AGAMA ROMAWI
Pendahulan
Pra- Romawi
Klasifikasi
sejarah Dunia
I.
Dunia
Purba (40000 SM-500 SM)
Eropa : komunitas pertanian terbentuk di Eropa
bagian tenggara sekitar tahun 600 SM. Komunitas seperti itu baru muncul di
Eropa barat-laut pada tahun 4000 SM. Dikawasan pantai Atlantik, sebuah
kebudayaan maju mulai membangun berbagai gundukan tanah, henge, dan lingkaran batu sekitar tahun 4000 SM. Penemuan tertua
berasal dari Irlandia, dan terdapat sejumlah contoh serupa yang menarik di
Inggris, Skotlandia, dan Bittany (Prancis). Kemudian, pada priode hingga tahun
500 SM, bangsa Celtik mendominasi Eropa walaupun peradaban termaju pembangunan
kota adalah bangsa Mycenae di Yunani dan Etruscan di Italia.[1]
II.
Dunia
Klasik (499 SM-500 M)
Eropa
: di Eropa muncul dua kebudayaan besar, pertama di Yunani, kemudian di Roma.
Kebudayaan lainnya, seperti Celtik, ditaklukkan dan diserap. Antara tahun
400-300 SM, bangsa yunani klasik menguasai kawasan Laut Mediterania. Namun,
negara-negara kotanya yang merdeka saling berperang, dan akhirnya meruntuhkan
mereka sendiri. Sementara itu di Italia, kota Romamenyerap cara Hidup bangsa
Yunani, dan terus mengembangkan kekuasaanya. Pada tahun 100 M, Roma membentuk
sebuah kerajaan raksasa yang membentang dari Arabia sampai ke Skotlandia.
Melalui penaklukan, Roma menyebarkan agama baru, Kristen, diseluruh wilayahnya.
Namun pada tahun 400 M, peradaban besar ini mulai runtuh.[2]
Kiranya
dengan kita mengetahui sejarah Dunia Eropa, kita dapat memahami situasi bangsa
Romawi dan kita dapat mengklasifikasi sejarah-sejarah terbentuknya bangsa
Romawi dan Runtuhnya bangsa Romawi, selain itu perlu halnya kita sebagai anak
perbandingan agama mengetahui agam yang dianut oleh bangsa romawi dari
terbentuknya bangsa itu sampai runtuhnya dan sampai saat ini.
1.
Sejarah
Kerajaan (753-509 SM)
-Terbentuknya
Romawi
Kota
Roma didirikan oleh suku bangsa local yang telah membangun perkemahan di tujuh
bukit di sekeliling Roma pada 753 SM.
Menurut
legenda, Roma didirikan oleh dua orang kakak beradik, Romulus dan Remus, cucu
raja Numitor. Sodara raja yang jahat,
Amulius, memasukan kedua bersaudara yang masih bayi itu kesebuah keranjang lalu
dibuang ke sungai Tiber. Tetapi mereka diselamatkan dan disusui oleh serigala
betina. Mereka mendirikan Roma. Namun keduanya bertikai dan Remus terbunuh.
Romulus kemudian menjadi raja yang pertama.
Dikisahkan
pula dalam buku “Ensiklopedia Atlas Agama-Agama”. Bahwasanya, Amelius mencuri
tahta kerajaan sodaranya yaitu Numitor dan membuang kedua cucunya (Romulus dan
Remus) ke sungai Tiber. Namun keduanya disusui oleh serigala betina dan dirawat oleh penggembala hingga
besar. Hingga keduanya mampu membunuh
Amelius dan mengembalikan tahta kakeknya. Selain itu konon bahwa Romulus dan
Remus keturunan Dewa Venus. Namun bukti ilmiah mengatakan bangsa Etruscan-lah
yang pertama kali membangun Roma ketika mengekspansi Italia Tengah dan Selatan.[3]
Dikisahkan
pula bahwa Roma awal diperintah oleh raja local dengan Romulus sebagai penguasa
pertama. Warga Roam tediri atas orang Sabin dan Latin, yang bersatu untuk
membangun sebuah kota. Dan menganggap bangsa Romawi. Bangsa ini mendapat
pengaruh dari daerah-daerah utara tetangga seperti: Etruscan, Para Pedagang
Yunai dan Katago yang membawa berbagai pemikiran baru mengenai kebudayaan dan
masyarakat.
-Bangsa
Etruska
Bangsa
ini kerajaannya disebut Etruria, terbentuk sekitar (800 SM). Terdiri atas:
petani, pengrajin logam, pelaut, dan pedagang. Bangsa ini menyukai music,
permainan dan perjudian. Selain itu di pengaruhi bangsa Yunani, mengadopsi
abjad Yunani, mengenakan Himaton (Jubah), dan menyembah para dewa Yunani.
Banyak cara hidup mereka diambil oleh bangsa Romawi. Akirnya orang Romawi juga
mengambil alih kebudayaan gaya Yunani sebagai kebudayaan utama mereka.[4]
-7
Raja Romawi
Romulus
Romulus
adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma. Romulus mendirikan Roma di atas
bukit Palatine. Romulus mengizinkan semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun
budak, untuk datang dan menjadi warga
Roma.[5] Untuk
menyediakan istri bagi warganya, Romulus menculik wanita-wanita kaum Sabin
sehingga kerajaan Sabin memerangi Roma.[6]
Setelah berperang dengan kaun Sabin, Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus Tatius.[7],[8]
Pada masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan Fidenate dan
Veii.[9]
Romulus
memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat sebagai dewan penasihat bagi raja.[10]
Setelah penggabungan dengan Sabin, Romulus menambah lagi 100 sebagai senat.
Romulus membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae (golongan), dinamai
berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam menghentikan perang
antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan tiap Curiae berkumpul
membentuk Dewan Curiata. Setelah kematiannya pada usia 54 tahun, Romulus dipuja
sebagai Quirinus, dewa perang.
Numa Pompilius
Setelah
kematian Romulus, terjapada masa interregnum selama satu tahun dimana, \orang anggota senat terpilih
memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih Numa
Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia dipilih karena
reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman. Meskipun awalnya Numa tidak
mau menerima jabatan kerajaan, ayahnya meyakinkannya untuk menerima posisi itu
sebagai cara untuk melayani para dewa.
Masa
pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan reformasi keagamaan.
Numa membangun\ kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga
Roma. Numa kemudian menutup pintu kuil tersebut untuk menunjukkan keadaan
damai. Numa juga banyak menetapkan dan mendirikan
jabatan keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta, Pontifex Maximus, Salii, flamine. Numa mereformasi kalender Romawi dengan menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga totalnya menjadi 12 bulan.
Numa mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik untuk menciptakan aministrasi yang
lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan membentuk serikat
dagang. Tradisi mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Numa perisai Jupiter jatuh dari langit, dengan masa depan Roma tertulis di atasnya. Numa
memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami.
Tullus Hostilius
Tullus
Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah
keagamaan. Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan kerajaan Alba Longa dan
mengambil seluruh penduduknya.
Dia juga berperang dengan kerajaan
Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia
Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
Dalam
suatu cerita, Tullus mengabaikan para dewa hingga akhirnya ia jatuh sakit.
Tullus kemudian memanggil Jupiter dan memohon pertolongannya namun
Jupiter membakar sang raja dengan petirnya. Tullus memerintah Roma selama 31
tahun.
Setelah
kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa
Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih
suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan
kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu
dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia juga
membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber. Setelah memimpin selama 25 tahun,
Dia meninggal secara alami seperti kakeknya, menandai berakhirnya pemerintahan raja
Latin-Sabin di Roma.
Tarquinius Priscus
Tarquinius
Priscus merupakan keturunan Etruska. Setelah pindah ke Roma, dia diadopsi oleh
Ancus Marcius. Dalam masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan
melawan kerajaan lain dan membuat Roma memperoleh banyak harta rampasan perang.
Dia
menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat. Dia juga menambah
jumlah tentara menjadi 6.000 infantri dan 600 kavaleri. Dia membangun kuil Jupiter, \\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
Setelah
menjadi raja selama 25 tahun, dia dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.
Servius Tullius
Tarquinius Priscus digantikan oleh menantunya, Servius
Tullius. Servius adalah raja Roma kedua yang merupakan keturunan Etruska.
Servius mengadakan sensus penduduk pertama dan membagi-bagi
penduduk Roma berdasarkan tingkat ekonominya dan wilayah geografisnya. Dia mendirikan
Dewan Centuria dan dewan Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia
memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan
menantunya (Tarquinius
Superbus).
Tarquinius Superbus
Tarquinius
Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius
Superbus juga adalah orang Etruska. Tidak seperti raja-raja sebelumnya, masa
pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga
rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai berakhirnya
pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik. Sementara Tarquinius Superbus
melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal dunia pada 496 SM.
Republic (509-27 SM)
-Awal
Republic
Sekitar
tahun 500-an SM, ketika demokrasi sudah dimulai di Athena, para aristokrat
Romawi memutuskan bahwa mereka tak mau lagi dipimpin oleh raja-raja Etruska. Para
raja memang bertugas secara baik untuk rakyat miskin, namun golongan orang kaya
menginginkan lebih banyak kekuasaan. Akan tetapi kelompok kaya tidak bisa
begitu saja menyingkirkan raja. Mereka memerlukan bantuan dari orang miskin.
Jadi mereka berjanji kepada kaum miskin bahwa orang miskin akan memperoleh
lebih banyak kekuasaan dalam pemerintahan yang baru, jika mereka bersedia
membantu menyingkirkan raja. Kaum miskin bersedia membantu, dan bersama-sama
mereka menggulingkan kekuasaan raja.
Akan
tetapi, kaum miskin tetap saja tidak memperoleh kekuasaan seperti halnya kaum
miskin di Athena.
Setelah
beberapa tahun, kaum miskin Romawi tetap merasa bahwa mereka kurang
diperhatikan. Mereka memaksa para aristokrat setuju bahwa kaum miskin dapat
ikut memilih Tribunus. Tribunus sendiri harus dipilih dari golongan miskin, dan
mereka mengikuti rapat Senat. Mereka berhasil memveto keputusan Senat yang
sekiranya dapat berakibat buruk bagi kaum miskin. Veto artinya "Aku
melarangnya" dalam bahasa Latin, dan itu bermakna bahwa Tribunus dapat
mencegah diberlakukannya hukum apapun yang sekiranya buruk bagi orang miskin.
-Republik
Romawi
Kini
Romawi mulai menaklukan Italia selatan. Mereka menggunakan gagasan-gagasan
bagus untuk membantu penaklukan mereka. Seperti halnya Aleksander Agung, Romawi
mengumumkan kepada semua orang bahwa jika ada kota yang membutuhkan bantuan
dalam peperangan, maka Romawi akan dengan senang hati membantu. Dengan segera,
sebuah kota meminta pertolongan karena diserang oleh tetangganya. Romawi
mengirimkan pasukan dan mengusir si penyerang. Akan tetapi, setelah perang
selesai, Romawi menyatakan bahwa akan menempatkan sejumlah tentara Romawi di
kota tersebut, untuk menjaga keamanan di sana. Namun jika ada tentara Romawi
yang tinggal di suatu kota, maka kota tersebut secara tidak langsung harus
mematuhi segala perintah Romawi.
Selain
iu Romawi juga meniru Persia dan Aleksander dengan menjadikan rakyat kota-kota
taklukan sebagai kota Romawi, dengan demikian rakyat kota yang bersangkutan
juga kan merasa sebagai warga Romawi. Dengan cara inilah Romawi menguasai
seluruh Italia selatan.
-Perang
Punisa (pertama, kedua, ketiga)
Pertama : Pada tahun 274 SM, Romawi telah mengusai seluruh Italia.
Dengan
usaha keras Romawi pada akhirnya berhasil mengalahkan Kartago dan memenangkan
Perang Punisia Pertama. Kini Romawi menguasai seluruh pulau Sisilia, dan
memaksa semua kota di pulau itu membayar pajak kepada Romawi. Romawi juga
menempatkan gubernur Romawi di pulau itu. Romawi belum berhasil menaklukan kota
Kartago, yang terletak di Afrika utara.
Perang
ini berlangsung lama. Bangsa Kartago, di bawa jenderal mereka Hannibal tidak
berhasil menaklukan Romawi, dan Romawi juga tidak mampu mengusir Hannibal
keluar dari Italia. Ribuan orang terbunuh di kedua pihak. Semua gajah perang
Hannibal mati. Bangsa Yunani mengirim beberapa kapal untuk membantu Kartago.
Akan
tetapi pada akhirnya Scipio berhasil mengambil alih Spanyol. Kemudian Scipuo
membawa pasukannya ke Afrika dan menyerang langsung ke ibukota Kartago. Senat
Kartago ketakutan dan meminta Hannibal untuk pulang dan membantu mereka.
Terjadi pertempuran besar di Zama, dekat kota Kartago, pada tahun 202 SM, dan
pasukan Hannibal dikalahkan.
ketiga : Reruntuhan Kartago.
Dengan
demikian Romawi pun mulai bertempur di Yunani, dan dengan cepat mereka bergerak
ke Asia Barat. Mereka memperoleh kemenangan di semua tempat yang mereka
datangi.
Pada
tahun yang sama, Romawi juga berhasil menguasai seluruh Yunani dan menghancurkan
kota Korinthos, tentunya mereka tidak lupa merampas semua harta berharga dari
kota tersebut dan memperbudak semua penduduknya.
-Akhir
Republik
Pada
tahun 146 SM Romawi merupakan satu-satunya kekuatan penting yang tersisa di
Laut Tengah, dan mereka menguasai hampir seluruh daerah pesisirnya.
Namun
muncul masalah di Romawi. Yang pertama, dua bersaudara yang bernama Tiberius
Gracchus dan Gaius Gracchus berusaha mengembalikan sejumlah lahan di Italia
kepada rakyat miskin. Namun para aristokrat di Senat yang kaya tidak mau
menyerahkan lahan kepada kaum miskin. Pada tahun 133 dan 123 SM para senator
dengan banyak pengikut mereka membunuh kedua bersaudara itu dalam dua
kesempatan berbeda. Para Senator tidak dihukum atas kejahatan mereka.
Yang
kedua, orang-orang Afrika yang dulu menyerang Kartago masih membuat masalah.
Banyak pedagang Romawi yang tinggal di Afrika dibunuh oleh mereka. Jadi sekitar
tahun 100 SM Romawi kembali menyerang Afrika. Namun Romawi tidak memiliki cukup
tentara, dan jenderalnya, Marius, memutuskan untuk memasukkan para pria
pengangguran dari kota Roma. Dia berjanji akan memberi mereka hadiah jika
menang.
Yang
ketiga, kota-kota Italia merasa bahwa Romawi tidak memperlakukan mereka dengan
layak Mereka ingin memperoleh hak suara lebih banyal. Jadi pada tahun 80-an SM
terjadi perang melawan kota-kota Italia, di bawah jenderal bernama Sulla.
Perang in disebut Perang Sosial, dari bahasa latin "socii" yang
bermakna "sekutu". Perang ini berlangsung lama dan Romawi menjadi
pemenangnya. Akan tetapi, Marius dan Sulla berebut untuk menjadi jenderal yang
akan bertempur di Asia Barat. Marius menang, namun Sulla membawa pasukannya dan
berarak ke kota Rom. Dia mengancam akan menyuruh pasukannya menyerang Roma jika
Senat tidak memberinya tugas yang diinginkannya. Cara ini berhasil; Sulla pergi
ke Asia barat, dan ketika dia kembali dia mengangkat dirinya sendiri sebagai
diktator, yang berarti dia dapat menyuruh siapapun untuk melakukan apapun tanpa
perlu izin Senat.
Setelah
Marius dan Sulla meninggal, sudah jelas bahwa Senat Romawi tidak cukup kuat
untuk memimpin Romawi. Untuk mengendalikan keadaan, tiga orang bersekutu,
mereka adalah Pompeius (sahabat Sulla), Crassus (seorang kaya), dan Julius
Caesar (sahabat Marius). Mereka menjalankan roda pemerintahan selama kira-kira
sepuluh tahun, sementara Julius Caesar menaklukan Galia (Prancis modern). Namun
Crassus kemudian terbunuh ketika berperang melawan Parthia di Asia Barat, lalu
Pompeius dan Julius Caesar terlibat dalam perang saudara. Lagi-lagi banyak orang
yang terbunuh di kedua pihak. Pada akhirnya Caesar menang dalam Pertempuran
Pharsalus. Pompeius kabur ke Mesir, namun di saan orang-orang Mesir malah
membunuhnya supaya Caesar tidak marah kepada mereka.
Julius Caesar dan Kleopatra
Ketika
Caesar pergi ke Mesir, dia senang ketika tahu bahwa Pompeius sudah mati. Di
sana dia juga bertemu Kleopatra dan membawanya ke Roma. Mereka menjalin
hubungan cinta hingga memiliki seorang anak.
Suatu
hari, Caesar menyatakan diri sebagai diktator. Para Senator merasa bahwa ini
sudah keterlaluan, akibatnya mereka membunuh Caesar pada tahun 44 SM.
Tiga
orang pemuda lalu membentuk kelompok penguasa lainnya, kali ini anggotanya
adalah Marcus Anthonius (sahabat Caesar), Lepidus (seorang kaya), dan
Octavianus (keponakan Caesar). Kelompok ini berakhir seperti halnya kelompok
yang pertama.
Kleopatra
dengan cepat menjadi kekasih Marcus Anthonius. Mereka memiliki tiga orang anak.
Pada akhirnya mereka mencopot Lepidus dari kekuasaannya. Kemudian Anthonius dan
Kleopatra terlibat dalam perang saudara melawan Octavianus. Pada tahun 131 SM
Octavianus mengalahkan Anthonius dan Kleopatra dalam sebuah pertempuran laut di
Actium. Ketika menyadari bahwa mereka sudah kalah, Anthonius dan Kleopatra lalu
bunuh diri sehingga hanya tinggal Octavianus yang tersisa sebagai pemimpin
tunggal Romawi.
Kekisaran (27 SM-475 M)
Setelah
kematian Julius Caesar pada tahun 44 SM, bangsa Romawi memilih kediktatoran
daripada menghadapi kekacauan. Oktavianus, penggantinya, perlahan
meraihkekuasaan, dan menjadi kaisar pertama.
Dinasti Julius-Claudius
(14 M-69 M)
1.Octavianus
(Agustus)
Semua
orang lelah dengan pertempuran dan pertikaian. Dan orang-orang takut terhadap
Octavianus. Jadi ketika Octavianus terus berkuasa seolah-olah dia adalah raja,
tidak ada yang berani melakukan protes. Dia menyuruh rakyat memanggilnya dengan
sebutan Augustus ("Yang Baik") dan bukan Octavianus. Augustus sama
seperti pamannya, Julius Caesar, yang juga ingin menguasai Romawi, tapi
Augustus lebih pintar dalam meraih keinginannya.
2.Tiberius,
Tiberius adalah putra tiri Augustus - dia adalah putra dari istri Augustus,
Livia, dari pernikahan pertama Livia. Dia lahir pada tahun 42 SM. Ayah Tiberius
juga dipanggil Tiberius - namanya adalah Tiberius Nero, dan dia berasal dari
keluarga Claudius - sebuah keluarga yang sangat kaya dan berpengaruh. Ketika
Tiberius berusia tiga tahun, ibunya, Livia, bercerai dengan Tiberius Nero dan
menikahi Octavianus, yang kemudian menjadi kaisar Augustus.
Tiberius
bukanlah penguasa yang baik, dia menghabiskan banyak waktunya untuk berenang
dan berpesta. Dia menyuruh para asistennya untuk melakukan tugasnya. Dan pada
masa inilah Yesus disalib di Yerusalem, tapi kemungkinan Tiberius juga tidak
terlalu peduli. Tiberius meninggal pada tahun 37 M dalam usia 78 tahun. Dia meninggalkan
Romawi kepada Caligula, putra dari keponakannya, dan Tiberius Gemellus,
cucunya.
3.Caligula
(Gaius putra dari keponakan Tiberius)/ Ayah Caligula,
Germanicus, adalah cucu angkat Augustus, sedangkan ibu Caligula, Agrippina Tua,
adalah cucu perempuan Augustus. Caligula lahir pada tanggal 31 Agustus 12 M. memerintah dengan tidak terlalu
buruk, tapi nampaknya dia menderita penyakit mental. Setelah beberapa waktu dia
mulai melakukan hal-hal tak wajar seperti berusaha menjadikan kudanya Senator,
dan berusaha menikahi saudarinya sendiri. Pada tahun 41 M rakyat merasa bahwa
dia sudah sangat keterlaluan sehingga akhirnya para pengawalnya membunuhnya.
4.Claudius
(paman Caligula)/ udius dilahirkan pada tahun 10 SM di kota Lugdunum di Galia
(Lyons, Prancis modern). Ibunya adalah Antonia Minor, putri bungsu Marcus
Anthonius dengan Octavia, dan ayahnya adalah Drusus, adik lelaki Tiberius. Dia
memerintah dengan baik. Pada masa kekuasaannya, Romawi berhasil menaklukan
Britania dan menjadikannya provinsi Romawi. Namun istrinya, Agripinnya,
meracuninya dengan jamur beracun hingga Cladius meninggal.. Claudius meninggal
pada tahun 54 M pada usia 64 tahun.
5.
Agrippina Muda adalah kakak perempuan Caligula. Dia adalah putri Germanicus dan
Agrippina Tua, dan merupakan cicit Augustus. Agrippina lahir di Colonia
Agrippinae (Cologne modern) pada tahun 15 M, jadi dia lebih muda tiga tahun
daripada Caligula. Agrippina disebutkan meracuni Claudius. Setelah itu
Agrippina menguasai Kekaisaran Romawi sebagai wali bagi putranya, Nero.
Agrippina
berusia 39 tahun ketika membunuh Claudius. Selama berkuasa, Agrippina
menghadiri rapat Senat, meskipun dia harus duduk di balik tirai. Pada akhirnya
anak buah Nero menemukan Agrippina dan menusuknya sampai mati. Agrippina
meninggal pada tahun 59 M dalam usia 44 tahun.
6.
Pada tahun 54 M, putra tiri Cladius, Nero, naik tahta Nero baru berusia 16
tahun, dan ibunya Agrippina benar-benar memanfaatkan dirinya untuk
mengendalikan Romawi, karena perempuan tidak berhak menjadi Tribunus atau
Senator. Nero dikendalikan hingga pertengahan usia 20 tahun. Ketika itu dia
merasa bahwa dia lebih baik berkuasa sendiri. Dia pun membunuh ibunya.
Nero
terkenal karena pada masa pemerintahannya terjadi Kebakaran Besar di Roma pada
tahun 64 M. Rakyat menyalahkannya atas peristiwa itu sehingga dia butuh kambing
hitam. Dia kemudian menuduh kaum Kristen sebagai pelaku pembakaran dan
menghukum mati mereka. Santo Petrus dan Santo Paulus adalah sebagian korbannya.
Setelah
membunuh Agrippina, Nero menjadi tidak disukai oleh Senat, dan pada tahun 68 M
gubernur Suriah, Galba, memberontak melawannya dan membawa pasukan ke Roma.
Ketika sadar bahwa dia sudah kalah, Nero pun bunuh diri. Dia adalah penguasa
terakhir dari keluarga Julius Caesar dan Augustus.
Pasukan
Romawi menghancurkan dan menjarah Kuil Kedua Yahudi.
Penaklukan
Romawi atas Israel dan Mesir pada akhir abad pertama SM membuat banyak orang
Yahudi tinggal di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi (meskipun banyak juga
Yahudi yang tinggal di Babilon atau di tempat lainnya di Kekaisaran Parthia).
Banyak yang tetap tinggal di Israel, namun yang lainnya pindah ke Roma atau ke
berbagai tempat di Romawi. Karena mereka menganut agama yang berbeda dan
menjalankan cara hidup yang berbeda, dan karena mereka tak mau menyembah kaisar
Romawi sebagai dewa, orang Romawi selalu mencurigai orang Yahudi.
Namun
orang Romawi, seperti halnya orang Persia, mengizinkan orang Yahudi
melaksanakan agama mereka. Kaisar Romawi, Caligula, memiliki kebijakan
anti-Yahudi, dan pada tahun 40 M berusaha untuk menaruh patungnya sendiri di
Kuil Besar Yahudi di Yerusalem, namun ketika ada kericuhan terkait hal ini oleh
orang Yahudi di Iskandariyah, di Mesir, penerus Caligula, Claudius,
memperbolehkan orang Yahudi melaksanakan agama mereka.
Akan
tetapi, pada tahun 66 M, pada masa pemerintahan kaisar Nero, orang Yahudi
memutuskan untuk memberontak melawan Romawi seperti yang mereka lakukan di
bawah pimpinan Makabe dan berusaha memperoleh kemerdekaan mereka kembali. Nero
mengirim salah satu jenderal minornya, yakni Vespasianus, yang kelak menjadi
kaisar, untuk menghentikan pemberontakan. Ketika Vespasianus menjadi kaisar
pada tahun 69 M, putranya, Titus, meneruskan tugas untuk menghentikan
pemberontakan Yahudi.
Tahun Empat Kaisar (68 – 69 M)
Nero.
Dengan
berakhirnya kekuasaan keluarga Augustus, beberapa orang menganggap bahwa Romawi
mungkin akan menjadi Republik lagi. Namun tidak ada lagi yang benar-benar ingat
bagaimana melakukannya, dan lagipula mereka terlalu takut akan perang saudara. Walau
bagaimanapun perang saudara tetap terjadi setahun kemudian. Nero bunuh diri
pada tahun 68 M dan gubernur Spanyol, Galba, bergerak menuju Roma.
Galba.
Setelah
Nero meninggal, Galba mengangkat dirinya sendiri menjadi kaisar. Tidak lama
kemudian, yakni pada Januari 69 M, gubernur Jerman Atas (Jerman Utara) juga
memberontak, dan bergerak menuju Roma. Namanya adalah Vitellius. Pada saat yang
sama, salah satu pendukung Galba, yaitu Otho, berbalik melawannya dan
membunuhnya.
Otho.
Otho
menjadi kaisar dalam waktu yang singkat. Dia bertempur melawan Vitellius namun
kemudian kalah dan terbunuh. Maka Vitellius pun menjadi kaisar. Vitellius
terkenal Karen enang mengonsumsi makanan dalam jumlah besar.
Vitellius.
Ketiga
kaisar ini berasal dari barat, dan pada saat itu pasukan yang berada di Timur,
tepatnya di Asia Barat, mulai merasa bahwa mereka seharusnya memiliki kaisar
yang dapat memberikan perhatian lebih kepada mereka.
Akhirnya
mereka memilih jenderal mereka, yakni Vespasianus, untuk menjadi kaisar. Pada
musim gugur tahun 69 M, salah satu kawan Vespasianus memerangi Vitellius dan
berhasil membunuhnya. Vespasianus kemudian menjadi kaisar.
Adanya
empat kaisar berbeda dalam satu tahun membuat rakyat Romawi takut akan terjadi
masa-masa perang saudara seperti dulu akan terjadi lagi. Jadi mereka dengan
senang hati menerima Vespasianus sebagai kaisar.
1.Vespasianus
akhirnya meninggalkan Asia Barat dan berlayar menuju Roma pada musm semi tahun
70 M, ketika saat itu aman bepergian melalui Laut Tengah, seusai badai musim
dingin reda. Dia memerintah dengan baik, meskipun dia selalu lebih tertarik
mengurusi pasukan tempur daripada hal lainnya, dan dia menganakemaskan pasukan
di Asia Barat yang dia pimpin. Dia terkenal karena hidup sederhana, dan tidak
menggelar pesta mewah atau menghabiskan banyak uang seperti halnya
kaisar-kaisar dinasti Julius-Claudius. Dengan demikian kekaisaran memiliki
banyak uang di baitulmal. Vespasianus memerintah selama sepuluh tahun hingga
dia meninggal pada tahun 79 M. Ketika sekarat, dia dipercaya berkata, "Oh
Tuhanku, kupikir aku sedang menjadi Tuhan!"
2.Titus ( Putra sulung Vespasianus). Rakyat senang karena
tidak terjadi lagi perang saudara. Tidak lama menjabat sebagai kaisar, Titus
harus berurusan dengan letusan gunung berapi yag mengubur kota Pompeii. Dengan
cepat, Titus bermasalah dengan Senat karena dia jatuh cinta dengan perempuan
Yahudi bernama Berenike, yang merupakan putri di Asia Barat, tapi bukan orang
Romawi. Titus juga menekan pemberontakan Yahudi di Israel dan menghancurkan
kuil besar Yahudi di Yerusalem. Peristiwa itu dia peringati dengan membangun
pelengkung kejayaan batu besar. Namun secara umum dia memerintah dengan baik.
Dia mati muda, yakni pada tahun 81 M setelah memerintah tdaik sampai tiga
tahun.
3.Domitianus (adik lelaki Titus),
diangkat menjadi kaisar. Domitianus adalah jenis orang yang berbeda. Dia selalu
merasa bahwa ayahnya, Vespasianus lebih menyukai Titus, dan perasaan ini
membuatnya menjadi orang yang pemarah dan kejam. Dia bahkan smepat berusaha
merancang pemberontakan melawan Titus ketika Titus menjadi kaisar. Sebagai
kasiar, Domitianus yakin bahwa setiap orang bersekongkol untuk membunuhnya.
Akibatnya dia memerintahkan pembunuhan banyak senator dan orang lainnya karena
rasa curiga. Dia juga kemungkinan menyiksa beberapa orang Kristen awal. Dia
menyuruh rakyat menyebutnya "Penguasa dan Tuhan" (Dominus et Deus).
Pada akhirnya rakyat muak dengan kelakuannya, dan diapun dibunuh pada tahun 96
M.
Ketika
Domitianus dibunuh pada tahun 96 M, rakyat sangat takut itu akan seperti
setelah pembunuhan Julius Caesar, atau setelah bunuh diri Nero, dan akan
terjadi perang saudara lagi. Untuk menghadiri hal ini, Senat dengan cepat
melakukan rapat dan memilih salah seorang senator menjadi kaisar.
1.
Nerva, seorang pria tua tanpa putra sehingga mengurangi kemungkinan adanya
orang yang akan bernafsu terhadap tahtanya. Nerva tidak punya banyak waktu
sebagai kaisar, karena dia meninggal pada tahun 98 M, setelah hanya menjabat
selama dua tahun, namun dia memulai sistem baru untuk pemilihan kaisar
berikutnya yang terbukti berjalan lebih baik; dia memilih seseorang yang
menurutnya akan memerintah dengan baik, dan dia mengangkatnya sebagai putranya.
2.Trajanus
(Trajanus menjadi kaisar Setelah Nerva meninggal). Trajan memerintah dengan
baik. Dia memimpin pasukan Romawi menaklukan Dakia (Romania modern). Dakia
memiliki banyak tambang emas, sehingga Romawi menjadi sangat kaya dengan
banyaknya emas yang ditemukan di sana. Trajanus juga melarang agama Kristen.
Kemudian Trajanus memimpin pasukan Romawi menuju Asia Barat, dan dia berhasil
merebut banyak wilayah dari Parthia - hingga sejauh Babilon, tempat Aleksander
Agung meninggal. Trajanus tidak memiliki putra dan dia nampaknya mengadopsi
keponakannya sebagai putranya. Nama sang keponakan adalah Hadrianus.
3.Hadrianus
diangkat menajdi kaisar. Hadrianus tidak seterkenal Trajanus, karena tidak lama
setelah Trajanus wafat, Hadrianus memutuskan bahwa Kekaisaran Romawi tidak
mampu lagi menjaga semua wilayah di Asia Barat yang telah direbut oleh
Trajanus. Akhirnya Hadrianus mengembalikan banyak wilayah tersebut kepada
Parthia. Dia merasa bahwa biaya untuk mengurus wilayah-wilayah tersebut sangat
mahal karena jaraknya yang jauh dari Roma. Tentu saja pasukan Romawi tidak
senang dengan pengembalian wilayah yang telah mereka perjuangkan. Ditambah lagi
Hadrianus tidak berusaha menaklukan tempat baru. Akibatnya pasukan menjadi
bosan. Akan tetapi, Hadrian mampu menjaag kedamaian di Kekaisaran Romawi.
Seperti halnya Nerva dan Trajanus, Hadrian tidak memiliki putra, dan dia pun
mengangkat anak. Setelah Hadrianus meninggal pada tahun 134 M, putra angkatnya,
yaitu Antoninus, menjadi kaisar.
4.Antoninus
sering dipanggil Antoninus Pius (Antoninus Yang Saleh) karena dia amat tertarik
pada masalah keagamaan dan suka melakukan hal yang dianggap benar oleh agama.
Seperti Hadrianus, dia tidak terlibat dalam perang apapun. Dia lebih berfokus
menjaga kedamaian di Kekaisaran Romawi. Seperti para pendahulunya, Antoninus
mengadopsi seorang lelaki bernama Marcus Aurelius.
5.Marcus
Aurelius adalah yang terakhir dari lima kaisar baik. Dia naik tahta setelah
Antoninus Pius meninggal pada tahun 161 M. Seperti halnya Seneca dan banyak
orang Romawi lainnya, Marcus Aurelius mempercayai filsafat Stoik. Salah satu
hal pertama yang dia lakukan setelah menjadi kaisar adalah berusaha untuk
membagi kekasaaan dengan adik angkatnya, Lucius Verus. Lucius Verus sendiri
nampaknya tidak terlalu tertarik untuk memerintah. Namun Marcus Aurelius tetap
memberinya sebagian kekuasaan untuk membuatnya tetap setia padanya. Tidak
seperti para pendahulunya, masa pemerintahan Marcus Aurelius bukanlah masa yang
damai. Segera setelah Antoninus Pius meninggal, Parthia menyerang bagian timur
Kekaisaran Romawi. Mereka berharap Romawi sedang kacau akibat kematian kaisar
mereka. Marcus Aurelius mengirim Lucius Verus, dengan sejumlah pasukan Barat,
ke Timur untuk menghadapi Parthia, dan pada akhirnya pasukan Romawi berhasil
menang.
Seusai
perang, Romawi mendapati bahwa mereka telah tertular wabah penyakit berbahaya
dari orang Parthia. Tidak diketahui wabah apa itu, namun diduga itu adalah
wabah cacar. Ketika pasukan Romawi pulang kembali ke Kekaisaran Romawi, mereka
membuat wabah ini tersebar, dan akibatnya banyak orang yang tewas.
Di
utara, orang-orang Jermanik yang tinggal di wilayah yang kini disebut Jerman
dan Swiss mengamati bahwa banyak prajurit Romawi telah pergi, dan Kekaisaran
Romawi terserang wabah. Mereka merasa bahwa itu adalah waktu yang tepat untuk
menyerang. Marcus Aurelius menghabiskan sebagian besar masa hidupnya memerangi
suku-suku Jermanik dan berusaha membuat kesepakatan dengan mereka. Namun ketika
hampir menang, dia meninggal. Dia meninggal pada usia 59 tahun pada bulan Maret
tahun 180 M. Saat dia meninggal, Kekaisaran Romawi mulai mengalami kemiskinan
akibat wabah dan biaya peperangan.
Kaisar
Hadrianus mengusir orang-orang Yahudi keluar dari Yerusalem
Pada
masa pemerintahan kaisar Hadrianus, orang Yahudi kembali memberontak untuk
dapat merdeka dari kekuasaan Romawi. Namun seperti halnya pemberontakan
pertama, pemberontakan yang ini juga gagal. Ditambah lagi, Hadrianus membenci
orang Yahudi. Hadrianus sangat menyukai segala sesuatu yang berkaitan dengan
Yunani, termasuk agama Yunani, dan dia menganggap Yudaisme (serta mungkin juga
Kristen) sebagai ajaran sesat. Ketika pemberontakan itu selesai, Hadrianus tidak
hanya membawa kembali Israel ke dalam kekuasaan Romawi, tapi dia juga
menghancurkan Kuil Kedua, serta memaksa banyak orang Yahudi untuk meninggalkan
Yerusalem dan Israel dan bermukim di mana saja di Kekaisaran Romawi atau
Parthia. Ini dikenal sebagai diaspora, seperti penyebaran, karena ini membuat
orang Yahudi tersebar. Akibatnya, tinggal sedikit orang Yahudi yang bermukim di
Israel, lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di Babilon, Iskandariyah, Roma,
dan kota-kota besar lainnya di Kekaisaran Romawi maupun Parthia.
Commodus
(putra Marcuas Aurelius) bukanlah kaisar yang baik. Dia senang berpesta
daripada mengurusi masalah kenegaraan. Padahal pada awalnya dia lumayan baik
dalam berkuasa. Dia sempat membuat kesepakatan dengan suku Jermanik. Akan
tetapi setelah kembali ke kota Roma, saudarinya Lucilla berusaha membunuhnya
dengan bantuan beberapa orang Senator. Meskipun usaha ini gagal, Commodus
menjadi orang yang mudah curiga. Dia membunuh banyak Senator dan orang lain.
Dia akhirnya dibunuh oleh sahabat-sahabat dekatnya, yang pada awalnya ingin
Commodus bunuh, pada tahun 192 M.
1.Septimus
Severus. Pada tahun 193 M seorang Afrika bernama Septimius Severus, yang
merupakan jenderal pasukan Romawi di Pannonia Atas, mengangkat dirinya sebagai
kaisar dengan dukungan pasukan.Dia mengalahkan para pesaingya, meskipun perlu
beberapa tahun baginya untuk benar-benar mengalahkan ancaman paling serius,
yakni Clodius Albinus, yang juga orang Afrika dan menjabat sebagai gubernur
Britania.
Pada
tahun 197 M, Parthia, melihat terjadinya perang saudara di Kekaisaran Romawi,
menyerang lagi. Septimius Severus pergi ke sana dan kembali memukul mundur
Parthia. Setelah bepergian di sekitar Kekaisaran, dia menghabiskan empat tahun
di kota Roma sebelum kemudian pergi ke Inggris untuk memerangi sebuah invasi di
sana. Septimius Severus akhirnya meninggal di York, Inggris, pada Februari 211
M. Dia mewariskan kekaisaran kepada dua putranya, Caracalla and Geta.
Disebutkan bahwa dia mengatakan kepada kedua putranya untuk saling menjaga satu
sama lain dan menjaga pasukan, dan untuk tidak memikirkan hal lainnya.
Akan
tetapi sejak awal Caracalla dan Geta cenderung bermusuhan. Pada bulan Februari
212 M, Caracalla membunuh Geta. Dia bahkan menghapus nama dan gambar Geta dari
semua monumen di seluruh kekaisaran.
2.Caracalla
(putra Septimus Severus) banyak berperang selama memerintah. Dia melawan suku
Jermanik di utara dan menang. Dia lalu bertempur melawan Parthia. Namun dia
ditusuk hingga tewas oleh penjaganya sendiri pada tahun 217 M ketika sedang
berperang melawan Parthia. Ketua penjaga, Macrinus, mengangkat dirinya sendiri
sebagai kaisar.
3.Macrinus
(ketua penjaga Caralla)
Akan
tetapi para wanita dalam keluarga Severus ingin keluarga tetap berkuasa.
Septimius Severus memiliki seorang istri bernama Julia Domna, yang berasal dari
keluarga kuat dan berpengaruh dari Asia Barat (Suriah modern). Setelah
Caracalla dibunuh, Julia Domna mogok makan hingga mati sebagai bentuk protes
kepada Macrinus. Namun kakak perempuannya, Julia Maesa, melakukan lebih dari
itu. Julia Maesa memiliki dua orang cucu. Dia mengangkat salah satu dari
mereka, yaitu Elagabalus, sebagai kaisar, dan pasukannya, dengan menggunakan
uangnya, mengalahkan Macrinus dalam pertempuran.
4.Elagabalus
yang menjabat sebagai kaisar, namun sebenarnya neneknyalah, Julia Maesa, yang
mengendalikan kekaisaran. Dia menyuruh Elagabalus mengadopsi sepupunya,
Alexander Severus (cucu Julia Maesa yang lainnya) sebagai pewarisnya.
5.Alexander
Severus (sepupu Elagabalus)
Ibu
Alexander, Julia Mamaea, menyusun sebuah rencana dan membunuh Elagabalus serta
ibu Elagablus pada tahun 222 M. Kini Julia Maesa dan Julia Mamaea mengendalikan
kekaisaran bersama-sama. Namun mereka memiliki satu masalah besar; sebagai
wanita, mereka tidak dapat memimpin pasukan sendiri, sedangkan Alexander masih
terlalu muda. Kteika Sassania kembali menyerang Asia Barat, mereka tidak mampu
mempertahankan Romawi dengan baik. Dengan cepat, suku Jermanik, yang melihat
keadaan ini, menyerang dari utara. Lagi-lag Julia Mamaea tidak mau merespon
dengan baik. Pasukan Romawi, melihat permasalahan ini, memutuskan untuk
membunuh Aleksander dan ibunya (neneknya sudah meninggal lebih dulu.
Kemunduran Romawi (200-476 M)
Romawi
yang terpecah pada tahun 271 M, terbagi-bagi menjadi Kekaisaran Romawi (merah),
Kekaisaran Galia (hijau), dan Kekaisaran Palmyra (kuning).
Pada
tahun 200-an M (abad ketiga), Kekaisaran Romawi mengalami masa-masa sulit. Para
sejarawan memiliki banyak pendapat mengenai alasannya, namun satu alasan yang
pasti adalah bahwa Romawi terus-menerus diserang oleh Sassania di Timur dan
pada saat yang sama diserang juga oleh orang-orang Jermanik di utara. Sangat
sulit dan mahal menghadapi dua peperangan sekaligus, akibatnya pajak harus
dinaikkan menjadi sangat tinggi, dan rakyat tidak senang ketika harus membayar
pajak yang tinggi.
Selain
itu, kaisar Romawi tidak dapat memimpin dua pasukan pada saat yang sama. Jadi
dia harus memilih seorang jenderal untuk memimpin separuh lainnya dari pasukan
Romawi. Seorang kaisar harus memilih untuk melawan Sassania, dan pasukan yang
melawan suku Jermanik dipimpin oleh seorang jenderal, atau sebaliknya. Namun
pasukan manapun yang dipimpin oleh seorang jenderal sering merasa iri. Mereka
bahkan sering mengangkat jenderal mereka menjadi kaisar. Kadang mereka menang,
kadang mereka kalah, namun itu membuat dua paruh pasukan Romawi menghabiskan
banyak waktu berperang satu sama lain alih-alih melawan Sassania dan suku
Jermanik.
Diocletianus
naik tahta pada tahun 284 M. Seperti pada pendahulunya, dia pada awalnya
merupakan seorang jenderal. Diocletianus pertama-tama menghalau Sassania dan
Jermanik. Kemudian dia mengakhiri pemberontakan. Lalu dia berusaha menyelesaikan
permasalahan perang saudara antara dua bagian pasukan. Diocletianus menyusun
sebuah sistem yang mana ada dua orang kaisar di Romawi, dan masing-masing
kaisar memiliki seorang asisten. Sistem in disebut Tetrarki (empat penguasa).
Ketika salah seorang kaisar meninggal, maka asistennya akan langsung
menggantikannya sebagai kaisar, dan kemudian harus kembali memilih seorang
asisten baru.
Dicoletianus
sendiri meyakini bahwa hanya semangat patriotik (kebersamaan) yang dapat
menyelamatkan kekaisaran, maka dari itu dia menentang siapapun yang nampak
berbeda dari sebagian besar orang Romawi, atau bahkan berbeda dari Diocletianus
sendiri. Ini membuat Diocletianus memaksa orang-orang untuk tidak menganut
agama Manichaean lagi. Sebagian besar penganut Manichaean meninggalkan agama
mereka atau melarikan diri ke Kekaisaran Sassania. Diocletianus juga memaksa
orang-orang untuk tidak menganut agama Kristen. Kali ini dia tidak berhasil,
jumlah penganut Kristen di Romawi semakin lama malah semakin banyak dan mereka
tidak mau meninggalkan Romawi.
Selain
itu pada tahun 284, kaisar Diocletanius menilai kekaisaran romawi terlalu besar
untuk di perintah oleh satu orang. Dia memutuskan untuk membaginya menjadi dua
yaitu bagian timur yang berbahasa yunani dan bagian barat yang berbahsa latin.[11]
Tetrarki Diocletianus berjalan dengan
baik selama sekitar 20 tahun, namun kemudian sistem ini mulai kacau. Pada tahun
306 M salah satu kaisar, yakni Constantius, meninggal. Dia seharusnya
digantikan oleh asistennya, Severus, namun dia memiliki seorang putra bernama
Constantinus. Ketika Constantius meninggal, Constantinus ingin berkuasa, maka
dia mengumpulkan pasukan dan diangkat sebagai kaisar oleh pasukannya. Akhirnya
perang saudara pun terjadi.
Malam sebelum pertempuran,
Constantinus mengaku bahwa dia bermimpi. Sebuah salib (atau simbol Kristen
lainnya) muncul di langit dan dia mendengar suara, "In hoc signo
vinces" ("dengan lambang ini kamu akan menang."). Constantinus
lalu memerintahkan semua prajuritnya untuk mengecat perisai mereka dengan
lambang salib. Pada akhirnya Constantinus berhasil memenangkan pertempuran
tersebut. Constantinus sangat kagum dengan kekuatan Tuhan Kristen, dan dia pun
menganut agama Kristen. Dia mendirikan sebuah pelengkung kejayaan untuk
memperingati kemenangannya.
Pada tahun 324 M Constantinus membunuh
kaisar lainnya yang masih tersisa, dan akhirnya dia pun menjadi satu-satunya
yang berkuasa. Pada tahun sama, dia mendirikan sebuah ibukota baru di Timur
yang dinamai Konstantinopel (Istanbul modern). Ini sekaligus menunjukkan bahwa
kekaisaran barat semakin melemah. Konstantinopel sendiri bermakna kota
Kostantinus. Kosntantinopel berada pada jalur antara bertempur melawan Jermanik
di utara dan bertempur melawan Sassania di Timur, menjadikannya mudah bagi
kaisar untuk pergi ke tempat pertempuran.
Constantinus
meninggal pada tahun 337 M. Ketiga putranya membagi-bagi Kekaisaran Romawi,
namun mereka malah saling berperang, ditambah lagi terjadi pemberontakan di
Galia (Prancis). Pada tahun 350 M putranya yang bernama Constantius II adalah
satu-satunya yang mampu bertahan hidup. Seperti ayahnya, Constantius adalah
penganut Kristen.
Constantius
II
Dengan
meninggalnya Constantinus, Sassania, yang berhasil mengakhiri perang
saudaranya, kembali menyerang Kekaisaran Romawi. Constantius II membutuhkan seseorang untuk memimpin pasukan
ke Timur sementara dia menghadapi serangan Jermanik. Awalnya dia menunjuk
sepupuny Gallus, namun Gallus ternyata tidak capak dan malah bersikap kejam.
Constantius II terpaksa membunuhnya. Kemudian Constantius menunjuk adik lelaki
Gallus, yakni Julianus. Kali ini Constantius II berperang melawan Sassania,
sementara Julianus dikirim untuk menghadapi Jermanik.
Tidak
disangka, Julianus ternyata mampu berperang dengan baik melawan Jermanik.
Akibatnya pasukannya di Paris mengangkatnya sebagai kaisar. Constantius
bergegas kembali untuk menghadapi Julianus, namun dia keburu meninggal akibat
serangan jantung di perjalanan. Akhirnya pada tahun 361 M, Julianus menjadi
kaisar Romawi.
Julianus
Hal
pertama yang Julianus lakukan adalah mengumumkan bahwa dia hanya berpura-pura
menganut Kristen. Dia sebenarnya membenci Kristen. Dia berusaha membawa kembali
agama Romawi tradisional, namun gagasan ini tidak dianggap baik dan membuatnya
tak disukai. Pada tahun 363 M Julianus terbunuh (barangkali oleh anak buahnya
sendiri) ketiak sedang bertempur melawan Sassania di Timur.
Julianus
adalah kerabat pria terakhir dari Constantinus, jadi tidak jelas siapa yang
harus menjadi kaisar setelah dia meninggal. Para jenderal di Timur
bermusyawarah pada tahun 363 M dan memilih salah seorang di antara mereka,
yaitu seorang Kristen bernama Jovianus. Jovianus menghentikan pertempuran
melawan Sassania dan memilih untuk mundur. Dia tidak memerintah lama dah
meninggal pada tahun 364 M.
Theodosius,
seorang jenderal mudah dari Spanyol yang beragama Katolik, dan putra dari jenderal
lainnya, dipilih untuk menggantikan Valens. Dia berkuasa bersama Gratianus dan
Valentinianus II, putra Valentinianus I, dan dia menikahi Galla, putri
Valentinianus I. Theodosius dapat memperoleh kembali keunggulan dalam militer,
meskipun sebagian besar dengan cara membuat kesepakatan dengan Visigoth dan
Sassania. Pada tahun 383, seorang jenderal pemberontak bernama Maximus membunuh
Gratianus, dan pada tahun 388 Maximus menyerang Valentinianus II; Theodosius
kemudian membunuh Maximus.
Pada
tahun 391 M, di bawah pengaruh Uskup Ambrose (kini Santo Ambrose) dari Milan,
Theodosius melarang praktik ritual agama pagan meskipun dilakukan di dalam
rumah. Hanya agama Kristen (dan sampai batas tertentu, Yudaisme) yang boleh
dianut di Kekaisaran Romawi. Seorang jenderal non-Romawi bernama Arbogast
memberontak begitu mendengar peraturan ini. Dia membunuh Valentinianus II dan
mengangkat kawannya, Eugenius, sebagai kaisar, namun Theodosius mengalahkan dan
membunuhnya. Ketika Theodosius meninggal pada tahun 395, Romawi sudah menjadi
sebuah kekaisaran Kristen.
|
Ketika
Theodosius meninggal pada tahun 395 M, dia mewariskan Kekaisaran Romawi kepada
dua putranya, Honorius dan Arcadius. Honorius menjadi kaisar di Barat sedangkan
Arcadius menjdi kaisar di Timur. Mereka berdua tidak cakap dalam memimpin,
bahkan mungkin tidak terlalu berminat. Sebagian besar urusan pemerintahan
diatur oleh para penasehat mereka.
Sebagian
besar tugas Honorius ditangani oleh seorang Vandal bernama Stilicho, yang
merupakan jenderal penting dalam pasukan Romawi.
Tidak
butuh waktu lama bagi suku Jermanik dan Goth untuk menyadari bahwa kaisar baru
yang masih muda itu lemah dan ini merupakan waktu yang tepat untuk menyerang.
Para jenderal juga melihat kelemahan ini dan memutuskan untuk memberontak. Yang
pertama, Constantinus III, seorang jenderal di Inggris mengangkat dirinya
sendiri sebagai kaisar di York pada tahun 405 M. Dia memimpin seluruh pasukan
Romawi dari Inggris, menyeberangi selat Channel ke Prancis, dan bergerak
melalui Prancis, mengumpulkan pasukan Romawi di Prancis supaya mereka dapat
bersama-sama bergerak menuju Roma.
Namun
ketika Constantinus III sedang melakukan ini, tidak ada yang mengawasi
perbatasan Romawi. Pada Januari 409 M, banyak suku Alan, Vandal, dan Suevi
menyeberangi sungai Rhine, yang ketika itu sedang membeku, dan masuk ke
Kekaisaran Romawi. Tidak ada pasukan Romawi yang menghentikan mereka, sehingga
mereka begitu bebas menjelajahi Prancis dan menjarah segala yang mereka
temukan. Mereka datang dalam keadaan lengkap, terdiri atas pria, wanita, dan
anak-anak. Ini berarti bahwa mereka datang untuk bermukim.
Suku-suku
barbar menyeberangi sungai Rhine.
Sementara
itu Constantinus III sedang berusaha mengambil alih Spanyol. Dia mengirim
jenderalnya Gerontius ke Spanyol, namun Gerontius kemudian memutuskan untuk
mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar alih-alih bekerja bagi Constantinus
III. Untuk memperoleh pasukan dalam jumlah banyak, Gerontius membuat
kesepakatan dengan suku Alan, Vandal, dan Suevi. Dia membiarkan mereka memasuki
Spanyol dan mereka berjanji akan membantunya berperang.
Pemerintah
Romawi mengirim seorang jenderal untuk menghentikan Constantinus III.
Constantinus III berhasil dibunuh, begitu juga Gerontius. Semua prajuritnya
(yang berasal dari Inggris dan dari Prancis, dan mungkin dari Spanyol juga) dibawa
kembali ke Italia untuk menghadapi serangan Visigoth. Ini membuat Inggris,
Prancis, dan Spanyol tidak terjaga dan mudah diserang oleh suku Jermanik.
Di
Italia, Visigoth mulai menyerang. Orang Visigoth sendiri sudah tinggal di dalam
Kekaisaran Romawi sejak Pertempuran Adrianopel pada tahun 378 M. Namun mereka
tidak diperlakukan dengan baik. Romawi membuat mereka kesulitan memperoleh
makanan atau rumah yang layak. Di bawah raja baru mereka, Alaric, suku Visigoth
meminta bayaran emas kepada Honorius. Ketika Honotius menolak, suku Visigoth
bergerak menuju kota Roma. Meskipun orang Romawi berusaha melawan, suku
Visigoth berhasil menang. Oang Visigoth tidak hanya berhasil memasuki kota Roma
namun pada tahun 410 M mereka merebut kota itu dan mengacak-acaknya (mereka
merusak bangunan, membantai orang-orang, merampas benda-benda berharga,
memperkosa para wanita). Orang Romawi sangat terkejut. Mereka kebingungan
bagaimana mungkin kota Roma, yang mereka anggap sangat kuat dan abadi, bisa
ditaklukan.
Orang-orang
Visigoth mengacak-acak kota Roma.
Orang-orang
Visigoth tidak bermukim di Romawi. Mereka meneruskan perjalanan ke Italia
selatan dan bermaksud menuju Afrika. Namun Alaric meninggal dalam perjalanan,
dan badai besar menghadang mereka. Pada akhirnya orang Visigoth mengalihkan
tujuan dan bermukim di Prancis. Sementara itu suku Burgundy sudah menguasai
Prancis timur, sedangkan suku Vandal dan Suevi bermukim di Spanyol (suku Alan
sudah dimusnahkan).
Pada
tahun 429 M suku Vandal berlayar menyeberangi Selat Gibraltar dan merebut
Afrika. Ini membuat suku Suevi menjadi satu-satunya penguasa di Spanyol, dan
suku Visigoth sendiri secara perlahan-lahan mulai menguasai Spanyol. Sementara
itu suku Pict dan kelompok-kelompok lainnya menginvasi Inggris. Orang Inggris
meminta bantuan Romawi, namun Romawi sendiri sedang kesusahan sehingga tak
dapat membantu.
Selama
bertahun-tahun para kaisar Romawi terlalu lemah untuk menangani tindakan
suku-suku yang bebas dan merajalela di Romawi, dan pada tahun 476 M kaisar
Romawi terakhir di Barat, yaitu Romulus Augustulus, ditangkap dan tahtanya
dirampas oleh seorang raja Jermanik bernama Odoaker.
Romulus
Augustus, kaisar terakhir Romawi Barat, berlutut di hadapan Odoaker.
|
2.
Sosial
Sekolah
Sebagian besar anak Romawi tidak
bersekolah. Tetapi beberapa anak lelaki orang kaya, terutama jika mereka
tinggal di kota, dapat pergi ke sekolah. Sekolah Romawi kecil, dengan hanya
satu ruang kelas dan satu pengajar. Satu guru itu mengajar murid lelaki dari
berbagai usia, mulai dari tujuh hingga sebelas atau dua belas tahun. Guru
dibayar oleh orang tua siswa secara langsung. Semua gurunya adalah pria. Guru
mengajar muridnya membaca dan menulis, juga cara berhitung dengan angka. Kertas
belum ditemukan jadi para murid membaca gulungan papirus. Sementara untuk
menulis, mereka menggores-goreskan batang logam atau potongan tembikar pada
papan kayu yang dilapisi lilin. Sang guru menulis huruf alfabet, atau
baris-baris dari naskah Aeneid, dan para murid menyalinnya. Mereka juga
belajar matematika. Kadang mereka belajar memainkan alat musik. Mereka tidak
mempelajari ilmu alam, atau olahraga..
Sekolah lanjutan
Anak Romawi yang dapat belajar di
sekolah lanjutan hanyalah anak-anak yang sangat kaya dan cerdas. Di sekolah
lanjutan, para siswa diajari bahasa Yunani. Mereka harus menghapal sajak-sajak
karya Homeros, penyair terkenal dari Yunani. Mereka juga belajar filsafat dan
berpidato.
Keluarga
Keluarga
Romawi tidak hanya meliputi suami, istri, dan anak, tetapi juga budak (jika
ada). Dalam keluarga, pria memliki kekuasaan yang banyak. Suami dapat memukul
istrinya. Suami dan istri dapat memukul budak dan anak-anak mereka. Suami juga
dapat memutuskan apakah bayi yang lahir akan dibesarkan atau dibiarkan mati.
Selain itu pria pemilik budak wanita dapat menikmati hubungan seksual dengan
budak wanitanya sekehendak hatinya. Tapi perempuan juga punya beberapa hak.
Perempuan dapat memiliki barang, membeli dan menjual barang, atau menyewakan
apartemen, tanpa harus ada izin dari suaminya. Baik suami ataupun istri juga
dapat mengajukan perceraian jika mereka ingin dan jika mereka punya cukup uang.
Perempuan
Wanita
Romawi dibatasi oleh banyak larangan, dan tidak dapat sebebas pria. Wanita
tidak dapat menjadi kaisar, anggota Senat, gubernur, atau tentara. Beberapa
anak perempuan dapat bersekolah, dan sedikit dari mereka dapat memperoleh
pendidikan tingkat lanjutan. Setelah menikah, perempuan Romawi tetap berada di
bawah kuasa ayah mereka. Setelah ayah mereka meninggal, anak perempuan Romawi
dapat memperoleh warisan yang setara dengan anak lelaki. Perempuan Romawi juga
dapat mengelola bisnis sendiri dan memiliki properti sendiri.
Meskipun
sulit, beberapa wanita Roamwi berhasil terjun ke dunia politik. Sekali waktu,
ada perempuan Romawi yang menjabat di dewa kota lokal. Pada tahun-tahun pertama
dalam abad ke-1 M, Messalina dan Agrippina menjadi ratu dan sedikit banyak
dapat menguasai Kekaisaran Romawi. Pada 217 M, Julia Maesa dan Julia Mammaea
memerintah Kekaisaran Romawi melalui cucu mereka sampai 226 M. Ratu Pulcheria
mengendalikan Kekaisaran Romawi Timur dari tahun 414 M sampai dia meninggal pad
tahun 453 M, dan keponakannya Placidia mengendalikan Kekaisaran Romawi Barat
selama beberapa tahun.
Perbudakkan
Beberapa orang di Romawi menjadi budak
milik orang lainnya, atau milik pemerintah Romawi. Banyak dari para budak ini,
terutama di Spanyol dan Prancis selatan, bekerja di ladang dan menggarap lahan
pertanian miliki orang kaya. Di ladang ini, yang disebut latifundia, seorang
mandor mengawasi ratusan atau ribuan budak bekerja sepanjang hari di bawah
terik matahari. Pada malam hari, para budak tidur di barak, dengan pria dan
wanita dipisahkan.
3.
Sastra
Livius
Titus Livius Patavinus adalah
sejarawan Romawi (Italia 59 SM), pada masa akhir Republik, ketika Julius Caesar
mengawali karirnya. Livius pindah ke kota Roma dan menulis buku pada masa
pemerintahan kaisar pertama Romawi, Augustus. Dia menulis tentang sejara Romawi
mulai dari berdirinya Republik pada tahun 509 SM sampai masa pemerintahan
Agustus. Karyanya terdiri dari 142 seri. Sebagian besar dari karyanya telah
hilang, yang tersisa pada masa sekarang hanyalah 35 seri.
Ploybius
Polybius adalah seorang pria Romawi
yang kaya. Dia lahir di kota Athena di Yunani sekitar 200 SM. Polybius suka
rela menjadi salah satu sandera, dan dia pun menghabiskan sisa hidupnya di
Roma. Selama tinggal di sana, dia menghabiskan waktunya menulis sejarah Romawi.
Polybius menulis dalam bahasa Yunani, selain karena dia adalah orang Yunani
juga karena dia ingin bangsa Yunani memahami siapa bangsa Romawi yang telah
menaklukan mereka. Pada masa kini, karya tulis Polybius menjadi salah satu
sumber terbaik mengenai sejarah awal Republik Romawi dan Perang Punisia
Tacitus
Publius
(atau Gaius) Cornelius Tacitus dilahirkan pada tahun 55 M. Ayahnya yang kaya,
bernama Agricola, adalah komandan pasukan Romawi di Britania, tidak lama
setelah Claudius menaklukan Britania dan menjadikannya provinsi Romawi.
Kemungkinan Tacitus juga menghabiskan waktu di Britania, dan kemungkinan di pos
terdepan lainnya. Namun dia lebih banyak tinggal di Roma. Dia adalah senator
yang aktif, dengan karir politik yang sukses, dan merupakan seorang pembicara
publik yang terkenal.
Buku
pertamanya, ditulis pada tahun 98 M ketika Tacitus sedang berusia 40-an tahun,
merupakan biografi ayahnya dan berjudul Agricola.
Buku
kedua Tacitus, ditulis pada tahun yang sama, adalah catatan (ethnografi) cara
hidup orang Jerman, sebelum ditaklukan oleh Romawi.
Antara
tahun 105 dan 109 M, Tacitus menulis Historia, yang berisi sejarah politik pada
masanya, yakni antara tahun 69 hingga 96 M. Tacitus terlibat dalam politik
untuk waktu yang lama, jadi dia tahu apa yang terjadi dan mengapa. Sayangnya
sebagian besar dari Historia telah hilang, dan hanya bagian yang membahas tahun
69 serta tahun 70 yang tersisa.
Kemudian
dimulai pada tahun 112 M dan terus berlanjut hingga dia meninggal, yaitu
setelah tahun 117 M, Tacitus menulis sejarah politik sejak kematian Augustus
hingag keamtian Nero (14-69 M).
Suetonius
Gaius Suetonius Tranquillus hidup
tidak lama setelah Seneca, pada masa dinasti Flavius dan kemudian sampa pada
masa pemerintahan Trajanus dan Hadrianus. Dia hidup pada masa yang sama dengan
Plinius Muda, dan memang merupakan sahabatnya. Dia tidak terlalu banyak
terlibat dalam politik, dan tidak berasal dari keluarga berpengaruh di
kekaisaran. Akan tetapi dia bekerja di istana dan bertugas membuat catatan para
kaisar mengenai apa yang mereka lakukan.
Karena posisinya, Suetonius mengetahui
lebih banyak sejarah daripada orang Romawi lainnya, dan dia memutuskan untuk
membagi pengetahuan itu dengan cara menulis biografi semua kaisar Romawi sejak
awal hingga masanya, mulai dari Julius Caesar hingga Domitianus. Tidak semua
biografi karya Suetonius masih tersisa pada masa kini, namun sebagian besarnya
masih dapat kita baca. Karya-karyanya, bersama dengan karya sejarawan Tacitus,
merupakan sumber paling penting mengenai sejarah kaisar Romawi awal
Plinius Tua
Gaius
Plinius Secundus adalah seorang pria kaya dari salah satu keluarga paling
penting di Kekaisaran Romawi. Dia hidup pada masa akhir dinasti Julius-Claudius
hingga periode Flavius, dia meninggal pada tahun 79 M. Tidak seperti para
kerabatnya, Plinius tidak begitu tertarik pada politik. Dia menjadi laksamana
di angkatan laut Romawi, namun dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan
menulis. Plinius Tua menulis sebuah karya Sejarah Alam yang sangat panjang,
dalam banyak volume, yang berupa ensiklopedia berisi segala sesuatu yang
diketahui orang pada masa tersebut. Plinius Tua meninggal akibat letusan Gunung
Vesuvius di Italai selatan pada bulan Agustus 79 M.
Pinius muda
Gaius Plinius Caecilius Secundus
adalah keponakan Plinius Tua. Dia mengunjungi pamannya di Pompeii ketika
pamannya mati akibat letusan gunung berapi, tapi Plinius Muda berhasil selamat.
Plinius Muda menuliskan catatan tentang peristiwa itu. Di kemudian hari, dia
menjadi politikus yang cukup penting di bawah pemerintahan kaisar Trajanus.
Trajanus mengangkat Plinius sebagai
gubernur di Bithynia pada tahun 117 SM. Dalam masa pemerintahannya, Plinius
bentrok dengan para penyebar agama Kristen. Ketika itu orang Romawi masih
menyembah para dewa, jadi agama Kristen dinyatakan ilegal.
Plinius adalah penulis surat yang
hebat. Dia merawat salinan surat-suratnya dan kemudian menerbitkannya supaya
dapat dibaca semua orang. Banyak dari surat-suratnya yang masih tersisa hingga
saat ini. Surat-suurat itu berisi informasi mengenai kehiduapn para aristokrat
Romawi yang mewah pada masa keemasan Kekaisaran Romawi.
Plautus
Pada
masa Republik Romawi, orang-orang Romawi mulai tertarik pada seni drama.
Awalnya tidak ada drama berbahasa Latin, dan hanya ada yang berbahasa Yunani.
Titus Maccius Plautus adalah orang pertama yang menulis drama berbahasa Latin
pada akhir tahun 200-an SM. Semua drama yang dia tulis adalah drama komedi. Dia
tinggal di kota Roma. Biasanya Plautus menerjemahkan naskah drama Yunani ke
dalam bahasa Latin. Tapi dia menerjemahkannya sedemikian rupa sehingga hasil
akhirnya adalah drama berbahasa Latin yang lucu bagi orang Romawi.
Terentius
Publius
Terentius Afer lahir pada tahun 185 SM, tidak lama setelah berakhirnya Perang
Punisia Kedua. Karena nama belakangnya adalah "Afer"
("Afrika"), banyak orang mengira dia berasal dari Afrika Utara
Ketika
masih muda, sekitar tahun 165 SM, Terentius menjadi budak seorang senator
Romawi. Dalam suatu cerita, sang senator melihat betapa Terentius sangat
cerdas, sehingga Terentius pun dibebaskan dan bahkan dibiayai untuk bersekolah.
Terentius kemudian menjadi sahabat Scipio Aemilianus, seorang politis yang kuat
di Roma, yang membantu Terentius membuat drama.
Terentius
menulis drama pertamanya, Andria, ketika baru berusia 19 tahun, dan drama itu
dipentaskan di Roma pada tahun 170 SM. Terentius banyak menerhemahkan drama
karya Menandros, namun dia juga menerjemahkan setidaknya satu drama, berjudul
Phormio, karya penulis drama Yunani lainnya, Apollodoros. Namun, jika Plautus
mengubah latar dramanya menjadi Romawi ketika menerjemahkan drama Yunani,
Terentius tetap menggunakan latar asli Yunani. Banyak orang menaganggap bahasa
Latin dalam drama karya Terentius lebih elegan dan indah daripada karya
Plautus.
Terentius
mati muda, yakni pada usia tiga puluh tahun pada tahun 159 SM. Ketika itu dia
sedang menuju Yunani dan kapalnya hilang di lautan. Orang-orang tetap membaca
dan mementaskan karya-karya selama masa Kekaisaran Romawi. Guru Jerome, yaitu
Aelius Donatus, menulis sebuah buku mengenai drama karya Terentius sekitar
tahun 300 M. Drama-drama Terentius adalah salah satu buku yang pertama kali
dicetak, tepatnya di Jerman pada tahun 1470 M. Drama Terentius yang berjudul
Andria dipentaskan di Firenze, Italia, tidak lama setelah itu.
Senesce
Lucius
Annaeus Seneca adalah salah satu penulis besar pada periode dinasti
Julius-Claudius di Romawi. Dia lahir di provinsi Spanyol sekitar abad ke-3 SM,
namun bibinya membawanya ke kota Roma pada masa pemerintahan kaisar Claudius,
supaya Seneca dapat memperoleh pendidikan yang layak.
Seneca
menjadi guru privat Nero ketika Nero masih kecil. Akan tetapi, setelah tumbuh
dewasa, Nero tidak suka dinasehati oleh guru tuanya. Akibatnya, Nero membuat
Seneca bunuh diri. Diceritakan bahwa Seneca pergi ke pemandian air hangat dan
menyayat pergelangan tangannya. Dia pun mati akibat kehabisan darah ketika
sedang berada bersama kawan-kawannya, membicarakan filsafat.
Selain
sebagai guru Nero, Seneca juga merupakan seorang penulis dan filsuf terkenal.
Dia menulis versi Latin dari drama-drama Yunani, di antara kisah Medea dan
Phaedra. Namun dia paling dikenal atas versi Latinnya dari filsafat Stoik.
Stoikisme Seneca berupa gagasan bahwa alasan mengapa Republik Romawi runtuh
adalah karena rakyatnya terlalu banyak bersenang-senang, dan terlalu banyak
mengurusi politik, dan akibatnya mereka gagal menjaga pikiran yang damai dan
tenteram. Dapat dilihat bahwa Seneca tidak menyukai pesat-pesat yang diadakan
oleh Nero.
Lucretius
Cicero
Vergilius
Publius
Vergilius Maro adalah penyair yang hidup pada masa perang ssaudara di Romawi
dan terus hidup pada masa kaisar Augustus. Vergilius adalah sahabat Maecenas,
yang merupakan teman Augustus, jadi Vergilius pun diperintahkan mneulis sajak
untuk mendukung pemerintahan Augustus. Vergilius menulis kumpulan puisi yang
disebut Georgics, yang menggambarakn betapa indahnya Italia, dan betapa
damainya Romawi berkat Augustus.
Karya
Vergilius yang paling terkenal adalah wiracarita yang berjudul Aeneid.
Karya ini adalah sajak panjang yang terdiri dari dua belas seri. Isinya menceritakan
tentang Aineias, pahlawan Troya, yang berhasil memimpin orang-orang Troya untuk
kabur dari Troya ketika pasukan Yunani menghancurkan kota Troya.
ovidius
Ovidius
berasal dari keluarga equestrian kaya yang tinggal di dekat Roma, meskipun
bukan kelas senator terkaya. Dia tumbuh dengan kebutuhan hidup yang selalu
tersedia dan memiliki banyak budak. Dia menjalani pendidikan yang bagus di
Roma, karena ayahnya ingin dia menjadi pengacara. Akan tetapi, Ovidius
memutuskan untuk menjadi penyair alih-alih pengacara. Dia menerbitkan buku
puisi pertamanya pada tahun 18 SM, atau pada usia 25 tahun. Buku itu berjudul
Amores ("Puisi-puisi Cinta"). Buku kedua Ovidius juga menekan batas,
namun dengan cara yang berbeda. Dia menulis Metamorphoses ("Perubahan"),
yang dia kemungkinan terbitkan sekitar tahun 8 SM, ketika ia berusia 35 tahun.
Ovidius melanjutkan Amores pada tahun 1 M (ketika berusia 43 tahun) dengan buku
puisi lainnya, Ars Amatoria (Seni Bercinta).
Namun
ternyata Ovidius dihukum akibat menulis itu semua. Pada tahun 8 M, ketika
Ovidius berusia 51 tahun, Augustus mengusirnya ke luar Kekaisaran Romawi, ke
sebuah desa bernama Tomis di pesisir Laut Hitam (Romania modern. Pada tahun 17
M, dalam usia enam puluh tahun, Ovidius meninggal di Tomis.
4.
Pengetahuan
Pengobatan
Bangsa
Romawi pertama kali mempelajari ilmu pengobatan dari bangsa Yunani. Faktanya,
sebagian besar dokter Romawi berasal dari Yunani, atau merupakan keturunan
Yunani. Seperti bangsa Yunani, bangsa Romawi percaya pada empat cairan tubuh
(empedu hitam, empedu kuning, lendir, dan darah) dan metode pengobatan dengan
cara pengeluaran darah. Dokter Romawi yang paling penting adalah Galenus, yang
hidup pada tahun 100-an Masehi dan menulis sebuah buku tentang pengobatan. Buku
Galenus tersebut (sebenarnya merupakan versi pendeknya) menjadi buku pengobatan
utama yang digunakan oleh para dokter di Eropa selama ratusan tahun berikutnya.
Galenus mengulangi banyak penelitian Hippokrates mengenai empat cairan, namun
dia juga menambahkan banyak sekali hasil penelitiannya tentang tubuh manusia.
Galenus mempelajari bagian dalam tubuh manusia dengan cara memeriksanya
langsung. Biasanya dia mengamati tubuh prajurit atau gladiator yang terluka.
Dan dia membedah banyak hewan untuk mengetahui cara kerja tubuh mereka. Galenus
tentunya mengetahui tentang anatomi lebih banyak daripada Hippokrates. Galenus
memahami bahwa darah dialirkan ke seluruh tubuh oleh jantung. Dan dia sudah
mengungkap bahwa saraf mengendalikan gerakan tubuh, dan bahwa manusia berpikir
menggunakan otak. Namun dia tidak membuat banyak kemajuan dalam hal metode
pengobatan terhadap manusia. Dia masih berpikiran bahwa metode pengeluaran
darah adalah cara yang baik.
Angka
Bangsa
Romawi mempergunakan beberapa sistem berbeda untuk penulisan angka. Kadang
mereka menulis angka seperti ini: I II III IV V dan di lain waktu mereka
mempergunakan angka Yunani. Angka Romawi tidak selalu ditulis dengan cara yang
sama. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka Roamwi.
Lambang
|
Nilai
|
I
|
1
|
II
|
2
|
III
|
3
|
IV (atau
IIII)
|
4
|
V
|
5
|
VI
|
6
|
VII
|
7
|
VIII
|
8
|
IX (atau
VIIII)
|
9
|
X
|
10
|
XI
|
11
|
XIV
|
14
|
XIX
|
19
|
XX
|
20
|
XXX
|
30
|
XL
|
40
|
L
|
50
|
LX
|
60
|
XC
|
90
|
C
|
100
|
CC
|
200
|
CD
|
400
|
D
|
500
|
DC
|
600
|
CM
|
900
|
M
|
1000
|
Jadi,
MMIII adalah 2003, dan XXIV adalah 24, dan CLVII adalah 157. Menaruh angka yang
lebih besar seperti V setelah angka yang lebih kecil seperti I berarti V
dikurangi I atau 5 dikurangi 1 yang berarti 4.
Berikut
ini adalah beberapa contoh lainnya:
- 314 = CCCXIV
- 26 = XXVI
- 1975 = MCMLXXV
- 2010 = MMX
Dengan
sistem penulisan seperti ini, anak-anak Romawi mengalami kesulitan ketika
melakukan perkalian, pembagian, atau penambahan angka dalam jumlah besar.
Karena itu, anak-anak Romawi, bahkan anak-anak yang bersekolah, tidak melakukan
perkalian dan pembagian angka besar di kertas, tetapi mereka menghafal tabel
perkalian. Untuk angka-angka besar, mereka mempergunakan papan hitung atau
abacus. Tetapi banyak perkalian dan pembagian angka besar biasanya dilakukan
oleh orang Romawi yang ahli, bukan oleh orang biasa
Sanitasi
Toiler
umum Romawi
Di
kota-kota besar, orang-orang sering sakit karena meminum air yang telah
terkontaminasi kotoran manusia. Untuk menyelesaikan masalah ini, banyak kota di
Romawi yang membangun akuaduk untuk menyediakan air bersih dari perbukitan di
dekitar kota. Pemerintah juga membangun jamban umum dan saluran pembuangan
untuk mengalirkan kotoran dan membuangnya ke sungai. Ada juga toilet umum yang
memiliki jamban untuk banyak orang sekaligus. Beberapa saluran pembuangannya
masih dipergunakan hingga saat ini.
|
Pelayanan
Mosaik
kapal Romawi berlayar segi empat.
Hingga
Perang Punisia Pertama, pada tahun 264 SM, bangsa Romawi bukanlah pelaut, dan
mereka tidak memiliki angkatan laut. Namun ketika mereka harus berperang
melawan Kartago, yang merupakan keturunan bangsa Fenisia yang merupakan pelaut
tangguh, orang Romawi pun belajar cara membuat kapal dengan cara meniru
kapal-kapal Kartago. Tidak lama setelah itu, pada tahun 100-an SM, Romawi
berhasil menaklukan Fenisia dan sejak itu kemampuan pembuatan kapal Romawi
merupakan keberlanjutan dari pembuatan kapal Asia Barat. Para pelaut Fenisia
tetap membangun kapal seperti sebelumnya, namun kini sebagai warga Romawi.
Meskipun
angkatan laut Romawi tak lagi terlalu penting, ketika Romawi menguasai seluruh
Laut Tengah, ada banyak kapal dagang yang berlayar menjelajahi Laut Tengah.
Orang-orang yang merancang kapal-kapal itu terus berusaha meningkatkan
rancangan kapal selama masa Kekaisaran Romawi. Peningkatan yang paling penting
adalah perkembangan berangsur dari layar segitiga, yang pertama kali muncul
pada masa akhir Republik, sekitar tahun 50 SM. Layar segitiga ini secara
perlahan menggantikan layar segi empat. Layar segitiga ini kini disebut layar
"latin" karena diciptakan oleh para penutur bahasa Latin. Layar latin
memiliki kelebihan karena dapat memanfaatkan angin dengan lebih baik . Dengan
menggunakan layar latin, kapal dapat berlayar lebih cepat daripada ketika
menggunakan layar segi empat, dan tidak membutuhkan angin yang terlalu kencang
untuk membuat kapal melaju.
Ptolemeus
Ptolemaios
kemungkinan adalah ilmuwan terhebat pada masanya. Dia membuat dua sumbangan
besar bagi ilmu pengetahuan manusia, yang satu bisa dibilang benar, dan yang
satu lagi terbukti salah.
Ptolemaios
benar mengenai peta dunianya. Dia mengikuti Eratosthenes dalam menggunakan
garis lintang dan bujur, namun petanya jauh lebih baik daripada peta
Eratosthenes. Ptolemaios memperkirakan garis pantai pesisir Laut Tengah dan
Laut Adriatik dan sebagian besar hasilnya benar, bahkan ke utara sampai sejauh
Baltik dan Skandinavia. Asia Barat, Jazirah Arab, dan Teluk Persia juga cukup
akurat. Ptolemaios tidak tahu apa yang ada di bagian selatan Afrika, dan dia
juga tidak mengetahui Samudra Pasifik, Benua Amerika, ataupun Australia.
Gagasannya mengenai India dan Sri Lanka cukup samar, namun dia telah mengetahui
Asia Tenggara, dan hasilnya cukup lumayan.
Peta dunia
Ptolemaios.
Di
lain pihak, Ptolemaios bisa dibilang salah mengenai pendapatnya yang lain.
Menurutnya Bumi diam sedangkan matahari, bintang dan bulan bergerak
mengelilinginya. Ptolemaios tahu bahwa beberapa astronom terdahulu, seperti
Aristarkhos, berpendapat bahwa Bumi mengelilingi matahari, namun dia merasa itu
tidak mungkin benar. Alih-alih, Ptolemaios mengembangkan penjelasan untuk
pergerakan planet dan berasumsi bahwa semua planet lainnya bergerak
mengelilingi Bumi. Dalam pergerakannya, beberapa planet kadang-kadang mengubah
arah dan bergerak ke arah berlawanan untuk sementara - Ptolemaios menyebut ini
"gerakan mundur". Namun kini terbukti bahwa planet-planet hanya
terlihat bergerak mundur ketika diamati dari Bumi, pada kenyataanya
planet-planet selalu bergerak ke satu arah.
Ptolemaios
hidup lebih lama daripada kebanyakan orang pada masanya, dia meninggal pada
usia 83 tahun di Aleksandria.
5.
Arsitektur
Akuaduk di
Prancis, dibangun sekitar tahun 19 SM.
Seiring
kota-kota Romawi menjadi semakin besar, maka kebutuhan terhadap pasokan air pun
bertambah. Saluran pembuangan dialirkan ke sungai sehingga sungai tidak layak
untuk dijadikan sumber air oleh rakyat Romawi. Akhirnya pemerintah Romawi
memutuskan untuk membangun saluran air dari batu yang sangat panjang dan
digunakan untuk mengalirkan air bersih dari bukit terdekat sampai ke kota.
Bangunan ini disebut Akuaduk, dari kata aqua (air) dan ductus
(saluran). Akuaduk pertama dibangun di kota Roma sebelum kemudian dibangun juga
di kota-kota lain. Pada akhirnya, sebagian besar kota di Romawi punya
setidaknya satu Akuaduk, sementara kota besar seperti Roma bisa punya sampai
sepuluh Akuaduk. Akuaduk terus digunakan sampai 400-an M. Setelah Romawi
runtuh, kota-kota di Eropa menjadi lebh kecil, dan pasokan air didapat dari
sumur. Di kota Ostia, bahkan sumur dibuat di tengah jalan raya.
Amfiteater
di Arles, Prancis.
Kebanyakan
orang lebih sering mendengar tentang Kolosseum di Roma, namun masih banyak
amfiteater lainnya di Kekaisaran Romawi. Pertarungan-pertarungan gladiator
terawal, pada masa Etruska, digelar di mana saja asalkan di tempat yang rata di
dekat bukit, supaya orang-orang bisa duduk di lereng bukit dan menonton
pertarungan yang berlangsung di bawahnya. Namun tempat seperti itu jarang ada,
sehingga pada tahun 300-an SM, para orang kaya dan pemerintah membangun
amfiteater sementara dari kayu bagi orang-orang untuk duduk, seperti layaknya
bukit buatan. Bangunan tersebut dinamai amfiteater karena terlihat seperti dua
teater yang saling berhadapan.
Pada
tahun-tahun terkahir masa Republik Romawi, ada begitu banyak pertarungan
gladiator sampai rakyat lelah untuk membuat amfitater dadakan lalu
membongkarnya lagi setelah pertunjukan selesai. Kota-kota besar mulai membangun
amfiteater tetap dari marmer dan batu kapur. Amfiteater batu pertama di Romawi
tidak dibangun di kota Roma tetapi di kota Pompeii. Amfiteater pertama di kota
Roma adalah Kolosseum, dibangun pada tahun 70-an M oleh kaisar Romawi,
Vespansianus. Amfiteater terus digunakan sampai tahun 300-an M. Setelah rakyat
Romawi memeluk agama Kristen, pertarungan gladiator dihentikan karena dulu
banyak penyebar agama Kristen yang menjadi korban gladiator, dan juga karena
pertarungan gladiator diselenggarakan untuk memuja para dewa. Namun amfiteater
terus digunakan.
|
Kolosseum.
Ketika Vespasianus menjadi kaisar pada
tahun 69 SM, dia ingin menunjukkan bahwa dia peduli pada rakyat, jadi dia
meruntuhkan sebagian dari Istana Emas Nero dan menjadikan lahannya sebagai
taman umum. Vespasianus juga membangun sebuah amfiteater baru. Amfiteater ini
dibangun dari beton, marmer, dan batu kapur. Amfiteater ini dulu diberi nama
Amfiteater Vespasianus, tapi kini dikenal sebagai Kolosseum, karena di dekatnya
ada patung Nero yang disebut Kolossus. Kolosseum sangatlah terenal di Romawi.
Di Kolosseum, orang-orang duduk dan
menyaksikan pertunjukkan. Yang diperlihatkan biasanya adalah pertarungan
manusia melawan manusia dan manusia melawan hewan. Di bagian bawah lantainya
ada ruangan besar untuk menyimpan hewan, peralatan, dan berbagai benda untuk
pertunjukan. Kini sebagian kursinya telah hilang, dan lantainya juga sudah
tidak ada.
Setelah
kaisar Romawi Augustus berhasil menguasai Romawi melalui perang saudara pada
masa akhir Republik Romawi, sekitar 30 SM, dia membangun Altar Perdamaian (Ara
Pacis). Dia membangunnya untuk menunjukkan bahwa peperangan sudah berakhir.
Augustus
sangat tertarik pada seni Yunani. Dia ingin menunjukkan betapa tingginya
peradaban Romawi dengan cara mengambil gaya seni Yunani dan mengembangkannya
menjadi gaya tersendiri. Salah satu hasilnya adalah Ara Pacis, yang dekorasinya
mirip dengan dekorasi kuil Parthenon di Yunani.
|
Basilika
Constantinus.
Jika
orang Romawi ingin melakukan kegiatan kelompok, mereka biasanya berkumpul di
basilika. Bagian dalam basilika sedikit banyak mirip dengan gereja Kristen atau
katedral abad pertengahan; ada ruangan besar dengan tiang-tiang untuk membentuk
gang-gang. Kadang ada tempat duduk untuk orang-orang tertentu. Lantai basilika
Aemilia dibangun dari berbagai jenis marmer, yang didatangkan dari Numidia,
Mesir, Yunani, dll, untuk menunjukkan tempat-tempat kekuasaan Romawi.
Beda
antara basilika dengan gereja adalah bahwa pintu masuknya terletak di sisi
panjang bangunan.
Sisa-sisa
Basilika Maxentius.
Basilika
Maxentius adalah bangunan terakhir yang dibangun di Forum Romawi sebelum
kejatuhan Romawi. Basilika ini dibangun oleh kaisar Maxentius pada awal tahun
300-an M, dan merupakan tempat pertemuan yang besar. Di sana para pejabat
melakukan pengadilan atau mengadakan musyawarah. Basilika ini memiliki dinding
dan atap berkubah yang dibangun dari batu bata dan beton. Pada tahun 800-an M,
Basilika Maxentius rusak diguncang gempa bumi.
|
Ilustrasi
Forum Romawi pada masa akhir Kekaisaran.
Di
pusat kota-kota di Romawi biasanya ada sebuah tempat yang disebut Forum. Tempat
ini adalah tempat orang-orang berkumpul, berbisnis, melakukan jual-beli,
bertemu kawan-kawannya, mencari berita terbaru, atau bersekolah. Biasanya Forum
memiliki jalan yang dilapisi batu. Di sekitarnya ada bangunan-bangunan penting;
kuil, basilika, dan kadang-kadang pertokoan. Di beberapa kota, Forum meiliki
mimbar tempat berpidato. Mimbar ini disebut Rostra. Ciri lain forum adalah
adanya peristylum.
Forum
terpenting di Romawi ada di kta Roma. Orang-orang mulai berkumpul di foum Roma
sekitar tahun 500 SM, pada masa pendirian Republik Romawi. Di dekatnya kemudian
dibangun gedung senat, kuil, pelengkung kejayaan, dan basilika. Pada masa
Julius Caesar, tempat ini sangat penuh sesak, jadi Caesar membangun forum baru
di seberang forum lama. Di ujungnya ada kuil dan di dekatnya ada pertokoan.
Forum Caesar juga memiliki jalan yang dilapisi batu kapur. Tapi rakyat Roma
semakin lama semakin banyak sehingga perlu dibangun lagi forum baru, dan kaisar
Augustus pun membangun forum baru di dekat forum Caesar.
Insul di
Ostia Antica, dibangun sekitar awal abad ke-2 M.
Di
kota-kota besar, banyak orang Romawi yang tinggal di bangunan apartemen yang
disebut Insula. Pada tahun 100-an M, ada hampir 50.000 bangunan apartemen di
Roma, sementara rumah pribadi berjumlah kurang dari 2000. Pada awalnya insula
dibangun dari kayu dan terdiri dari tiga atau empat lantai. Di kemudian hari,
karena kayu mudah terbakar, insula pun dibangun dari batu bata.
Istana
Domitianus.
Istana
Domitianus dibangun dari batu bata dan beton, dan indingnya dilapisi marmer.
Istana ini memiliki tiga area utama. Halaman umum adalah tempat kasiar menemui
utusan dari neagra lain, atau berpidato, atau menggelar pesta. Halaman umum
dikelilingi oleh banyak ruangan. Area kedua adalah ruang tahta yang berukuran
sangat luas, dan yang ketiga adalah ruang makan. Selain itu ada banyak ruang
pertemuan di sekitarnya.
|
Bagian
dalam Istana Emas Nero.
Setelah
terjadi Kebakaran Besar di kota Roma pada tahun 64 SM, banyak lahan-lahan yang
menjadi kosong. Kaisar Nero memanfaatkan lahan-lahan kosong itu untuk membangun
sebuah istana di pusat kota Roma. Dia menyebutnya Istana Emas (Domus Aurea).
Istana Emas digambarkan oleh Suetonius dalam tulisannya. Kini reruntuhan Istana
Emas sudah berhasil digali.
Istana
Emas adalah bangunan yang sangat mewah. Di dalamnya ada ruang makan berdinding
delapan dengan atap berlukiskan bulan dan bintang. Atap itu dapat dibuka
sehingga pemandangan lanngit dapat dilihat dari sana. Di depan Istana Emas, ada
patung kaisar Nero yang dilapisi emas. Patung itu disebut Colossus.
Kuil
Hercules di kota Roma.
Seperti
bangsa Mesir, Asia Barat, Kartago, Yunani, dan Etruska, bangsa Romawi juga
membangun banyak kuil untuk dewa-dewa mereka. Salah satu bangunan tertua di
kota Roma adalah kuil Capitolina, yang didirikan di puncak Bukit Capitolina
pada masa peemrintahan para raja. Itu adalah kuil untuk tiga dewa, Jupiter,
Juno, dan Minerva. Namun kuil itu kini sudah hancur, dan hanya sedikit
fondasinya yang masih tersisa.
Pada
periode Republik (500-1 SM), jenderal Romawi membangun ratusan kuil di kota
Roma. Kuil-kuil ini terutama dibangun sebagai rasa sukur atas kemenangan yang
diraih dalam pertempuran. Kuil-kuil itu dibangun di sepanjang Via Sacra (Jalan
Suci) yang dilalui oleh para jenderal ketika mereka kembali ke Roma untuk
mereyakan kemenangan. Lagi-lagi, sebagian besar dari kuil-kuil itu kini telah
hancur.
|
Reruntuhan
kuil Castor dan Pollux.
Kuil
Castor dan Pollux ada di ujung Forum Romawi, di dekat Pelengkung Septimius
Severus. Dalam pertempuran Danau Regillus melawan pasukan Etruska pada 496 SM,
beberapa prajurit berkata bahwa mereka telah melihat dua dewa kembar Castor dan
Pollux. Kedua dewa itu membantu pasukan Romawi. Setelah menang dalam
pertempuran itu, rakyat Romawi memutuskan untuk membangun sebuah kuil untuk
kedua dewa itu. Kuil itu selesai dibangun pada tahun 494 SM pada awal masa
Republik. Kuil itu dipugar lagi pada tahun 117 SM dan 73 SM.
Pada
akhirnya Kuil Castor dan Pollux mengalami kebakaran dan hancur. Pada tahun 6
SM, kaisar Tiberius membangunnya lagi dengan arsitektur bergaya Korinthos. Kuil
itu dipakai sebagai tempat penyimpanan harta kekaisaran. Setelah Romawi runtuh,
banyak bagian dari kuil itu diambil untuk dipakai pada bangunan lain hingga
tinggal tiga tiang saja yang tersisa. Ketiganya runtuh saat terjadi gempa bumi.
Kini ketiga tiang itu sudah dipugar kembali.
|
Pantheon
Hadrianus.
Sekitar
tahun 10 SM pada masa kaisar Augustus, seorang jenderal bernama Agrippa
membangun sebuah kuil di pusat kota Roma. Kuil ini disebut Pantheon dan
diperuntukkan bagi semua dewa. Pada tahun 80 M, pada masa kaisar Titus, kuil
ini hangus terbakar. kaisar Domitianus membangun kembali kuil ini dan di
kemudian hari bangunan ini kagi-lagi terbakar habis. Sekitar tahun 120 SM, kaisar
Hadrianus membangun lagi kuil ini. Di bagian pintunya, dia membuat tulisan
bahwa Agrippa yang membangun kuil ini sebgai penghormatan kepada Agrippa. Kuil
hasil renovasi Hadrianus ini terus bertahan hingga masa kini.
Pantheon
dibangun dengan gaya Yunani, di bagian depannya ada empat tiang dan di bagian
atasnya ada pedimen. Atap Pantheon adalah sebuah kubah yang sangat besar, kubah
terbesar pada masa Romawi, dengan diameter 43 meter, dan jaraknya dari lantai
ke puncak kubah juga 43 meter. Untuk menopang kubah in, dinding Pantheon
dibangun dari batu bata dan beton dengan tebal enam meter. Di puncak kubah, ada
sebuah lubang yang disebut oculus. Kaisar Phocas memberikan Pantheon pada Paus
pada 609 M, yang kemudian menjadikann sebagai gereja.
Pasar
Trajanus.
Kaisar Trajanus membangun forum baru sekitar
tahun 100 M.
Dalam
forum, ada dua perpustakaan (satu untuk buku-buku Yunani dan satu untuk
buku-buku Latin). Di antara dua perpustakaan itu, berdiri Tiang Trajanus.
Apollodoros, arstitek Romawi, membuat suatu inovasi dalam kompleks pertokoan
ini. Dia membangun suatu mal (pusat perbelanjaan) yang megah.
Pelengkung
Constantinus.
Setelah
Constantinus membunuh Maxentius dalam pertempuran di Jembatan Milvianus pada
tahun 312 M, dia berarak dengan jaya menuju kota Roma. Untuk mengabadikan
kemenangannya, Constantinus memutuskan untuk membangun sebuah pelengkung
kejayaan. Di bagian atas pelengkunya, ditulis inskripsi yang ditujukkan untuk
dewa, tapi tidak jelas dewa yang mana, bisa jadi dewa Yupiter tapi bisa juga
Tuhan Kristen. Di bagian bawahnya, ada ukiran yang menggambarkan pertempuran
Constantinus
Pelengkung
Septimus Severus.
Septimius
Severus adalah kaisar Romawi sekitar 200 M yang memutuskan untuk membangun
pelengkung kejayaan di forum Romawi untuk mengabadikan kemenangan militernya
melawan pasukan Parthia di timur Romawi. Pelengkung Severus dibangun di dekat
gedung Senat. Pelengkung ini memiliki gaya yang berbeda dengan pelengkung
Titus, ukirannya tidak terdapat di bagian dalam, tapi di bagian depan dan
belakang pelengkung.
Pelengkung
Titius.
Pelengkung
Titus dibangun di ujung Forum Romawi pada tahun 80-an M untuk mengenang
kemenangan kaisar Titus dalam perang melawan kaum Yahudi di Israel. Pelengkung
ini dibuat dari marmer dan travertin. Titus sebenarnya sudah meninggal ketika
pelengkung ini dibuat. Adiknya, Domitianus, menjadi kaisar dan ia ingin
kakaknya tetap diingat, jadi di bangunan itu ditulis nama Titus, yang
huruf-hurufnya dibuat dari perunggu.
Pemandian
umum Romawi di Bath, Inggris.
Orang
Romawi biasanya tidak punya kamar mandi sendiri di rumah mereka, karena sulit
memanaskan airnya. Dan orang-orang tinggal di apartemen yang kecil, seringkali
satu keluarga dalam satu ruangan, jadi mereka tidak punya ruangan untuk kamar
amndi atau halaman. Untuk mandi, mereka harus pergi ke tempat pemandian umum.
Pemandian
umum Romawi merupakan tempat orang-orang berkumpul. Pemandian memiliki kolam
renangan dan bak air panas yang dialiri air dari akuaduk. Tiap kota biasanya
memiliki satu pemandian, dan kota besar kadang punya lebih dari satu. Kamp
militer juga punya pemandian. Pemandian terbesar dan termewah ada di kota Roma.
|
Pemandian
umum Caracalla.
Kaisar
Romawi sering membangun tempat pemandian umum supaya rakyat Romawi dapat
bersantai. Pemandian terbesar dibangun oleh kaisar Caracalla sekitar tahun 200
M. Pemandian ini memiliki halaman dengan banyak kamar ganti. Halaman ini
berfungsi untuk berolahraga. Halaman semacam ini ada dua, masing-masing ada
tiap ujung pemandian. Dindingnya dilapisi marmer dan plesteran dan dihiasi
mosaik. Di bagian atasnya ada balkon.
Gedung
Senat yang dibangun oleh Caesar.
Senat
kota Roma pertama kali melakukan rapat sekitar tahun 500 SM, dengan dimulainya
Republik Romawi. Yang menajdi anggota Senat adalah para pria terkaya di Romawi.
Wanita tidak boleh menjadi anggota Senat. Gedung Senat dibangun oleh raja
Tullius Hostilius bahkan sebelum adanya Senat. Letaknya di Forum Romawi di
dekat tempat-tempat suci supaya para pejabat Senat selalu merasa dekat dengan
dewa.
Di
kemudian hari, Gedung Senat dirubuhkan karena di situ akan dibangun perluasan
forum, jadi Julius Caesar pun harus membangun Gedung Senat yang baru. Julius
Caesar dibunuh pada tahun 44 SM. Setelah gedung baru selesai, keponakan Julius
Caesar, Augustus mendedikasikan gedung baru itu untuk Julius Caesar.
Pada
akhir tahun 200-an SM, Gedung Senat hangus terbakar. Kaisar Diocletianus
membangun gedung baru dengan gaya arsitektur terbaru di Forum Romawi. gedung
yang ini masih bertahan hingga masa modern. Gedung ini dibangun dari batu bata
dan dilapisi oleh marmer serta plesteran, meskipun lapisan luarnya sudah kini
tidak ada.
Tiang
Marcus Aurelius.
Tiang
Marcus Aurelius sebenarnya tidak dibangun oleh kaisar Marcus Aurelius,
melainkan oleh putranya Commodus, sekitar tahun 180-190 M. Commodus ingin
mengabadikan kemenangan ayahnya dalam perang melawan suku Marcommani di utara
Romawi (Swiss modern).
|
Tiang
Trajanus.
Tiang
Trajanus dibangun tidak lama setelah tahun 100 M untuk mengabadikan kemenangan
Trajanus dalam perang melawan Dacia (Rumania modern). Tiang Trajanus berdiri di
Forum Trajanus di kota Roma, di dekat Pasar Trajanus dan Forum Roma lama. Tiang
ini seluruhnya diukir dengan ukiran yang menggambarkan para prajurit yang
sedang bertempur. Diperlihatkan tentara Romawi yang menyeberangi sungai Danube
menggunakan perahu dengan dayung
Vomitorium
adalah lorong atau jalur di teater atau amfiteater Romawi. Vomitorium digunakan
sebagai jalan bagi orang-orang untuk masuk ke dalam bangunan ke bagian tempat
duduk dan juga digunakan untuk keluar setelah pertunjukan selesai.
6.
Filsafat
Selain
sebagai salah seorang politisi terkuat di Romawi, Cicero juga menulis beberapa
buku mengenai filsafat. Cicero hidup pada masa yang sama dengan Lucretius,
tidak lama setelah Romawi menaklukan Yunani, dan kedua membaca filsafat Yunani
dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Latin untuk dibaca oleh orang Romawi
lainnya. Dalam prosesnya, mereka juga memasukkan gagasan-gagasan mereka
sendiri. Lucretius mengikuti aliran Epikurean, sedangkan Cicero mengikuti
filsafat Stoik. Cicero ikut memberikan ide-idenya sendiri ke dalam Stoik. Dalam
bukunya, "Dalam Tugas", Dia adalah salah seorang filsuf pertama yang
mengeluarkan gagasan bahwa setiap orang memiliki tugas moral untuk memberikan
keadilan bagi semua orang - semua manusia - tidak peduli apakah mereka orang
Romawi atau bukan, dan tidak peduli apa yang sedang terjadi. Gagasan penting
Cicero adalah bahwa setiap orang memiliki hak karena mereka mereka manusia.
Pada
akhirnya musuh Cicero, yaitu Marcus Antonius, dan sekutunya, Augustus, berhasil
mengambil alih kekuasaan atas Romawi, dan mereka menghukum mati Cicero pada
tahun 43 SM, hanya setahun setelah pembunuhan Julius Caesar Cicero berusia 63
tahun ketika meninggal. Tidak seperti Lucretius, Cicero dinyatakan baik oleh
Gereja Kristen, sehingga anak-anak Kristen diperbolehkan untuk mmembaca
karya-karya Cicero pada Abad Pertengahan.
Lucretius
lahir sekitar tahun 99 BC pada masa akhir Republik Romawi. Tidak banyak yang
diketahui mengenai kehidupannya, namun dia diketahui merupakan orang Romawi
yang terdidik dan berasal dari keluarga kaya.
Pada
suatu saat, Lucretius tertarik pada filsafat Epikurean. Seperti pendukung
Epikurean lainnya, Lucretius percaya bahwa bahkan jika para dewa menciptakan
dunia, hal-hal alami di dunia -siang dan malam, cuaca, gerhana, kelahiran -
terjadi secara alami, dan tidak diatur oleh para dewa. Kematian, dalam
pemikiran Lucretius, hanyalah akhir dari kesadaran. Dia sama sekali tidak
percaya adanya kehidupan setelah mati.
Kehidupan
setelah mati adalah pertanyaan penting bagi Lucretius karena pada masanya
banyak orang di Asia barat dan Mediterania mulai mempercayai kehidupan setelah
mati dengan surga dan neraka. Tidak hanya Epikurean, tetapi juga para penganut
Buddha, Zoroaster, Kristen, para filsuf Platonis, dan orang-orang Gnostik juga
banyak memikirkan kehidupan setelah mati pada masa ini.
Seperti
penganut Epikurean lainnya, Lucretius juga percaya bahwa segalanya terbuat dari
partikel kecil yang disebut atom, yang saling bergabung dengan cara-cara
berbeda untuk membentuk bermacam-macam benda. Pada masa kini ini terbukti
benar. Namun Lucretius tidak memiliki mikroskop elektron, jadi dia tidak dapat
mengetahui kebenaran mengenai atom - dia hanya mengetahuinya sebagai teori.
Prestasi
utama Lucretius adalah bahwa dia menulis sebuah puisi yang panjang, yaitu
Mengenali Benda, tentang filsafat Epikurean dalam bahasa Latin, yang sebelumnya
hanya ditulis dalam bahasa Yunani. Ini memungkinkan para filsuf Barat yang
tidak dapat berbahasa Yunani dapat mengerti prinsip pemikiran Epikurean.
Lucretius
kemungkinan meninggal sekitar tahun 54 SM, ketika Julius Caesar memulai
karirnya. Lucretius mati muda, dia hanya hidup hingga usia 43 tahun.
Plotinos.
Sekitaran
waktu Yesus hidup, para filsuf (dan orang awam) di Aisa Barat dan Kekaisaran
Romawi mulai berpikir tentang apa yang akan terjadi setelah kematian, dan hal
ini penting bagi kaum Kristen dan orang Gonstik. Tidak lama setelah itu, para
filsuf Romawi mengembangkan gagasan bahwa setelah seseorang mati, maka dia akan
bergabung menjadi satu dengan Tuhah, dengan suatu kekuatan ilahi. Para
Neoplatonis juga berpikir bahwa segala sesuatu berasal dari kekuatan ilahi ini,
yang kadang-kadang merakea sebut yang Esa.
Para
filsuf memperoleh gagasan ini dari ide Plato dalam bentuk yang lebih sempurna,
sehingga disebut pula Neoplatonisme (Ajaran Plato Baru). Filsuf penting dari
aliran ini adalah Plotinos, yang lahir sekitar tahun 204 M. Plotinos berkata
bahwa yang pertama muncul dari yang Esa adalah angka, yang merupakan hal
terdekat pada kesempurnaan. Setelah angka, muncul bentuk, lalu benda mati, dan
kemudian makhluk hidup.
Setelah
Plotinos meninggal pada 270 M, murid-muridnya terus memperdalam gagasan
Neoplatonisme. Tapi gagasan mereka tentang penggabungkan dengan kekuatan ilahi
menjadi bercampur dengan gagasan orang Gnostik tentang sihir, dan dalam
beberapa cara Neoplatonisme pada masa selanjutnya lebih tentang sihir daripada
fislafat.
|
7.
Agama
Agama
bangsa Romawi
Bangda
Romawi menganut politeisme. Mereka menjadikan setiap Tuhan sebagai maifestasi
kehidupan dan wujud yang memiliki kekuatan di luar alam pikiran normal
(supranatural). Para tuhan atau Dewa membantu orang-orang yang beribadah kepada
mereka dengan bersembahyang, berdoa, dan ibadah lainnya.karna itu, bangsa ini
membanggun kuil-kuil besar untuk melaksanakan ritual keagamaan terhadap para
dewa.
Masyarakat
Romawi meyakini ramalan. Mempercayai ayam suci dan tatacara menyantapnya,
begitu juga hati binatang, baik bentuk maupun warnanya. Tempat-tempat
penyembelihan hewan dibangun disa,ping tembok rumah mereka. Dalam hal pengobaran
api abadi, para pemuka agama memegang kendali. Menyerahkan keamanan dan
penjagaan rumah kepada Dewa Jenus, Dewa Cahaya dan Keselamatan. Menyembah dewa
di dalam kuil.
Kemudian
terjadilah pencampuran antara kepercayaan Yunani dan Romawi. Hal tersebut dapat
dilihat pada mayoritas bangsa Romawi yang terpengaruh bangsa Yunani.
Dewa-dewa
Romawi adalah cerminan dari dewa-dewa Yunani. Perbedaannya hanya dalam hal nama
saja.
·
Jupiter
– Zeus
·
Mares
– Ares
·
Juno-Hera
·
Minerya-Athena
·
Venus-Aprodhite
Masyarakat
mengadopsi hal tersebut berdasarkan cerita mitologi Yunani, bukan dari
imajinasi mereka. Selain itu diyakina bahwa ajran dan filsafat Socrates dan
yang lainnya telah memengaruhi mereka sehingga bangsa Romawi selalu menganggap
mudah berbagai urusan.
Berikut
ini adalah urutan nama-nama dewa Romawi:
1) Apollo
2) Bacchus
3) Ceres
4) Diana
5) Juno
6) Juventus
7) Mars
8) Mercury
9) Minerva
10) Neptune
11) Venus
12) Vesta
Selain
itu masyarakat yunani mempercayai bahwa Hercules keturunan dewa berwujud
manusia. Dia adalah orang yang paling berjiwa patriot dikalangan masyarakat
Romawi. Selain dikultuskan dan diabadikan setelah kematiannya, dia sesekali
disembah.
456
SM, telah berlaku undang-undang tertulis pertama di Romawi The Law of The Twelve Tables. Masyarakat Romawi menyembah berhala
hingga kedatangan agama Nasrani. Pada akhirnya, agama ini berhasil menggantikan
posisi agama pagan. Hal tersebut terjadi setelah konflik keduanya berlangsung
selama lebih dari 3 abad.
Patung
Triad Capitolina
Jupiter adalah pemimpin para dewa
Romawi, seperti halnya Zeus di Yunani. Kemungkinan, keduanya berasal dari satu
dewa langit Indo-Eropa. Nama Jupiter sendiri berasal dari "Ju-pater" (Ju-sang
ayah). Di sini kita bisa melihat bahwa "Ju" pada dasarnya adalah sama
dengan "Zeus".
Bangsa Romawi kadang melihat Jupiter
sebagai bagian dari tga dewa (Jupiter, Juon, dan Minerva). Nampaknya mereka
memperoleh konsep ini dari bangsa Etruska. Banyak kuil Etruska dan Romawi
didirikan untuk memuja ketiga dewa ini bersama-sama. Juno adalah istri Jupiter,
seperti halnya Hera, istri Zeus, di Yunani. Sementara Minerva adalah putri
Jupiter, dan diasosiasikan dengan Athena, yang merupakan putra Zeus, di Yunani.
Kelompok tiga dewa ini disebut Triad
Capitolina.
•
Dioscuri
Castor dan Pollux aslinya adalah
dewa Yunani, namun ketika Romawi bertempur melawan Etruska pada 496 SM, para
prajurit Romawi melihat citra Castor dan Pollux ikut bertempur di pihak Romawi.
Romawi akhirnya menang dan sejak itu bangsa Romawi terus berusaha suapaya
Castor dan Pollux tetap mmebantu mereka. Orang Romawi membangun kuil yang indah
untuk Castor dan Pollux supaya kedua dewa itu betah berada di Romawi. Castor
dan Pollux pun akhirnya menjadi dewa Romawi.
Castor dan Pollux adalah kembar, putra
Leda, dan saudara Helena dari Troya dan Klitemnestra. Dalam beberapa versi,
Castor dan Pollux adalah putra Jupiter sehingga mereka berdua abadi. Dalam
versi lainnya, Pollux abadi sedangkan Castor tidak.
Patung
perunggu Venus
Venus
adalah dewi cinta dan kesuburan. Orang Romawi memberi persembahan padanya jika
mereka ingin punya bayi, atau supaya dicintai oleh orang idaman mereka. Dalam
kepercayaan Romawi, Venus sangatlah mirip dengan dewi Afrodit, dewi cinta dari
Yunani.
Pemujaan pemimpin
Pompeius
Jenderal Romawi Pompeius, ketika
menaklukan Asia Barat sekitar 50 SM, merasa malu ketika menyadari bahwa
orang-orang di sana menyembahnya sebagai dewa. Mereka berdatangan dari kota
untuk berdoa padanya, bersujud di depannya, membuat patungnya dan menaruhnya di
kuil, serta melakukan persembahan untuknya. Ketika Pompeius bertanya, mereka
menjawab bahwa mereka sudah biasa menyembah penguasa sejak masa Aleksander
Agung, sekitar 300 tahun sebelumnya.
Setelah Pompeius terbunuh dan Augustus
berkuasa, Augustus membiarkan pemujaan kaisar berlanjut, sehingga orang-orang
di Asia Barat dan Mesir terus menyembah kaisar Romawi sebagai dewa sampai
nantinya mereka dikristenkan pada 300 M. Pada kenyataannya, penyembahan kaisar
adalah salah satu tradisi pagan yang paling sulit dihilangkan dan baru
benar-benar berhenti pada 400 M.
Kita mungkin akan merasa heran pada
orang-orang yang menyembah manusia sebagai dewa, namun sebenarnya praktik ini
tidak seaneh itu. Bangsa Romawi menyembah banyak dewa, beberapa dewa lebih kuat
dari beberapa yang lain. Selain itu, banyak pula dewa yang kurang berkuasa.
Karena itu kaisar dipercaya bisa mencapai derajat dewa. Bagi rakyat jelata,
kaisar sama jauhnya dengan para dewa, kaisar sulit ditemui dan tidak sembarang
orang bisa bertemu atau berbicara dengannya. Kaisar juga berkuasa, dia bisa mengirim
makanan jika rakyat menderita kelaparan, dia bisa membangun kanal jika
dibutuhkan, dia bisa membuat seluruh kota dihancurkan jika mau. Pada
kenyataannya, dia melakukan semua hal tersebut lebih sering daripada para dewa.
Karena itulah orang-orang menyembahnya.
Yahudi dan Nashrani
Yahudi
·
Dibawah kekuasaan Romawi (1 SM)
·
Pemberontakan pertama (66 M)
·
Pemberontakan kedua
Nasrahni
·
Priode pengejaran (0-325 M)
·
Priode pengakuan (325-396 M)
·
Perpecahan kerajaan Romawi (395 M)
Hari-hari besar
Sejarah Tahun Baru 1 Januari
Dalam buka The World Book
Encyclopedia tahun 1984, volume 14, halaman 237.
“The Roman ruler Julius
Caesar established January 1 as New Year’s Day in 46 BC. The Romans dedicated
this day to Janus , the god of gates, doors, and beginnings. The month of
January was named after Janus, who had two faces – one looking forward and the
other looking backward.”
Artinya kurang lebih
begini :
“Penguasa Romawi Julius
Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke
46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa
segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari
nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya
menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.”
Sosok dewa Janus dalam
mitologi Romawi
Dewa Janus sendiri adalah
sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di Yunani telah
disembah sosok yang sama bernama dewa Chronos. Sejarah pelestarian budaya Pagan
(penyembahan berhala) sudah ada semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani.
Bulan Januari (bulannya
Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat
Winter Soltice, yaitu hari-hari dimana kaum pagan penyembah Matahari merayakan
ritual mereka saat musim dingin. Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal
25 Desember, dan inilah salah satu dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya Kristen
selain penggunaan lambang salib. Tanggal 1 Januari
sendiri adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk
dalam bagian ritual dan perayaan Winter Soltice dalam Paganisme.
Kaum Pagan sendiri biasa
merayakan tahun baru mereka (atau Hari Janus) dengan mengitari api unggun,
menyalakan kembang api, dan bernyanyi bersama. Kaum Pagan di beberapa tempat di
Eropa juga menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.
Sejarah
perayaan Valentine
Tradisi Roma kuno. Lama sebelum Kristianity
dinyatakan sebagai agama resmi kerajaan Romawi[12] oleh kaisar Contantine
(313-337 AD), tanggal 14 dan 15 adalah hari besar orang Romawi, perayaan besar
ini dikenal dengan nama Lupercalia. Perayaan ini sangat populer bahkan
sampai abad ke lima AD – sedikitnya 150 tahun setelah pernyataan
Constantine tersebut.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian
upacara penyucian dan kesuburan di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari
pertama dipersembahkan untuk dewi mabuk-cinta (queen of feverish love) Juno Februata (dari mana kata bulan Febuari berasal)[13].
Dipercayai juga sebagai perayaan menghormati berhala Lupercus/ Lupercal[14] dan Faunus,[15]
juga Romulus dan Remus, yang terakhir menurut dongeng Roma adalah pendiri kota
Roma kuno.
Pada hari perayaan tersebut, rakyat
berkumpul di sebuah tempat ibadah, di mana wanita-wanita muda menulis nama-nama
mereka, menaruhnya di kotak undian. Para pria mengambil nama-nama tersebut.
Mereka akan menjadi pasangan selama perayaan tersebut bahkan bisa terus sampai
perayaan tahun berikutnya. Tanggal 15 Februarinya, para imam (disebut Luperci)
melakukan korban sembelihan binatang kambing dan anjing untuk meminta
perlindungan dewa Lupercalia / Lupercus (berbentuk srigala). Ibadah pengorbanan
ini terjadi di depan Porta Romana, sisi barat dari bukit Palatine, dimana terdapat goa Lupercus.
Kulit dari binatang korban ini kemudian dibuat sebagai pecut-pecut atau
tali-tali pemukul untuk ibadah kesuburan kandungan. Dua pria berpakaian
minim akan berlari-lari di jalan kota tua Palatine dengan pecut-pecut di tangan
mereka, dan para wanita, – dan ternak juga dibawa ke jalan – akan sengaja
berdiri di jalan yang akan dilewati pemuda tersebut untuk mendapat ’sabetan’
(sentuhan berkat), dipercayai bahwa janin mereka akan menjadi subur dengan
sentuhan tali kulit tersebut.
Perayaan dan ibadah Lupercalia yang
terkenal ini tetap hidup sampai akhir pemerintahan Anastasius I (491-518 AD). Namun di
akhir abad kelima, 498 AD, Paus Gelasius memutuskan merubah perayaan Eve of Lupercalia (14 Febuari; satu hari
sebelum puncak perayaan Lupercalia) menjadi hari St. Valentine; perayaan kawin kontrak
dan kesuburan menjadi perayaan hari orang kudus Roma Katolik.
8.
Hiburan
Patung
seorang perempuan Romawi yang sedang bermain astragaloi.
Bangsa
Romawi memainkan banyak permainan yang mirip dengan permainan tradisional pada
masa kini, kecuali permainan kartu, yang baru ditemukan pada akhir Abad
Pertengahan, dan catur, yang diperkenalkan ke Eropa dari India oleh kaum Muslim
sekitar tahun 1000 Masehi. Permainan yang paling umum barangkali adalah
permainan dadu, yang dimainkan dengan cara melemparkan dadu sambil bertaruh
mengenai hasil yang akan ditunjukkan oleh dadu tersebut. Biasanya permainan ini
adalah permainan judi, akan tetapi, bangsa Romawi juga memainkan permainan
kelereng dan astragaloi.
•
Tontonan
Pertarungan
Gladiator
Gladiator
Bangsa Romawi senang melihat orang
lain mati. Mereka menganggapnya sebagai hiburan yang menyenangkan, seperti
ketika kita melihat film aksi di televisi atau bioskop. Bangsa Romawi juga
menganggap bahwa para dewa juga menyukai pertarungan gladiator, karena itu
menonton pertarungan juga memiliki nilai religius, selain juga menyenangkan.
Banyak orang Romawi yang pergi ke amfiteater besar (seperti stadion sepak bola
di masa kini) untuk melihat pertarungan profesional. Para pengunjung datang di
pagi hari, membayar tiket, lalu menempati tempat duduk. Kadangkala semua tempat
duduk gratis, jika ada orang kaya yang membayar untuk keseluruhan acara. Di
lain waktu, pengunjung harus membayar, dan tempat duduk yang bagus tarifnya
lebih mahal daripada tempat duduk jelek. Di tempat duduk yang jelek, biasanya
susah untuk melihat ke arena dan ditempati oleh orang miskin.
Balap kereta perang
Selain gladiator, bangsa Romawi juga
senang menonton balap kereta perang. Balapan juga sering disertai dengan
taruhan dan perjudian mengenai siapa yang bakal menang. Balapan kereta perang
ada di seluruh Kekaisaran Romawi dan dilangsungkan di jalur balapan khusus yang
disebut sirkus. Kebanyakan kota besar memiliki sirkus. Kereta perang dikendarai
oleh sais (pengendara) profesional, dan kadang oleh budak. Jika sering menang,
seorang sais bisa menjadi terkenal dan kaya raya, resikonya juga besar. Dalam
balapan kereta perang, sering terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kematian
sais dan atau kudanya.
9.
Kuliner
Makanan orang kaya
Daging
dan sayuran di Romawi
Orang
kaya kadang memakan lidah merak. Masakan lainnya adalah ayam yang dimasukkan ke
dalam seekor bebek, lalu bebek itu dimasukkan ke dalam seekor angsa, lalu angsa
itu dimasukkan ke dalam seekor babi, lalu babi itu dimasukkan ke dalam seekor
sapi, dan keseluruhan daging tersebut dimasak. Kadang-kadang orang kaya
menyuruh budak-budaknya untuk pergi ke gunung dekat kota Roma untuk mengambil
salju sehingga makanan tertentu bisa tetap didinginkan tanpa kulkas.
Orang
miskin yang tinggal di sekitar Laut Mediterania harus memakan tanaman yang
tumbuh di daerah yang kering, dan tanahnya sendiri tidak terlalu sebur. Tiga
olahan tanaman yang paling banyak dikonsumsi di sana adalah: gandum dan jelai
(diolah menjadi bir, bubur, roti, dan sup), minyak zaitun (diolah menjadi roti
atau sebagai tambahan pada sayuran), dan anggur (diolah menjadi minuman anggur,
cuka, dan kismis). Mereka juga menanam kacang dan berbagai jenis sayur dan buah.
10.
Lainnya
Seorang
pria Romawi memakai toga.
Pria dan wanita Romawi, seperti halnya
orang India-Eropa lainnya, memakai lembaran wol yang besar untuk menutupi badan
mereka. Setelah mereka bertemu dengan orang Yunani dan Mesir, sekitar 200 SM,
mereka mulai mengenakan tunik linen (seperti kaos) di bawah jubah wol, yang
ternyata jauh lebih nyaman.Untuk melindungi kaki, orang Romawi menggunakan
sandal kulit, atau sepatu bot kuilt pada musim dingin.
Bagian
atrium dari sebuah domus di kota Pompeii. Domus adalah rumah mewah yang
biasanya ditempati oleh orang Romawi yang kaya.
Kebanyakan
orang di Kekaisaran Romawi tinggal bersama seluruh keluarga mereka dalam satu
ruangan dari semacam rumah. Rumah-rumah dibangun sekitar dua atau tiga sisi
halaman, dengan tinggi satu atau dua lantai. Sisi lain halaman memiliki tembok
tinggi untuk melindungi dari pencuri. Orang Romawi mempergunakan halaman untuk
memasak, serta sebagai tempat anak-anak bermain. Rumah-rumah biasanya dibangun
dari bata-lumpur, dengan atap datar. Orang miskin yang tinggal di kota kadang
tinggal di rumah jenis ini, namun lebih banyak yang tinggal di rumah bata atau
kayu tinggi yang disebut insula, tanpa halaman.
Panorama
reruntuhan Roma.
Kota
Romawi memliki lingkungan yang sangat menguntungkan bagi penduduknya, sehingga
kota ini menjadi penting untuk bangsa Romawi. Kota Roma terletak di temat yang
mudah untuk menyeberangi sungai Tiber, sehingga kota Roma merupakan lokasi
alami untuk jalan utara-selatan di Italia. Kita bisa menyeberangi sungai Tiber
di Roma dikarenakan adanya sebuah pulau di sana. Juga ada sumber garam di dekat
kota Roma, dan pada masa kuno, garam sangatlah berharga. Selain itu, kota Roma
menjadi tempat transit untuk perahu yang melalui sungai Tiber.
Jalur
perdagangn Romawi tahun 180 M.
·
Petani, ( menanam gandum, barley,
zaitun, anggur, apel, bawang, dan seledri)
·
Bangsa Romawi juga melakukan
perdagangan dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka menyeberangi Laut Tengah untuk
membeli papirus dari Mesir, kaca dari Fenisia, daging babi dan garam dari
Austria, timah dari Inggris, saus ikan, alat masak, dan piring dari Afrika
Utara, dan minyak zaitun dari Spanyol. Bahkan petani biasa mampu membeli banyak
dari benda-benda tersebut. Beberapa pedagang bahkan pergi lebih jauh, ke
Samudra Hindia atau menyebrangi Asia Barat, untuk berdagang dengan orang india
dan memperoleh kapas, kayu manis, bumbu-bumbu, dan bahkan sutra yang datang
dari Tiongkok. Benda-benda ini tergolong mahal dan hanya mampu dibeli oleh
golongan orang kaya.
|
Senat
Romawi.
Sejak
500 SM sampai mendekati 1500 M, selama dua ribu tahun, pemerintahan Romawi
kurang lebih memakai sistem yang sama, dengan kata lain, tidak banyak terjadi
perubahan, meskipun perubahan itu tetap ada seiring waktu.
1.Pada
awalnya, Romawi dipimpin oleh raja yang dibantu oleh senat. Ketika Republik
Romawi pertama kali didirkan pada 500 SM, raja diganti oleh dua orang yang
disebut konsul, sedangkan senat tetap ada. Konsul dibantu oleh senat sebagai
dewan penasihat. Senat terdiri dari keluarga-keluarga kaya di Romawi. Perempuan
tidak diperbolehkan menjadi anggota senat. Jabatan senator (anggota senat)
merupakan jabatan seumur hidup. Kebanyakan konsul pada akhirnya bergabung
dengan senat, dan kebanyakan senator memiliki ayah atau kakek yang dulunya juga
menjabat di senat. Para konsul sering melaksanakan apa yang diusulkan oleh
senat.
2.Ada
juga prefek di Romawi, mereka bertugas mengurusi kota, beberapa mengadili
kasus, beberapa yang lainnya mengatur pasar atau pelabuhan. Selain itu, ada
3.Tribunus,
yaitu orang-orang di senat yang mewakili rakyat miskin. Tribunus dipilih oleh
Majelis. Tribunus berhak memveto keputusan senat yang berkenaan dengan rakyat
miskin. Sementara Majelis adalah kumpulan yang terdiri dari para pria dewasa
dan merdeka di Romawi. Mereka berhak memberikan suara jika dimintai oleh
konsul, mislnya harus pergi berperang atau tidak. Majelis juga memilih konsul,
prefek, dan senator. Namun Majelis sudah diatur sedemikian rupa sehingga orang
kaya bisa lebih bnyak memilih daripada orang miskin. Baik prefek, Tribunus,
atau Majelis hanya boleh diisi oleh laki-laki.
Setelah
Romawi menaklukan berbagai daerah yang jauh dari kota Roma, mereka pun
menerapkan sistem provinsi.
4.
provinsi dipimpin oleh gubernur. Gubernur memegang kendali atas pasukan di
provinsinya. Gubernur biasanya berasal dari kalangan jenderal.
Menjelang
tahun 50 SM, yakni masanya Julius Caesar, jenderal-jenderal ini mulai mengambil
alih pemerintahan dan mengabaikan senat serta konsul. Mereka bisa melakukannya
karena memiliki pasukan.
Augustus,
pada 31 SM, adalah salah satu jenderal ini. Dia berhasil mendirikan suatu
sistem baru. Lembaga senat dan jabatan konsul tetap disteruskan namun Augustus
menjadikan dirina memiliki kekuasaan tertinggi. Dia berhasil membuat senat
menjadikannya dirinya sebagai Tribunus, sehingga Augustus bisa memveto
keputusan senat yang tidak dia sukai. Augustus juga memegang kendali atas
pasukan sehingga dia bisa menyingkirkan orang yang menghalangi jalannya.
Sistem
ini, yaitu Romawi dipimpin oleh kaisar namun senat dan konsul tetap ada, terus
berjalan selama 1500 tahun sampai akhirnya Romawi runtuh.
Romawi
(bersama beberapa negara-kota di Yunani) adalah salah satu bangsa pertama yang
di dunia yang membayar gaji rutin pada para tentara. Dengan begitu, pasukan
bisa menjadi pasukan purnawaktu dan berjuang secara penuh, bukan hanya berjuang
ketika sedang tidak mengurus ladang. Aawalnya, Romawi memiliki tentara paruh
waktu seperti negara-negara lainnya, namun sejak 100 SM, di bawah Marius,
tentara Romawi dibayar untuk berjuang sepanjang tahun. Karena itu, para tentara
lebih sering berlatih dan menjadi pasukan yang lebih tangguh.
Sejak
tahun 400-an M, kaisar Romawi di Kekaisaran Romawi Barat tidak lagi mempunyai
cukup uang untuk menggaji para prajurit, akibatnya para prajurit pun melakukan
hal-hal lain, misalnya bertani, atau berperang demi pasukan lainnya. Militer
Romawi lambat laun melemah, dan kaum Visigoth dan Ostrogoth pun berhasil meruntuhkan
Romawi.
•
Seni
Seni Romawi berkembang dari seni
bangsa Etruska, karenanya pada masa awal, seni Romawi sangat mirip dengan seni
Etruska. Maka dari itu, seni Romawi juga berhubungan erat dengan seni Yunani.
Romawi baru memiliki seni dengan ciri khas sendiri sejak sekitar tahun 500 SM
dengan berdirinya Republik Romawi. Bangsa Yunani lebih tertarik pada konsep
yang ideal, yaitu makhluk-makhluk yang indah dan sempurna, sedangkan bangsa
Romawi lebih tertarik pada realitas. Bangsa Romawi senang membuat patung yang
menggamabarkan tokoh tertentu dengan sangat mirip dan realistis.
Tembikar
Tembikar Romawi diawali dengan meniru
gaya tembikar Etruska, namun kemudian berkembang dengan gayanya sendiri. Secara
umum, tembikar di Italia cenderung memiliki satu warna dan dekorasinya pun
dicetak, tidak seperti tembikar Yunani yang hiasannya dilukis. Pada masa
republik, kebanyakan tembikar dibuat di dekat tempat tembikar tersebut akan
digunakan. Namun pada masa kekaisaran, mulai berdiri pabrik-pabrik tembikar,
yang memproduksi tembikar untuk kemudian dijual ke berbagai tempat. Ada
beberapa pabrik di Italia, di dekat kota yang disebut Arezzo, dan beberapa
lainnya di Prancis selatan. Tembikar jenis ini disebur tembikar Arretine.
Tahun-tahun
penting
800 SM peradaban Etruscan muncul
(kerajaan
753-509)
753 SM tanggal tradisional pendirian
Roma
509 SM Republik Roma didirikan
(republic
romawi 509-27)
496 SM Bangsa Romawi mengalahkan
bangsa Latin dalam pertempuran di Danau Regillus
493 SM persekutauan Romawi-Latin ,
yang memerangi bangsa Etruskan
400 SM Runtuhnya Etrusia
390 SM kota Roma dijarah oleh bangsa
celtik
306 SM bangsa Romawi mengalahkan
bangsa Etruskan
300 SM Ekspansi bangsa Romawi untuk
menguasai Italia
200 SM perkembangan seni,
arsitektur, dan kesusastraan Romawi klasik
264-
202 SM perang punik dan jatuhnya
Kartago
146 SM Bangsa Romawi merebut Yunani
103 SM pemberontakan budak di Roma
91 SM perang antara Roma dan
kota-kota di Italia
88 SM perang saudara di Roma
50 SM Caesar menaklukkan Prancis
30 SM penyair Virgil dan
sejarawan Livy berkarya
49-31 SM perang sodara diantara para
Jendral yang saling bersaing
27 SM Oktavianus, berakhirnya
republic, berkembangnya kekaisaran
Kekaisaran
Romawi (27SM-475 M)
64 M mulainya
penindasan terhadap orang Kristen di roma dimasa pemerintahan Kaisar Nero (juga
pada 303-311 M)
100 M kekaisaran
mencapai puncak kejayaan
160 M wabah penyakit dan krisis
membuat jumlah penduduk dan pedagang merosot
165-167 M wabah penyakit melanda kekaisaran
Romawi
167-180 M perang Marcomanni melawan orang
barber pertama
200 M jaringan jalan raya
kekaisaran di selesaikan
212 M kewarganegaraan Roma
diberikan kepada seluruh penduduk kekaisaran
250 M penyembahan terhadap kaisar
diwajibkan dibawah pemerintah Decius
260 M serangan oleh bangsa Barbar
di mulai
276 M kaisar Tacitus dibunuh oleh
pasukannya
286 M Diolectianus
membagi kekaisaran menjadi dua bagian ia memerintah kekaisaran bagian timur,
Maxsimillian memerintah bagian barat
313 M Konstantinus mengeluarkan
dekrit yang bersisikan toleransi agama
324 M Konstatinopel didirikan
sebagai ibu kota kekaisran yang baru
370 M bangsa Barbar menyerang
kekaisaran
406 M orang Romawi mundur dari
Inggris, Gaul, dan Iberia.
410 M bangsa
Visigoth menjarah Roma. Ini mengakibatkan kemerosotan kota roma dengan cepat
476 M jatuhnya
kaisar terakhir, Romulus Agustus.
[1] Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT
Ikrar Mandiri Abadi, 2009), h. 4-5.
[2]Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT Ikrar
Mandiri Abadi, 2009), h. 50-51.
[4] Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT
Ikrar Mandiri Abadi, 2009), h. 34.
[11] Ensiklopedia sejarah Dunia
[12] Perlu diingat sebelum Kristianiti menjadi agama resmi Romawi,
orang-orang Kristen sangat tertekan di bawah kerjaan Romawi, yang percaya
banyak dewa dan dewi, bahkan beberapa kaisar menganggap diri mereka sendiri
adalah keturunan dewa, yang patut juga disembah oleh rakyatnya, dan aniaya
segera berlanjut setelah institusi kepausan Roma berdiri, dan mencapai
puncaknya saat Alkitab latin
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan Jerman, dikenal sebagai Revormasi
Gereja. Diperkirakan 500 juta orang Kristen Injili terbunuh.
[13] Juno pada Romawi kuno dikenal sebagai Ratu Sorga (Queen of Heaven).
Di abad terakhir ini gereja Roma Katolik membuat doktrin
bunda Maria sebagai Ratu Sorga.
[14] Lupercus adalah dewa kuno orang Roma berbentuk srigala, lengenda
berkata Lupercuslah yang menghidupkan dua bayi manusia yang bernama Romulus dan
Remus
[15] Faunus/Pan: dewa alam bangsa Roma: dalam mythologi bangsa Roma,
dewa alam, perkebunan dan kesuburan. Dia adalah cucu laki-laki dari dewa Saturn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar