru bersama dewa dewi, poojan selalu dilakukan sebelum
setiap puja, pujan, pada perayaan ulang tahun, selama pembukaan usaha baru, dan
pindah rumah dll.
2. Panch Kalyanak
puja
: Puja ini
memperingati lima peristiwa besar kehidupan theTtirthankar itu. Puja ini dilakukan dalam setiap acara yang baik.
Lima kalyanks adalah konsepsi, kelahiran, penolakan, kemahatahuan,
dan Moksha.
3. Antaray Karma
puja
: Ada delapan
poojas, sangat mirip dengan Ashta Prakari Pooja. Dalam poojas, menyebutkan tentang, bagaimana orang yang berbeda
menciptakan antraykarmas dan mereka mampu menghapus hambatan tersebut setelah melakukan
poojas ini.
·
Pujan yakni Sebuah ritual panjang
yang hampir berlangsung sepanjang hari dan dilakukan oleh orang-orang yang
sangat terpelajar dan melibatkan banyak orang dalam upacara. Mereka dilakukan
sesekali seperti saat baru upacara pembukaan candi, setelah penebusan dosa
khusus seseorang seperti varshitap dll.
Perayaan
Dlam Agama Jain
Festival keagamaan atau parvas biasanya menurut tanggal pada
kalender lunar. Ini bervariasi dari dua belas hari dalam satu bulan untuk satu
atau dua hari dalam setahun. Jain mengamati penebusan dosa dan melakukan
praktik keagamaan dengan tingkat intensitas yang berbeda. Mereka penting dan hari-hari
yang biasa terlihat adalah sebagai berikut.
·
Dua belas tithies:Dua belas tithis di
setiap bulan-2, 5, 8, 11, 14 dan 15 hari masing-masing setengah
siklus bulan. Kebanyakan Jain mengamati lima hari, Shukla 5th, dua 8th dua hari ke 14. Jain shastra menunjukkan Aaushyaabandh untuk kehidupan selanjutnya terjadi pada salah satu dari hari-hari ini.
siklus bulan. Kebanyakan Jain mengamati lima hari, Shukla 5th, dua 8th dua hari ke 14. Jain shastra menunjukkan Aaushyaabandh untuk kehidupan selanjutnya terjadi pada salah satu dari hari-hari ini.
·
Hari Tahun Baru:Kartak shukla akam gautam
berenang yang Keval ghyan hari
·
Ghyan panchmi:Ghyan panchmi - 5 hari
Tahun Baru. Upaya terkonsentrasi terhadap menghapus ghyanavarniya karma. Kitab Suci disembah dengan
besar pengabdian. Buku dibersihkan dan diperbaiki jika
diperlukan.
·
Chaumasi chaudas:Tiga Shukla Chaudas di
bulan Kartak, Falgun dan Ashadh.
·
Dev Diwali atau Kartak poonam:Akhir
Chaturmas atau musim hujan-sadhus Restart vihar dan pegunungan shatrunjay membuka kembali bagi para peziarah
·
Mauna agiyaras:Ini adalah hari yang
sangat menguntungkan sebagai benar-benar 150 Kalyanaks (dalam 10 bhumies karma) telah terjadi. Dalam Bharat itu adalah
hari ulang tahun Diksha kalyanak dari 18th Tirthankar Aarnathj, kevalghyan
kalyanak, untuk ke-21 Tirthankar Neminathji dan Kelahiran, Diksha dan Keval
ghyan kalyanak untuk ke-19 Tirthankar Mallinathji. Setiap kegiatan relegious
dilakukan pada hari ini lebih
bermanfaat
daripada hari lain.
Terutama kita
mengamati diam, tetap dalam meditasi sepanjang hari. Cepat dilakukan pada hari ini memberikan buah dari 150
puasa.
·
Poh dasmi: Tiga hari puasa (sebagian
atau lengkap) jatuh pada VAD 9, 10 hari-11 margshirsh.Three kalyanaks dari 23
Tirthanker Parshvanathji di Magshirsh.
·
Navpad:Oli Parva - puasa parsial, satu
kali makan sehari tanpa vigai, sembilan hari
berurutan dan meditasi diarahkan ke Navpad atau siddhachakra Aradhna, biasanya
jatuh pada (April dan Oktober) Lunar bulan Chaitra & Aso dari 7 hingga hari ke-15.
berurutan dan meditasi diarahkan ke Navpad atau siddhachakra Aradhna, biasanya
jatuh pada (April dan Oktober) Lunar bulan Chaitra & Aso dari 7 hingga hari ke-15.
·
Mahavir Janma:Chaiitra shukla teras
Anda simbolik snatra pooja dilakukan. Jain berkumpul untuk mendengarkan Pesan Mahavirs, presentasi dramatis
Trishlas mimpi dan kelahiran
Bhagwans.
·
Akshay trutiya:Vaishak shukla
trija-Bhagwan Rishabhdev bisa mendapatkan yang tepat alm (denganair tebu)
setelah 400 hari puasa. Jain memberi penghormatan kepada Palitana atau Hastinapura Tirth hari ini.
·
Paryushan parva:Parva ini dikenal
sebagai raja semua parvas Kehidupan Mahavirs.Digmbers merayakan selama sepuluh
hari - setiap hari selama 10 atribut nyata jiwa juga disebut Das-Lakshna parva.
·
Perayaan Diwali:Perayaan Diwali menandai
peringatan Mahavira. Ketika Mahavir
meninggalkan
tubuh-Nya di bumi selamanya, itu adalah malam gelap Aso Amas. 18 Kings di jemaat memutuskan untuk menerangi
lampu-Divas. Ini menciptakan cahaya yang luar biasa. menandakan bahwa pengetahuan
Mahavir masih hidup.
[1]
Ali, Mukti, Agama-agama di Dunia, (Yogyakarta: IAIN SUNAN KALI JAGA
PRESS, 1988)h, 151
[2] Muhammad Mardiansyah, Agama Sikh Dan Jain, diakses pada tanggal 21 maret, dari http://ardiceper.blogspot.com/2012/05/agama-sikh-dan-jain.html
[3].
http://arifuddinali.blogspot.com/2011/12/jainisme.html.
[7]
I.B. Putu Suamba, Dasar-dasar Filsafat India, h. 319.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar