Selasa, 21 Mei 2013

Makalah Agama Romawi


AGAMA ROMAWI
Pendahulan
Pra- Romawi
Klasifikasi sejarah Dunia
         I.            Dunia Purba (40000 SM-500 SM)
Eropa  : komunitas pertanian terbentuk di Eropa bagian tenggara sekitar tahun 600 SM. Komunitas seperti itu baru muncul di Eropa barat-laut pada tahun 4000 SM. Dikawasan pantai Atlantik, sebuah kebudayaan maju mulai membangun berbagai gundukan tanah, henge, dan lingkaran batu sekitar tahun 4000 SM. Penemuan tertua berasal dari Irlandia, dan terdapat sejumlah contoh serupa yang menarik di Inggris, Skotlandia, dan Bittany (Prancis). Kemudian, pada priode hingga tahun 500 SM, bangsa Celtik mendominasi Eropa walaupun peradaban termaju pembangunan kota adalah bangsa Mycenae di Yunani dan Etruscan di Italia.[1]
       II.            Dunia Klasik (499 SM-500 M)
Eropa : di Eropa muncul dua kebudayaan besar, pertama di Yunani, kemudian di Roma. Kebudayaan lainnya, seperti Celtik, ditaklukkan dan diserap. Antara tahun 400-300 SM, bangsa yunani klasik menguasai kawasan Laut Mediterania. Namun, negara-negara kotanya yang merdeka saling berperang, dan akhirnya meruntuhkan mereka sendiri. Sementara itu di Italia, kota Romamenyerap cara Hidup bangsa Yunani, dan terus mengembangkan kekuasaanya. Pada tahun 100 M, Roma membentuk sebuah kerajaan raksasa yang membentang dari Arabia sampai ke Skotlandia. Melalui penaklukan, Roma menyebarkan agama baru, Kristen, diseluruh wilayahnya. Namun pada tahun 400 M, peradaban besar ini mulai runtuh.[2]
Kiranya dengan kita mengetahui sejarah Dunia Eropa, kita dapat memahami situasi bangsa Romawi dan kita dapat mengklasifikasi sejarah-sejarah terbentuknya bangsa Romawi dan Runtuhnya bangsa Romawi, selain itu perlu halnya kita sebagai anak perbandingan agama mengetahui agam yang dianut oleh bangsa romawi dari terbentuknya bangsa itu sampai runtuhnya dan sampai saat ini.
1.        Sejarah
Kerajaan (753-509 SM)
-Terbentuknya Romawi
Kota Roma didirikan oleh suku bangsa local yang telah membangun perkemahan di tujuh bukit di sekeliling Roma pada 753 SM.
Menurut legenda, Roma didirikan oleh dua orang kakak beradik, Romulus dan Remus, cucu raja Numitor.  Sodara raja yang jahat, Amulius, memasukan kedua bersaudara yang masih bayi itu kesebuah keranjang lalu dibuang ke sungai Tiber. Tetapi mereka diselamatkan dan disusui oleh serigala betina. Mereka mendirikan Roma. Namun keduanya bertikai dan Remus terbunuh. Romulus kemudian menjadi raja yang pertama.
Dikisahkan pula dalam buku “Ensiklopedia Atlas Agama-Agama”. Bahwasanya, Amelius mencuri tahta kerajaan sodaranya yaitu Numitor dan membuang kedua cucunya (Romulus dan Remus) ke sungai Tiber. Namun keduanya disusui oleh serigala betina  dan dirawat oleh penggembala hingga besar.  Hingga keduanya mampu membunuh Amelius dan mengembalikan tahta kakeknya. Selain itu konon bahwa Romulus dan Remus keturunan Dewa Venus. Namun bukti ilmiah mengatakan bangsa Etruscan-lah yang pertama kali membangun Roma ketika mengekspansi Italia Tengah dan Selatan.[3]
Dikisahkan pula bahwa Roma awal diperintah oleh raja local dengan Romulus sebagai penguasa pertama. Warga Roam tediri atas orang Sabin dan Latin, yang bersatu untuk membangun sebuah kota. Dan menganggap bangsa Romawi. Bangsa ini mendapat pengaruh dari daerah-daerah utara tetangga seperti: Etruscan, Para Pedagang Yunai dan Katago yang membawa berbagai pemikiran baru mengenai kebudayaan dan masyarakat.
-Bangsa Etruska
Bangsa ini kerajaannya disebut Etruria, terbentuk sekitar (800 SM). Terdiri atas: petani, pengrajin logam, pelaut, dan pedagang. Bangsa ini menyukai music, permainan dan perjudian. Selain itu di pengaruhi bangsa Yunani, mengadopsi abjad Yunani, mengenakan Himaton (Jubah), dan menyembah para dewa Yunani. Banyak cara hidup mereka diambil oleh bangsa Romawi. Akirnya orang Romawi juga mengambil alih kebudayaan gaya Yunani sebagai kebudayaan utama mereka.[4]
-7 Raja Romawi
Romulus
Romulus adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma. Romulus mendirikan Roma di atas bukit Palatine. Romulus mengizinkan semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun budak, untuk datang dan menjadi warga Roma.[5]  Untuk menyediakan istri bagi warganya, Romulus menculik wanita-wanita kaum Sabin sehingga kerajaan Sabin memerangi Roma.[6] Setelah berperang dengan kaun Sabin, Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus Tatius.[7],[8] Pada masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan Fidenate dan Veii.[9]
Romulus memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat sebagai dewan penasihat bagi raja.[10] Setelah penggabungan dengan Sabin, Romulus menambah lagi 100 sebagai senat. Romulus membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae (golongan), dinamai berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam menghentikan perang antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan tiap Curiae berkumpul membentuk Dewan Curiata. Setelah kematiannya pada usia 54 tahun, Romulus dipuja sebagai Quirinus, dewa perang.
Numa Pompilius
Setelah kematian Romulus, terjapada masa interregnum selama satu tahun dimana, \orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih Numa Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman. Meskipun awalnya Numa tidak mau menerima jabatan kerajaan, ayahnya meyakinkannya untuk menerima posisi itu sebagai cara untuk melayani para dewa.
Masa pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan reformasi keagamaan.  Numa membangun\ kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian menutup pintu kuil tersebut untuk menunjukkan keadaan damai.  Numa juga banyak menetapkan dan mendirikan jabatan keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta, Pontifex Maximus, Salii, flamine. Numa mereformasi kalender Romawi dengan menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga totalnya menjadi 12 bulan.  Numa mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik untuk menciptakan aministrasi yang lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan membentuk serikat dagang. Tradisi mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Numa perisai Jupiter jatuh dari langit, dengan masa depan Roma tertulis di atasnya. Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami.
Tullus Hostilius
Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan. Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan kerajaan Alba Longa dan mengambil seluruh penduduknya.  Dia juga berperang dengan kerajaan Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
Dalam suatu cerita, Tullus mengabaikan para dewa hingga akhirnya ia jatuh sakit. Tullus kemudian memanggil Jupiter dan memohon pertolongannya namun Jupiter membakar sang raja dengan petirnya. Tullus memerintah Roma selama 31 tahun.
Ancus Marcius .
Setelah kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia juga membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber. Setelah memimpin selama 25 tahun, Dia meninggal secara alami seperti kakeknya, menandai berakhirnya pemerintahan raja Latin-Sabin di Roma.
Tarquinius Priscus
Tarquinius Priscus merupakan keturunan Etruska. Setelah pindah ke Roma, dia diadopsi oleh Ancus Marcius. Dalam masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan melawan kerajaan lain dan membuat Roma memperoleh banyak harta rampasan perang.
Dia menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat. Dia juga menambah jumlah tentara menjadi 6.000 infantri dan 600 kavaleri. Dia membangun kuil Jupiter, \\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
Setelah menjadi raja selama 25 tahun, dia dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.
Servius Tullius
Tarquinius Priscus digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius adalah raja Roma kedua yang merupakan keturunan Etruska. Servius mengadakan sensus penduduk pertama dan membagi-bagi penduduk Roma berdasarkan tingkat ekonominya dan wilayah geografisnya. Dia mendirikan Dewan Centuria dan dewan Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius Superbus).
Tarquinius Superbus
Tarquinius Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius Superbus juga adalah orang Etruska. Tidak seperti raja-raja sebelumnya, masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai berakhirnya pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik. Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal dunia pada 496 SM.
Republic (509-27 SM)
-Awal Republic
Sekitar tahun 500-an SM, ketika demokrasi sudah dimulai di Athena, para aristokrat Romawi memutuskan bahwa mereka tak mau lagi dipimpin oleh raja-raja Etruska. Para raja memang bertugas secara baik untuk rakyat miskin, namun golongan orang kaya menginginkan lebih banyak kekuasaan. Akan tetapi kelompok kaya tidak bisa begitu saja menyingkirkan raja. Mereka memerlukan bantuan dari orang miskin. Jadi mereka berjanji kepada kaum miskin bahwa orang miskin akan memperoleh lebih banyak kekuasaan dalam pemerintahan yang baru, jika mereka bersedia membantu menyingkirkan raja. Kaum miskin bersedia membantu, dan bersama-sama mereka menggulingkan kekuasaan raja.
Akan tetapi, kaum miskin tetap saja tidak memperoleh kekuasaan seperti halnya kaum miskin di Athena.
Setelah beberapa tahun, kaum miskin Romawi tetap merasa bahwa mereka kurang diperhatikan. Mereka memaksa para aristokrat setuju bahwa kaum miskin dapat ikut memilih Tribunus. Tribunus sendiri harus dipilih dari golongan miskin, dan mereka mengikuti rapat Senat. Mereka berhasil memveto keputusan Senat yang sekiranya dapat berakibat buruk bagi kaum miskin. Veto artinya "Aku melarangnya" dalam bahasa Latin, dan itu bermakna bahwa Tribunus dapat mencegah diberlakukannya hukum apapun yang sekiranya buruk bagi orang miskin.
-Republik Romawi
Kini Romawi mulai menaklukan Italia selatan. Mereka menggunakan gagasan-gagasan bagus untuk membantu penaklukan mereka. Seperti halnya Aleksander Agung, Romawi mengumumkan kepada semua orang bahwa jika ada kota yang membutuhkan bantuan dalam peperangan, maka Romawi akan dengan senang hati membantu. Dengan segera, sebuah kota meminta pertolongan karena diserang oleh tetangganya. Romawi mengirimkan pasukan dan mengusir si penyerang. Akan tetapi, setelah perang selesai, Romawi menyatakan bahwa akan menempatkan sejumlah tentara Romawi di kota tersebut, untuk menjaga keamanan di sana. Namun jika ada tentara Romawi yang tinggal di suatu kota, maka kota tersebut secara tidak langsung harus mematuhi segala perintah Romawi.
Selain iu Romawi juga meniru Persia dan Aleksander dengan menjadikan rakyat kota-kota taklukan sebagai kota Romawi, dengan demikian rakyat kota yang bersangkutan juga kan merasa sebagai warga Romawi. Dengan cara inilah Romawi menguasai seluruh Italia selatan.
-Perang Punisa (pertama, kedua, ketiga)
Pertama   : Pada tahun 274 SM, Romawi telah mengusai seluruh Italia.
Dengan usaha keras Romawi pada akhirnya berhasil mengalahkan Kartago dan memenangkan Perang Punisia Pertama. Kini Romawi menguasai seluruh pulau Sisilia, dan memaksa semua kota di pulau itu membayar pajak kepada Romawi. Romawi juga menempatkan gubernur Romawi di pulau itu. Romawi belum berhasil menaklukan kota Kartago, yang terletak di Afrika utara.
Kedua      : Romawi (merah) dan Kartago (biru) pada awal Perang Punisia Kedua
Perang ini berlangsung lama. Bangsa Kartago, di bawa jenderal mereka Hannibal tidak berhasil menaklukan Romawi, dan Romawi juga tidak mampu mengusir Hannibal keluar dari Italia. Ribuan orang terbunuh di kedua pihak. Semua gajah perang Hannibal mati. Bangsa Yunani mengirim beberapa kapal untuk membantu Kartago.
Akan tetapi pada akhirnya Scipio berhasil mengambil alih Spanyol. Kemudian Scipuo membawa pasukannya ke Afrika dan menyerang langsung ke ibukota Kartago. Senat Kartago ketakutan dan meminta Hannibal untuk pulang dan membantu mereka. Terjadi pertempuran besar di Zama, dekat kota Kartago, pada tahun 202 SM, dan pasukan Hannibal dikalahkan.

ketiga       :
Reruntuhan Kartago.
Dengan demikian Romawi pun mulai bertempur di Yunani, dan dengan cepat mereka bergerak ke Asia Barat. Mereka memperoleh kemenangan di semua tempat yang mereka datangi.
Pada tahun yang sama, Romawi juga berhasil menguasai seluruh Yunani dan menghancurkan kota Korinthos, tentunya mereka tidak lupa merampas semua harta berharga dari kota tersebut dan memperbudak semua penduduknya.
-Akhir Republik
Pada tahun 146 SM Romawi merupakan satu-satunya kekuatan penting yang tersisa di Laut Tengah, dan mereka menguasai hampir seluruh daerah pesisirnya.
Namun muncul masalah di Romawi. Yang pertama, dua bersaudara yang bernama Tiberius Gracchus dan Gaius Gracchus berusaha mengembalikan sejumlah lahan di Italia kepada rakyat miskin. Namun para aristokrat di Senat yang kaya tidak mau menyerahkan lahan kepada kaum miskin. Pada tahun 133 dan 123 SM para senator dengan banyak pengikut mereka membunuh kedua bersaudara itu dalam dua kesempatan berbeda. Para Senator tidak dihukum atas kejahatan mereka.
Yang kedua, orang-orang Afrika yang dulu menyerang Kartago masih membuat masalah. Banyak pedagang Romawi yang tinggal di Afrika dibunuh oleh mereka. Jadi sekitar tahun 100 SM Romawi kembali menyerang Afrika. Namun Romawi tidak memiliki cukup tentara, dan jenderalnya, Marius, memutuskan untuk memasukkan para pria pengangguran dari kota Roma. Dia berjanji akan memberi mereka hadiah jika menang.
Yang ketiga, kota-kota Italia merasa bahwa Romawi tidak memperlakukan mereka dengan layak Mereka ingin memperoleh hak suara lebih banyal. Jadi pada tahun 80-an SM terjadi perang melawan kota-kota Italia, di bawah jenderal bernama Sulla. Perang in disebut Perang Sosial, dari bahasa latin "socii" yang bermakna "sekutu". Perang ini berlangsung lama dan Romawi menjadi pemenangnya. Akan tetapi, Marius dan Sulla berebut untuk menjadi jenderal yang akan bertempur di Asia Barat. Marius menang, namun Sulla membawa pasukannya dan berarak ke kota Rom. Dia mengancam akan menyuruh pasukannya menyerang Roma jika Senat tidak memberinya tugas yang diinginkannya. Cara ini berhasil; Sulla pergi ke Asia barat, dan ketika dia kembali dia mengangkat dirinya sendiri sebagai diktator, yang berarti dia dapat menyuruh siapapun untuk melakukan apapun tanpa perlu izin Senat.
Setelah Marius dan Sulla meninggal, sudah jelas bahwa Senat Romawi tidak cukup kuat untuk memimpin Romawi. Untuk mengendalikan keadaan, tiga orang bersekutu, mereka adalah Pompeius (sahabat Sulla), Crassus (seorang kaya), dan Julius Caesar (sahabat Marius). Mereka menjalankan roda pemerintahan selama kira-kira sepuluh tahun, sementara Julius Caesar menaklukan Galia (Prancis modern). Namun Crassus kemudian terbunuh ketika berperang melawan Parthia di Asia Barat, lalu Pompeius dan Julius Caesar terlibat dalam perang saudara. Lagi-lagi banyak orang yang terbunuh di kedua pihak. Pada akhirnya Caesar menang dalam Pertempuran Pharsalus. Pompeius kabur ke Mesir, namun di saan orang-orang Mesir malah membunuhnya supaya Caesar tidak marah kepada mereka.
Julius Caesar dan Kleopatra
Ketika Caesar pergi ke Mesir, dia senang ketika tahu bahwa Pompeius sudah mati. Di sana dia juga bertemu Kleopatra dan membawanya ke Roma. Mereka menjalin hubungan cinta hingga memiliki seorang anak.
Suatu hari, Caesar menyatakan diri sebagai diktator. Para Senator merasa bahwa ini sudah keterlaluan, akibatnya mereka membunuh Caesar pada tahun 44 SM.
Tiga orang pemuda lalu membentuk kelompok penguasa lainnya, kali ini anggotanya adalah Marcus Anthonius (sahabat Caesar), Lepidus (seorang kaya), dan Octavianus (keponakan Caesar). Kelompok ini berakhir seperti halnya kelompok yang pertama.
Kleopatra dengan cepat menjadi kekasih Marcus Anthonius. Mereka memiliki tiga orang anak. Pada akhirnya mereka mencopot Lepidus dari kekuasaannya. Kemudian Anthonius dan Kleopatra terlibat dalam perang saudara melawan Octavianus. Pada tahun 131 SM Octavianus mengalahkan Anthonius dan Kleopatra dalam sebuah pertempuran laut di Actium. Ketika menyadari bahwa mereka sudah kalah, Anthonius dan Kleopatra lalu bunuh diri sehingga hanya tinggal Octavianus yang tersisa sebagai pemimpin tunggal Romawi.
Kekisaran (27 SM-475 M)
Setelah kematian Julius Caesar pada tahun 44 SM, bangsa Romawi memilih kediktatoran daripada menghadapi kekacauan. Oktavianus, penggantinya, perlahan meraihkekuasaan, dan menjadi kaisar pertama.
1.Octavianus (Agustus)
Semua orang lelah dengan pertempuran dan pertikaian. Dan orang-orang takut terhadap Octavianus. Jadi ketika Octavianus terus berkuasa seolah-olah dia adalah raja, tidak ada yang berani melakukan protes. Dia menyuruh rakyat memanggilnya dengan sebutan Augustus ("Yang Baik") dan bukan Octavianus. Augustus sama seperti pamannya, Julius Caesar, yang juga ingin menguasai Romawi, tapi Augustus lebih pintar dalam meraih keinginannya.
2.Tiberius, Tiberius adalah putra tiri Augustus - dia adalah putra dari istri Augustus, Livia, dari pernikahan pertama Livia. Dia lahir pada tahun 42 SM. Ayah Tiberius juga dipanggil Tiberius - namanya adalah Tiberius Nero, dan dia berasal dari keluarga Claudius - sebuah keluarga yang sangat kaya dan berpengaruh. Ketika Tiberius berusia tiga tahun, ibunya, Livia, bercerai dengan Tiberius Nero dan menikahi Octavianus, yang kemudian menjadi kaisar Augustus.
Tiberius bukanlah penguasa yang baik, dia menghabiskan banyak waktunya untuk berenang dan berpesta. Dia menyuruh para asistennya untuk melakukan tugasnya. Dan pada masa inilah Yesus disalib di Yerusalem, tapi kemungkinan Tiberius juga tidak terlalu peduli. Tiberius meninggal pada tahun 37 M dalam usia 78 tahun. Dia meninggalkan Romawi kepada Caligula, putra dari keponakannya, dan Tiberius Gemellus, cucunya.
3.Caligula (Gaius putra dari keponakan Tiberius)/ Ayah Caligula, Germanicus, adalah cucu angkat Augustus, sedangkan ibu Caligula, Agrippina Tua, adalah cucu perempuan Augustus. Caligula lahir pada tanggal 31 Agustus 12 M. memerintah dengan tidak terlalu buruk, tapi nampaknya dia menderita penyakit mental. Setelah beberapa waktu dia mulai melakukan hal-hal tak wajar seperti berusaha menjadikan kudanya Senator, dan berusaha menikahi saudarinya sendiri. Pada tahun 41 M rakyat merasa bahwa dia sudah sangat keterlaluan sehingga akhirnya para pengawalnya membunuhnya.
4.Claudius (paman Caligula)/ udius dilahirkan pada tahun 10 SM di kota Lugdunum di Galia (Lyons, Prancis modern). Ibunya adalah Antonia Minor, putri bungsu Marcus Anthonius dengan Octavia, dan ayahnya adalah Drusus, adik lelaki Tiberius. Dia memerintah dengan baik. Pada masa kekuasaannya, Romawi berhasil menaklukan Britania dan menjadikannya provinsi Romawi. Namun istrinya, Agripinnya, meracuninya dengan jamur beracun hingga Cladius meninggal.. Claudius meninggal pada tahun 54 M pada usia 64 tahun.
5. Agrippina Muda adalah kakak perempuan Caligula. Dia adalah putri Germanicus dan Agrippina Tua, dan merupakan cicit Augustus. Agrippina lahir di Colonia Agrippinae (Cologne modern) pada tahun 15 M, jadi dia lebih muda tiga tahun daripada Caligula. Agrippina disebutkan meracuni Claudius. Setelah itu Agrippina menguasai Kekaisaran Romawi sebagai wali bagi putranya, Nero.
Agrippina berusia 39 tahun ketika membunuh Claudius. Selama berkuasa, Agrippina menghadiri rapat Senat, meskipun dia harus duduk di balik tirai. Pada akhirnya anak buah Nero menemukan Agrippina dan menusuknya sampai mati. Agrippina meninggal pada tahun 59 M dalam usia 44 tahun.
6. Pada tahun 54 M, putra tiri Cladius, Nero, naik tahta Nero baru berusia 16 tahun, dan ibunya Agrippina benar-benar memanfaatkan dirinya untuk mengendalikan Romawi, karena perempuan tidak berhak menjadi Tribunus atau Senator. Nero dikendalikan hingga pertengahan usia 20 tahun. Ketika itu dia merasa bahwa dia lebih baik berkuasa sendiri. Dia pun membunuh ibunya.
Nero terkenal karena pada masa pemerintahannya terjadi Kebakaran Besar di Roma pada tahun 64 M. Rakyat menyalahkannya atas peristiwa itu sehingga dia butuh kambing hitam. Dia kemudian menuduh kaum Kristen sebagai pelaku pembakaran dan menghukum mati mereka. Santo Petrus dan Santo Paulus adalah sebagian korbannya.
Setelah membunuh Agrippina, Nero menjadi tidak disukai oleh Senat, dan pada tahun 68 M gubernur Suriah, Galba, memberontak melawannya dan membawa pasukan ke Roma. Ketika sadar bahwa dia sudah kalah, Nero pun bunuh diri. Dia adalah penguasa terakhir dari keluarga Julius Caesar dan Augustus.
Pasukan Romawi menghancurkan dan menjarah Kuil Kedua Yahudi.
Penaklukan Romawi atas Israel dan Mesir pada akhir abad pertama SM membuat banyak orang Yahudi tinggal di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi (meskipun banyak juga Yahudi yang tinggal di Babilon atau di tempat lainnya di Kekaisaran Parthia). Banyak yang tetap tinggal di Israel, namun yang lainnya pindah ke Roma atau ke berbagai tempat di Romawi. Karena mereka menganut agama yang berbeda dan menjalankan cara hidup yang berbeda, dan karena mereka tak mau menyembah kaisar Romawi sebagai dewa, orang Romawi selalu mencurigai orang Yahudi.
Namun orang Romawi, seperti halnya orang Persia, mengizinkan orang Yahudi melaksanakan agama mereka. Kaisar Romawi, Caligula, memiliki kebijakan anti-Yahudi, dan pada tahun 40 M berusaha untuk menaruh patungnya sendiri di Kuil Besar Yahudi di Yerusalem, namun ketika ada kericuhan terkait hal ini oleh orang Yahudi di Iskandariyah, di Mesir, penerus Caligula, Claudius, memperbolehkan orang Yahudi melaksanakan agama mereka.
Akan tetapi, pada tahun 66 M, pada masa pemerintahan kaisar Nero, orang Yahudi memutuskan untuk memberontak melawan Romawi seperti yang mereka lakukan di bawah pimpinan Makabe dan berusaha memperoleh kemerdekaan mereka kembali. Nero mengirim salah satu jenderal minornya, yakni Vespasianus, yang kelak menjadi kaisar, untuk menghentikan pemberontakan. Ketika Vespasianus menjadi kaisar pada tahun 69 M, putranya, Titus, meneruskan tugas untuk menghentikan pemberontakan Yahudi.

Tahun Empat Kaisar (68 – 69 M)
Nero.
Dengan berakhirnya kekuasaan keluarga Augustus, beberapa orang menganggap bahwa Romawi mungkin akan menjadi Republik lagi. Namun tidak ada lagi yang benar-benar ingat bagaimana melakukannya, dan lagipula mereka terlalu takut akan perang saudara. Walau bagaimanapun perang saudara tetap terjadi setahun kemudian. Nero bunuh diri pada tahun 68 M dan gubernur Spanyol, Galba, bergerak menuju Roma.
Galba.
Setelah Nero meninggal, Galba mengangkat dirinya sendiri menjadi kaisar. Tidak lama kemudian, yakni pada Januari 69 M, gubernur Jerman Atas (Jerman Utara) juga memberontak, dan bergerak menuju Roma. Namanya adalah Vitellius. Pada saat yang sama, salah satu pendukung Galba, yaitu Otho, berbalik melawannya dan membunuhnya.
Otho.
Otho menjadi kaisar dalam waktu yang singkat. Dia bertempur melawan Vitellius namun kemudian kalah dan terbunuh. Maka Vitellius pun menjadi kaisar. Vitellius terkenal Karen enang mengonsumsi makanan dalam jumlah besar.
Vitellius.
Ketiga kaisar ini berasal dari barat, dan pada saat itu pasukan yang berada di Timur, tepatnya di Asia Barat, mulai merasa bahwa mereka seharusnya memiliki kaisar yang dapat memberikan perhatian lebih kepada mereka.
Akhirnya mereka memilih jenderal mereka, yakni Vespasianus, untuk menjadi kaisar. Pada musim gugur tahun 69 M, salah satu kawan Vespasianus memerangi Vitellius dan berhasil membunuhnya. Vespasianus kemudian menjadi kaisar.
Adanya empat kaisar berbeda dalam satu tahun membuat rakyat Romawi takut akan terjadi masa-masa perang saudara seperti dulu akan terjadi lagi. Jadi mereka dengan senang hati menerima Vespasianus sebagai kaisar.

Dinasti Flavius (69-96 M)
1.Vespasianus akhirnya meninggalkan Asia Barat dan berlayar menuju Roma pada musm semi tahun 70 M, ketika saat itu aman bepergian melalui Laut Tengah, seusai badai musim dingin reda. Dia memerintah dengan baik, meskipun dia selalu lebih tertarik mengurusi pasukan tempur daripada hal lainnya, dan dia menganakemaskan pasukan di Asia Barat yang dia pimpin. Dia terkenal karena hidup sederhana, dan tidak menggelar pesta mewah atau menghabiskan banyak uang seperti halnya kaisar-kaisar dinasti Julius-Claudius. Dengan demikian kekaisaran memiliki banyak uang di baitulmal. Vespasianus memerintah selama sepuluh tahun hingga dia meninggal pada tahun 79 M. Ketika sekarat, dia dipercaya berkata, "Oh Tuhanku, kupikir aku sedang menjadi Tuhan!"
2.Titus ( Putra sulung Vespasianus). Rakyat senang karena tidak terjadi lagi perang saudara. Tidak lama menjabat sebagai kaisar, Titus harus berurusan dengan letusan gunung berapi yag mengubur kota Pompeii. Dengan cepat, Titus bermasalah dengan Senat karena dia jatuh cinta dengan perempuan Yahudi bernama Berenike, yang merupakan putri di Asia Barat, tapi bukan orang Romawi. Titus juga menekan pemberontakan Yahudi di Israel dan menghancurkan kuil besar Yahudi di Yerusalem. Peristiwa itu dia peringati dengan membangun pelengkung kejayaan batu besar. Namun secara umum dia memerintah dengan baik. Dia mati muda, yakni pada tahun 81 M setelah memerintah tdaik sampai tiga tahun.
3.Domitianus (adik lelaki Titus), diangkat menjadi kaisar. Domitianus adalah jenis orang yang berbeda. Dia selalu merasa bahwa ayahnya, Vespasianus lebih menyukai Titus, dan perasaan ini membuatnya menjadi orang yang pemarah dan kejam. Dia bahkan smepat berusaha merancang pemberontakan melawan Titus ketika Titus menjadi kaisar. Sebagai kasiar, Domitianus yakin bahwa setiap orang bersekongkol untuk membunuhnya. Akibatnya dia memerintahkan pembunuhan banyak senator dan orang lainnya karena rasa curiga. Dia juga kemungkinan menyiksa beberapa orang Kristen awal. Dia menyuruh rakyat menyebutnya "Penguasa dan Tuhan" (Dominus et Deus). Pada akhirnya rakyat muak dengan kelakuannya, dan diapun dibunuh pada tahun 96 M.
Lima Kaisar Baik (96-180 M)
Ketika Domitianus dibunuh pada tahun 96 M, rakyat sangat takut itu akan seperti setelah pembunuhan Julius Caesar, atau setelah bunuh diri Nero, dan akan terjadi perang saudara lagi. Untuk menghadiri hal ini, Senat dengan cepat melakukan rapat dan memilih salah seorang senator menjadi kaisar.
1. Nerva, seorang pria tua tanpa putra sehingga mengurangi kemungkinan adanya orang yang akan bernafsu terhadap tahtanya. Nerva tidak punya banyak waktu sebagai kaisar, karena dia meninggal pada tahun 98 M, setelah hanya menjabat selama dua tahun, namun dia memulai sistem baru untuk pemilihan kaisar berikutnya yang terbukti berjalan lebih baik; dia memilih seseorang yang menurutnya akan memerintah dengan baik, dan dia mengangkatnya sebagai putranya.
2.Trajanus (Trajanus menjadi kaisar Setelah Nerva meninggal). Trajan memerintah dengan baik. Dia memimpin pasukan Romawi menaklukan Dakia (Romania modern). Dakia memiliki banyak tambang emas, sehingga Romawi menjadi sangat kaya dengan banyaknya emas yang ditemukan di sana. Trajanus juga melarang agama Kristen. Kemudian Trajanus memimpin pasukan Romawi menuju Asia Barat, dan dia berhasil merebut banyak wilayah dari Parthia - hingga sejauh Babilon, tempat Aleksander Agung meninggal. Trajanus tidak memiliki putra dan dia nampaknya mengadopsi keponakannya sebagai putranya. Nama sang keponakan adalah Hadrianus.
3.Hadrianus diangkat menajdi kaisar. Hadrianus tidak seterkenal Trajanus, karena tidak lama setelah Trajanus wafat, Hadrianus memutuskan bahwa Kekaisaran Romawi tidak mampu lagi menjaga semua wilayah di Asia Barat yang telah direbut oleh Trajanus. Akhirnya Hadrianus mengembalikan banyak wilayah tersebut kepada Parthia. Dia merasa bahwa biaya untuk mengurus wilayah-wilayah tersebut sangat mahal karena jaraknya yang jauh dari Roma. Tentu saja pasukan Romawi tidak senang dengan pengembalian wilayah yang telah mereka perjuangkan. Ditambah lagi Hadrianus tidak berusaha menaklukan tempat baru. Akibatnya pasukan menjadi bosan. Akan tetapi, Hadrian mampu menjaag kedamaian di Kekaisaran Romawi. Seperti halnya Nerva dan Trajanus, Hadrian tidak memiliki putra, dan dia pun mengangkat anak. Setelah Hadrianus meninggal pada tahun 134 M, putra angkatnya, yaitu Antoninus, menjadi kaisar.
4.Antoninus sering dipanggil Antoninus Pius (Antoninus Yang Saleh) karena dia amat tertarik pada masalah keagamaan dan suka melakukan hal yang dianggap benar oleh agama. Seperti Hadrianus, dia tidak terlibat dalam perang apapun. Dia lebih berfokus menjaga kedamaian di Kekaisaran Romawi. Seperti para pendahulunya, Antoninus mengadopsi seorang lelaki bernama Marcus Aurelius.
5.Marcus Aurelius adalah yang terakhir dari lima kaisar baik. Dia naik tahta setelah Antoninus Pius meninggal pada tahun 161 M. Seperti halnya Seneca dan banyak orang Romawi lainnya, Marcus Aurelius mempercayai filsafat Stoik. Salah satu hal pertama yang dia lakukan setelah menjadi kaisar adalah berusaha untuk membagi kekasaaan dengan adik angkatnya, Lucius Verus. Lucius Verus sendiri nampaknya tidak terlalu tertarik untuk memerintah. Namun Marcus Aurelius tetap memberinya sebagian kekuasaan untuk membuatnya tetap setia padanya. Tidak seperti para pendahulunya, masa pemerintahan Marcus Aurelius bukanlah masa yang damai. Segera setelah Antoninus Pius meninggal, Parthia menyerang bagian timur Kekaisaran Romawi. Mereka berharap Romawi sedang kacau akibat kematian kaisar mereka. Marcus Aurelius mengirim Lucius Verus, dengan sejumlah pasukan Barat, ke Timur untuk menghadapi Parthia, dan pada akhirnya pasukan Romawi berhasil menang.
Seusai perang, Romawi mendapati bahwa mereka telah tertular wabah penyakit berbahaya dari orang Parthia. Tidak diketahui wabah apa itu, namun diduga itu adalah wabah cacar. Ketika pasukan Romawi pulang kembali ke Kekaisaran Romawi, mereka membuat wabah ini tersebar, dan akibatnya banyak orang yang tewas.
Di utara, orang-orang Jermanik yang tinggal di wilayah yang kini disebut Jerman dan Swiss mengamati bahwa banyak prajurit Romawi telah pergi, dan Kekaisaran Romawi terserang wabah. Mereka merasa bahwa itu adalah waktu yang tepat untuk menyerang. Marcus Aurelius menghabiskan sebagian besar masa hidupnya memerangi suku-suku Jermanik dan berusaha membuat kesepakatan dengan mereka. Namun ketika hampir menang, dia meninggal. Dia meninggal pada usia 59 tahun pada bulan Maret tahun 180 M. Saat dia meninggal, Kekaisaran Romawi mulai mengalami kemiskinan akibat wabah dan biaya peperangan.
Kaisar Hadrianus mengusir orang-orang Yahudi keluar dari Yerusalem
Pada masa pemerintahan kaisar Hadrianus, orang Yahudi kembali memberontak untuk dapat merdeka dari kekuasaan Romawi. Namun seperti halnya pemberontakan pertama, pemberontakan yang ini juga gagal. Ditambah lagi, Hadrianus membenci orang Yahudi. Hadrianus sangat menyukai segala sesuatu yang berkaitan dengan Yunani, termasuk agama Yunani, dan dia menganggap Yudaisme (serta mungkin juga Kristen) sebagai ajaran sesat. Ketika pemberontakan itu selesai, Hadrianus tidak hanya membawa kembali Israel ke dalam kekuasaan Romawi, tapi dia juga menghancurkan Kuil Kedua, serta memaksa banyak orang Yahudi untuk meninggalkan Yerusalem dan Israel dan bermukim di mana saja di Kekaisaran Romawi atau Parthia. Ini dikenal sebagai diaspora, seperti penyebaran, karena ini membuat orang Yahudi tersebar. Akibatnya, tinggal sedikit orang Yahudi yang bermukim di Israel, lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di Babilon, Iskandariyah, Roma, dan kota-kota besar lainnya di Kekaisaran Romawi maupun Parthia.
Dinasti Severus (193-253 M)
Commodus (putra Marcuas Aurelius) bukanlah kaisar yang baik. Dia senang berpesta daripada mengurusi masalah kenegaraan. Padahal pada awalnya dia lumayan baik dalam berkuasa. Dia sempat membuat kesepakatan dengan suku Jermanik. Akan tetapi setelah kembali ke kota Roma, saudarinya Lucilla berusaha membunuhnya dengan bantuan beberapa orang Senator. Meskipun usaha ini gagal, Commodus menjadi orang yang mudah curiga. Dia membunuh banyak Senator dan orang lain. Dia akhirnya dibunuh oleh sahabat-sahabat dekatnya, yang pada awalnya ingin Commodus bunuh, pada tahun 192 M.
1.Septimus Severus. Pada tahun 193 M seorang Afrika bernama Septimius Severus, yang merupakan jenderal pasukan Romawi di Pannonia Atas, mengangkat dirinya sebagai kaisar dengan dukungan pasukan.Dia mengalahkan para pesaingya, meskipun perlu beberapa tahun baginya untuk benar-benar mengalahkan ancaman paling serius, yakni Clodius Albinus, yang juga orang Afrika dan menjabat sebagai gubernur Britania.
Pada tahun 197 M, Parthia, melihat terjadinya perang saudara di Kekaisaran Romawi, menyerang lagi. Septimius Severus pergi ke sana dan kembali memukul mundur Parthia. Setelah bepergian di sekitar Kekaisaran, dia menghabiskan empat tahun di kota Roma sebelum kemudian pergi ke Inggris untuk memerangi sebuah invasi di sana. Septimius Severus akhirnya meninggal di York, Inggris, pada Februari 211 M. Dia mewariskan kekaisaran kepada dua putranya, Caracalla and Geta. Disebutkan bahwa dia mengatakan kepada kedua putranya untuk saling menjaga satu sama lain dan menjaga pasukan, dan untuk tidak memikirkan hal lainnya.
Akan tetapi sejak awal Caracalla dan Geta cenderung bermusuhan. Pada bulan Februari 212 M, Caracalla membunuh Geta. Dia bahkan menghapus nama dan gambar Geta dari semua monumen di seluruh kekaisaran.
2.Caracalla (putra Septimus Severus) banyak berperang selama memerintah. Dia melawan suku Jermanik di utara dan menang. Dia lalu bertempur melawan Parthia. Namun dia ditusuk hingga tewas oleh penjaganya sendiri pada tahun 217 M ketika sedang berperang melawan Parthia. Ketua penjaga, Macrinus, mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar.
3.Macrinus (ketua penjaga Caralla)
Akan tetapi para wanita dalam keluarga Severus ingin keluarga tetap berkuasa. Septimius Severus memiliki seorang istri bernama Julia Domna, yang berasal dari keluarga kuat dan berpengaruh dari Asia Barat (Suriah modern). Setelah Caracalla dibunuh, Julia Domna mogok makan hingga mati sebagai bentuk protes kepada Macrinus. Namun kakak perempuannya, Julia Maesa, melakukan lebih dari itu. Julia Maesa memiliki dua orang cucu. Dia mengangkat salah satu dari mereka, yaitu Elagabalus, sebagai kaisar, dan pasukannya, dengan menggunakan uangnya, mengalahkan Macrinus dalam pertempuran.
4.Elagabalus yang menjabat sebagai kaisar, namun sebenarnya neneknyalah, Julia Maesa, yang mengendalikan kekaisaran. Dia menyuruh Elagabalus mengadopsi sepupunya, Alexander Severus (cucu Julia Maesa yang lainnya) sebagai pewarisnya.
5.Alexander Severus (sepupu Elagabalus)
Ibu Alexander, Julia Mamaea, menyusun sebuah rencana dan membunuh Elagabalus serta ibu Elagablus pada tahun 222 M. Kini Julia Maesa dan Julia Mamaea mengendalikan kekaisaran bersama-sama. Namun mereka memiliki satu masalah besar; sebagai wanita, mereka tidak dapat memimpin pasukan sendiri, sedangkan Alexander masih terlalu muda. Kteika Sassania kembali menyerang Asia Barat, mereka tidak mampu mempertahankan Romawi dengan baik. Dengan cepat, suku Jermanik, yang melihat keadaan ini, menyerang dari utara. Lagi-lag Julia Mamaea tidak mau merespon dengan baik. Pasukan Romawi, melihat permasalahan ini, memutuskan untuk membunuh Aleksander dan ibunya (neneknya sudah meninggal lebih dulu.
Kemunduran Romawi (200-476 M)
Krisis Abad Ketiga (235-284 M)
Romawi yang terpecah pada tahun 271 M, terbagi-bagi menjadi Kekaisaran Romawi (merah), Kekaisaran Galia (hijau), dan Kekaisaran Palmyra (kuning).
Pada tahun 200-an M (abad ketiga), Kekaisaran Romawi mengalami masa-masa sulit. Para sejarawan memiliki banyak pendapat mengenai alasannya, namun satu alasan yang pasti adalah bahwa Romawi terus-menerus diserang oleh Sassania di Timur dan pada saat yang sama diserang juga oleh orang-orang Jermanik di utara. Sangat sulit dan mahal menghadapi dua peperangan sekaligus, akibatnya pajak harus dinaikkan menjadi sangat tinggi, dan rakyat tidak senang ketika harus membayar pajak yang tinggi.
Selain itu, kaisar Romawi tidak dapat memimpin dua pasukan pada saat yang sama. Jadi dia harus memilih seorang jenderal untuk memimpin separuh lainnya dari pasukan Romawi. Seorang kaisar harus memilih untuk melawan Sassania, dan pasukan yang melawan suku Jermanik dipimpin oleh seorang jenderal, atau sebaliknya. Namun pasukan manapun yang dipimpin oleh seorang jenderal sering merasa iri. Mereka bahkan sering mengangkat jenderal mereka menjadi kaisar. Kadang mereka menang, kadang mereka kalah, namun itu membuat dua paruh pasukan Romawi menghabiskan banyak waktu berperang satu sama lain alih-alih melawan Sassania dan suku Jermanik.
Diocletianus (285-324 M)
Diocletianus naik tahta pada tahun 284 M. Seperti pada pendahulunya, dia pada awalnya merupakan seorang jenderal. Diocletianus pertama-tama menghalau Sassania dan Jermanik. Kemudian dia mengakhiri pemberontakan. Lalu dia berusaha menyelesaikan permasalahan perang saudara antara dua bagian pasukan. Diocletianus menyusun sebuah sistem yang mana ada dua orang kaisar di Romawi, dan masing-masing kaisar memiliki seorang asisten. Sistem in disebut Tetrarki (empat penguasa). Ketika salah seorang kaisar meninggal, maka asistennya akan langsung menggantikannya sebagai kaisar, dan kemudian harus kembali memilih seorang asisten baru.
Dicoletianus sendiri meyakini bahwa hanya semangat patriotik (kebersamaan) yang dapat menyelamatkan kekaisaran, maka dari itu dia menentang siapapun yang nampak berbeda dari sebagian besar orang Romawi, atau bahkan berbeda dari Diocletianus sendiri. Ini membuat Diocletianus memaksa orang-orang untuk tidak menganut agama Manichaean lagi. Sebagian besar penganut Manichaean meninggalkan agama mereka atau melarikan diri ke Kekaisaran Sassania. Diocletianus juga memaksa orang-orang untuk tidak menganut agama Kristen. Kali ini dia tidak berhasil, jumlah penganut Kristen di Romawi semakin lama malah semakin banyak dan mereka tidak mau meninggalkan Romawi.
Selain itu pada tahun 284, kaisar Diocletanius menilai kekaisaran romawi terlalu besar untuk di perintah oleh satu orang. Dia memutuskan untuk membaginya menjadi dua yaitu bagian timur yang berbahasa yunani dan bagian barat yang berbahsa latin.[11]
Constantinus Agung (324-337 M)
Tetrarki Diocletianus berjalan dengan baik selama sekitar 20 tahun, namun kemudian sistem ini mulai kacau. Pada tahun 306 M salah satu kaisar, yakni Constantius, meninggal. Dia seharusnya digantikan oleh asistennya, Severus, namun dia memiliki seorang putra bernama Constantinus. Ketika Constantius meninggal, Constantinus ingin berkuasa, maka dia mengumpulkan pasukan dan diangkat sebagai kaisar oleh pasukannya. Akhirnya perang saudara pun terjadi.
Malam sebelum pertempuran, Constantinus mengaku bahwa dia bermimpi. Sebuah salib (atau simbol Kristen lainnya) muncul di langit dan dia mendengar suara, "In hoc signo vinces" ("dengan lambang ini kamu akan menang."). Constantinus lalu memerintahkan semua prajuritnya untuk mengecat perisai mereka dengan lambang salib. Pada akhirnya Constantinus berhasil memenangkan pertempuran tersebut. Constantinus sangat kagum dengan kekuatan Tuhan Kristen, dan dia pun menganut agama Kristen. Dia mendirikan sebuah pelengkung kejayaan untuk memperingati kemenangannya.
Pada tahun 324 M Constantinus membunuh kaisar lainnya yang masih tersisa, dan akhirnya dia pun menjadi satu-satunya yang berkuasa. Pada tahun sama, dia mendirikan sebuah ibukota baru di Timur yang dinamai Konstantinopel (Istanbul modern). Ini sekaligus menunjukkan bahwa kekaisaran barat semakin melemah. Konstantinopel sendiri bermakna kota Kostantinus. Kosntantinopel berada pada jalur antara bertempur melawan Jermanik di utara dan bertempur melawan Sassania di Timur, menjadikannya mudah bagi kaisar untuk pergi ke tempat pertempuran.
Constantinus meninggal pada tahun 337 M. Ketiga putranya membagi-bagi Kekaisaran Romawi, namun mereka malah saling berperang, ditambah lagi terjadi pemberontakan di Galia (Prancis). Pada tahun 350 M putranya yang bernama Constantius II adalah satu-satunya yang mampu bertahan hidup. Seperti ayahnya, Constantius adalah penganut Kristen.
Constantius II
Dengan meninggalnya Constantinus, Sassania, yang berhasil mengakhiri perang saudaranya, kembali menyerang Kekaisaran Romawi. Constantius II  membutuhkan seseorang untuk memimpin pasukan ke Timur sementara dia menghadapi serangan Jermanik. Awalnya dia menunjuk sepupuny Gallus, namun Gallus ternyata tidak capak dan malah bersikap kejam. Constantius II terpaksa membunuhnya. Kemudian Constantius menunjuk adik lelaki Gallus, yakni Julianus. Kali ini Constantius II berperang melawan Sassania, sementara Julianus dikirim untuk menghadapi Jermanik.
Tidak disangka, Julianus ternyata mampu berperang dengan baik melawan Jermanik. Akibatnya pasukannya di Paris mengangkatnya sebagai kaisar. Constantius bergegas kembali untuk menghadapi Julianus, namun dia keburu meninggal akibat serangan jantung di perjalanan. Akhirnya pada tahun 361 M, Julianus menjadi kaisar Romawi.
Julianus
Hal pertama yang Julianus lakukan adalah mengumumkan bahwa dia hanya berpura-pura menganut Kristen. Dia sebenarnya membenci Kristen. Dia berusaha membawa kembali agama Romawi tradisional, namun gagasan ini tidak dianggap baik dan membuatnya tak disukai. Pada tahun 363 M Julianus terbunuh (barangkali oleh anak buahnya sendiri) ketiak sedang bertempur melawan Sassania di Timur.
Julianus adalah kerabat pria terakhir dari Constantinus, jadi tidak jelas siapa yang harus menjadi kaisar setelah dia meninggal. Para jenderal di Timur bermusyawarah pada tahun 363 M dan memilih salah seorang di antara mereka, yaitu seorang Kristen bernama Jovianus. Jovianus menghentikan pertempuran melawan Sassania dan memilih untuk mundur. Dia tidak memerintah lama dah meninggal pada tahun 364 M.
Theodosius, seorang jenderal mudah dari Spanyol yang beragama Katolik, dan putra dari jenderal lainnya, dipilih untuk menggantikan Valens. Dia berkuasa bersama Gratianus dan Valentinianus II, putra Valentinianus I, dan dia menikahi Galla, putri Valentinianus I. Theodosius dapat memperoleh kembali keunggulan dalam militer, meskipun sebagian besar dengan cara membuat kesepakatan dengan Visigoth dan Sassania. Pada tahun 383, seorang jenderal pemberontak bernama Maximus membunuh Gratianus, dan pada tahun 388 Maximus menyerang Valentinianus II; Theodosius kemudian membunuh Maximus.
Pada tahun 391 M, di bawah pengaruh Uskup Ambrose (kini Santo Ambrose) dari Milan, Theodosius melarang praktik ritual agama pagan meskipun dilakukan di dalam rumah. Hanya agama Kristen (dan sampai batas tertentu, Yudaisme) yang boleh dianut di Kekaisaran Romawi. Seorang jenderal non-Romawi bernama Arbogast memberontak begitu mendengar peraturan ini. Dia membunuh Valentinianus II dan mengangkat kawannya, Eugenius, sebagai kaisar, namun Theodosius mengalahkan dan membunuhnya. Ketika Theodosius meninggal pada tahun 395, Romawi sudah menjadi sebuah kekaisaran Kristen.


Ketika Theodosius meninggal pada tahun 395 M, dia mewariskan Kekaisaran Romawi kepada dua putranya, Honorius dan Arcadius. Honorius menjadi kaisar di Barat sedangkan Arcadius menjdi kaisar di Timur. Mereka berdua tidak cakap dalam memimpin, bahkan mungkin tidak terlalu berminat. Sebagian besar urusan pemerintahan diatur oleh para penasehat mereka.
Sebagian besar tugas Honorius ditangani oleh seorang Vandal bernama Stilicho, yang merupakan jenderal penting dalam pasukan Romawi.
Tidak butuh waktu lama bagi suku Jermanik dan Goth untuk menyadari bahwa kaisar baru yang masih muda itu lemah dan ini merupakan waktu yang tepat untuk menyerang. Para jenderal juga melihat kelemahan ini dan memutuskan untuk memberontak. Yang pertama, Constantinus III, seorang jenderal di Inggris mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar di York pada tahun 405 M. Dia memimpin seluruh pasukan Romawi dari Inggris, menyeberangi selat Channel ke Prancis, dan bergerak melalui Prancis, mengumpulkan pasukan Romawi di Prancis supaya mereka dapat bersama-sama bergerak menuju Roma.
Namun ketika Constantinus III sedang melakukan ini, tidak ada yang mengawasi perbatasan Romawi. Pada Januari 409 M, banyak suku Alan, Vandal, dan Suevi menyeberangi sungai Rhine, yang ketika itu sedang membeku, dan masuk ke Kekaisaran Romawi. Tidak ada pasukan Romawi yang menghentikan mereka, sehingga mereka begitu bebas menjelajahi Prancis dan menjarah segala yang mereka temukan. Mereka datang dalam keadaan lengkap, terdiri atas pria, wanita, dan anak-anak. Ini berarti bahwa mereka datang untuk bermukim.
Suku-suku barbar menyeberangi sungai Rhine.
Sementara itu Constantinus III sedang berusaha mengambil alih Spanyol. Dia mengirim jenderalnya Gerontius ke Spanyol, namun Gerontius kemudian memutuskan untuk mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar alih-alih bekerja bagi Constantinus III. Untuk memperoleh pasukan dalam jumlah banyak, Gerontius membuat kesepakatan dengan suku Alan, Vandal, dan Suevi. Dia membiarkan mereka memasuki Spanyol dan mereka berjanji akan membantunya berperang.
Pemerintah Romawi mengirim seorang jenderal untuk menghentikan Constantinus III. Constantinus III berhasil dibunuh, begitu juga Gerontius. Semua prajuritnya (yang berasal dari Inggris dan dari Prancis, dan mungkin dari Spanyol juga) dibawa kembali ke Italia untuk menghadapi serangan Visigoth. Ini membuat Inggris, Prancis, dan Spanyol tidak terjaga dan mudah diserang oleh suku Jermanik.
Di Italia, Visigoth mulai menyerang. Orang Visigoth sendiri sudah tinggal di dalam Kekaisaran Romawi sejak Pertempuran Adrianopel pada tahun 378 M. Namun mereka tidak diperlakukan dengan baik. Romawi membuat mereka kesulitan memperoleh makanan atau rumah yang layak. Di bawah raja baru mereka, Alaric, suku Visigoth meminta bayaran emas kepada Honorius. Ketika Honotius menolak, suku Visigoth bergerak menuju kota Roma. Meskipun orang Romawi berusaha melawan, suku Visigoth berhasil menang. Oang Visigoth tidak hanya berhasil memasuki kota Roma namun pada tahun 410 M mereka merebut kota itu dan mengacak-acaknya (mereka merusak bangunan, membantai orang-orang, merampas benda-benda berharga, memperkosa para wanita). Orang Romawi sangat terkejut. Mereka kebingungan bagaimana mungkin kota Roma, yang mereka anggap sangat kuat dan abadi, bisa ditaklukan.
Orang-orang Visigoth mengacak-acak kota Roma.
Orang-orang Visigoth tidak bermukim di Romawi. Mereka meneruskan perjalanan ke Italia selatan dan bermaksud menuju Afrika. Namun Alaric meninggal dalam perjalanan, dan badai besar menghadang mereka. Pada akhirnya orang Visigoth mengalihkan tujuan dan bermukim di Prancis. Sementara itu suku Burgundy sudah menguasai Prancis timur, sedangkan suku Vandal dan Suevi bermukim di Spanyol (suku Alan sudah dimusnahkan).
Pada tahun 429 M suku Vandal berlayar menyeberangi Selat Gibraltar dan merebut Afrika. Ini membuat suku Suevi menjadi satu-satunya penguasa di Spanyol, dan suku Visigoth sendiri secara perlahan-lahan mulai menguasai Spanyol. Sementara itu suku Pict dan kelompok-kelompok lainnya menginvasi Inggris. Orang Inggris meminta bantuan Romawi, namun Romawi sendiri sedang kesusahan sehingga tak dapat membantu.
Selama bertahun-tahun para kaisar Romawi terlalu lemah untuk menangani tindakan suku-suku yang bebas dan merajalela di Romawi, dan pada tahun 476 M kaisar Romawi terakhir di Barat, yaitu Romulus Augustulus, ditangkap dan tahtanya dirampas oleh seorang raja Jermanik bernama Odoaker.
Romulus Augustus, kaisar terakhir Romawi Barat, berlutut di hadapan Odoaker.

2.        Sosial
Sekolah
Sebagian besar anak Romawi tidak bersekolah. Tetapi beberapa anak lelaki orang kaya, terutama jika mereka tinggal di kota, dapat pergi ke sekolah. Sekolah Romawi kecil, dengan hanya satu ruang kelas dan satu pengajar. Satu guru itu mengajar murid lelaki dari berbagai usia, mulai dari tujuh hingga sebelas atau dua belas tahun. Guru dibayar oleh orang tua siswa secara langsung. Semua gurunya adalah pria. Guru mengajar muridnya membaca dan menulis, juga cara berhitung dengan angka. Kertas belum ditemukan jadi para murid membaca gulungan papirus. Sementara untuk menulis, mereka menggores-goreskan batang logam atau potongan tembikar pada papan kayu yang dilapisi lilin. Sang guru menulis huruf alfabet, atau baris-baris dari naskah Aeneid, dan para murid menyalinnya. Mereka juga belajar matematika. Kadang mereka belajar memainkan alat musik. Mereka tidak mempelajari ilmu alam, atau olahraga..

 Sekolah lanjutan

Anak Romawi yang dapat belajar di sekolah lanjutan hanyalah anak-anak yang sangat kaya dan cerdas. Di sekolah lanjutan, para siswa diajari bahasa Yunani. Mereka harus menghapal sajak-sajak karya Homeros, penyair terkenal dari Yunani. Mereka juga belajar filsafat dan berpidato.
Keluarga
Keluarga Romawi tidak hanya meliputi suami, istri, dan anak, tetapi juga budak (jika ada). Dalam keluarga, pria memliki kekuasaan yang banyak. Suami dapat memukul istrinya. Suami dan istri dapat memukul budak dan anak-anak mereka. Suami juga dapat memutuskan apakah bayi yang lahir akan dibesarkan atau dibiarkan mati. Selain itu pria pemilik budak wanita dapat menikmati hubungan seksual dengan budak wanitanya sekehendak hatinya. Tapi perempuan juga punya beberapa hak. Perempuan dapat memiliki barang, membeli dan menjual barang, atau menyewakan apartemen, tanpa harus ada izin dari suaminya. Baik suami ataupun istri juga dapat mengajukan perceraian jika mereka ingin dan jika mereka punya cukup uang.
Perempuan
Wanita Romawi dibatasi oleh banyak larangan, dan tidak dapat sebebas pria. Wanita tidak dapat menjadi kaisar, anggota Senat, gubernur, atau tentara. Beberapa anak perempuan dapat bersekolah, dan sedikit dari mereka dapat memperoleh pendidikan tingkat lanjutan. Setelah menikah, perempuan Romawi tetap berada di bawah kuasa ayah mereka. Setelah ayah mereka meninggal, anak perempuan Romawi dapat memperoleh warisan yang setara dengan anak lelaki. Perempuan Romawi juga dapat mengelola bisnis sendiri dan memiliki properti sendiri.
Meskipun sulit, beberapa wanita Roamwi berhasil terjun ke dunia politik. Sekali waktu, ada perempuan Romawi yang menjabat di dewa kota lokal. Pada tahun-tahun pertama dalam abad ke-1 M, Messalina dan Agrippina menjadi ratu dan sedikit banyak dapat menguasai Kekaisaran Romawi. Pada 217 M, Julia Maesa dan Julia Mammaea memerintah Kekaisaran Romawi melalui cucu mereka sampai 226 M. Ratu Pulcheria mengendalikan Kekaisaran Romawi Timur dari tahun 414 M sampai dia meninggal pad tahun 453 M, dan keponakannya Placidia mengendalikan Kekaisaran Romawi Barat selama beberapa tahun.
Perbudakkan
Beberapa orang di Romawi menjadi budak milik orang lainnya, atau milik pemerintah Romawi. Banyak dari para budak ini, terutama di Spanyol dan Prancis selatan, bekerja di ladang dan menggarap lahan pertanian miliki orang kaya. Di ladang ini, yang disebut latifundia, seorang mandor mengawasi ratusan atau ribuan budak bekerja sepanjang hari di bawah terik matahari. Pada malam hari, para budak tidur di barak, dengan pria dan wanita dipisahkan.
3.        Sastra
Livius
Titus Livius Patavinus adalah sejarawan Romawi (Italia 59 SM), pada masa akhir Republik, ketika Julius Caesar mengawali karirnya. Livius pindah ke kota Roma dan menulis buku pada masa pemerintahan kaisar pertama Romawi, Augustus. Dia menulis tentang sejara Romawi mulai dari berdirinya Republik pada tahun 509 SM sampai masa pemerintahan Agustus. Karyanya terdiri dari 142 seri. Sebagian besar dari karyanya telah hilang, yang tersisa pada masa sekarang hanyalah 35 seri.
Ploybius
Polybius adalah seorang pria Romawi yang kaya. Dia lahir di kota Athena di Yunani sekitar 200 SM. Polybius suka rela menjadi salah satu sandera, dan dia pun menghabiskan sisa hidupnya di Roma. Selama tinggal di sana, dia menghabiskan waktunya menulis sejarah Romawi. Polybius menulis dalam bahasa Yunani, selain karena dia adalah orang Yunani juga karena dia ingin bangsa Yunani memahami siapa bangsa Romawi yang telah menaklukan mereka. Pada masa kini, karya tulis Polybius menjadi salah satu sumber terbaik mengenai sejarah awal Republik Romawi dan Perang Punisia
Tacitus
Publius (atau Gaius) Cornelius Tacitus dilahirkan pada tahun 55 M. Ayahnya yang kaya, bernama Agricola, adalah komandan pasukan Romawi di Britania, tidak lama setelah Claudius menaklukan Britania dan menjadikannya provinsi Romawi. Kemungkinan Tacitus juga menghabiskan waktu di Britania, dan kemungkinan di pos terdepan lainnya. Namun dia lebih banyak tinggal di Roma. Dia adalah senator yang aktif, dengan karir politik yang sukses, dan merupakan seorang pembicara publik yang terkenal.
Buku pertamanya, ditulis pada tahun 98 M ketika Tacitus sedang berusia 40-an tahun, merupakan biografi ayahnya dan berjudul Agricola.
Buku kedua Tacitus, ditulis pada tahun yang sama, adalah catatan (ethnografi) cara hidup orang Jerman, sebelum ditaklukan oleh Romawi.
Antara tahun 105 dan 109 M, Tacitus menulis Historia, yang berisi sejarah politik pada masanya, yakni antara tahun 69 hingga 96 M. Tacitus terlibat dalam politik untuk waktu yang lama, jadi dia tahu apa yang terjadi dan mengapa. Sayangnya sebagian besar dari Historia telah hilang, dan hanya bagian yang membahas tahun 69 serta tahun 70 yang tersisa.
Kemudian dimulai pada tahun 112 M dan terus berlanjut hingga dia meninggal, yaitu setelah tahun 117 M, Tacitus menulis sejarah politik sejak kematian Augustus hingag keamtian Nero (14-69 M).
Suetonius
Gaius Suetonius Tranquillus hidup tidak lama setelah Seneca, pada masa dinasti Flavius dan kemudian sampa pada masa pemerintahan Trajanus dan Hadrianus. Dia hidup pada masa yang sama dengan Plinius Muda, dan memang merupakan sahabatnya. Dia tidak terlalu banyak terlibat dalam politik, dan tidak berasal dari keluarga berpengaruh di kekaisaran. Akan tetapi dia bekerja di istana dan bertugas membuat catatan para kaisar mengenai apa yang mereka lakukan.
Karena posisinya, Suetonius mengetahui lebih banyak sejarah daripada orang Romawi lainnya, dan dia memutuskan untuk membagi pengetahuan itu dengan cara menulis biografi semua kaisar Romawi sejak awal hingga masanya, mulai dari Julius Caesar hingga Domitianus. Tidak semua biografi karya Suetonius masih tersisa pada masa kini, namun sebagian besarnya masih dapat kita baca. Karya-karyanya, bersama dengan karya sejarawan Tacitus, merupakan sumber paling penting mengenai sejarah kaisar Romawi awal
Plinius Tua
Gaius Plinius Secundus adalah seorang pria kaya dari salah satu keluarga paling penting di Kekaisaran Romawi. Dia hidup pada masa akhir dinasti Julius-Claudius hingga periode Flavius, dia meninggal pada tahun 79 M. Tidak seperti para kerabatnya, Plinius tidak begitu tertarik pada politik. Dia menjadi laksamana di angkatan laut Romawi, namun dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan menulis. Plinius Tua menulis sebuah karya Sejarah Alam yang sangat panjang, dalam banyak volume, yang berupa ensiklopedia berisi segala sesuatu yang diketahui orang pada masa tersebut. Plinius Tua meninggal akibat letusan Gunung Vesuvius di Italai selatan pada bulan Agustus 79 M.
Pinius muda
Gaius Plinius Caecilius Secundus adalah keponakan Plinius Tua. Dia mengunjungi pamannya di Pompeii ketika pamannya mati akibat letusan gunung berapi, tapi Plinius Muda berhasil selamat. Plinius Muda menuliskan catatan tentang peristiwa itu. Di kemudian hari, dia menjadi politikus yang cukup penting di bawah pemerintahan kaisar Trajanus.
Trajanus mengangkat Plinius sebagai gubernur di Bithynia pada tahun 117 SM. Dalam masa pemerintahannya, Plinius bentrok dengan para penyebar agama Kristen. Ketika itu orang Romawi masih menyembah para dewa, jadi agama Kristen dinyatakan ilegal.
Plinius adalah penulis surat yang hebat. Dia merawat salinan surat-suratnya dan kemudian menerbitkannya supaya dapat dibaca semua orang. Banyak dari surat-suratnya yang masih tersisa hingga saat ini. Surat-suurat itu berisi informasi mengenai kehiduapn para aristokrat Romawi yang mewah pada masa keemasan Kekaisaran Romawi.
Plautus
Pada masa Republik Romawi, orang-orang Romawi mulai tertarik pada seni drama. Awalnya tidak ada drama berbahasa Latin, dan hanya ada yang berbahasa Yunani. Titus Maccius Plautus adalah orang pertama yang menulis drama berbahasa Latin pada akhir tahun 200-an SM. Semua drama yang dia tulis adalah drama komedi. Dia tinggal di kota Roma. Biasanya Plautus menerjemahkan naskah drama Yunani ke dalam bahasa Latin. Tapi dia menerjemahkannya sedemikian rupa sehingga hasil akhirnya adalah drama berbahasa Latin yang lucu bagi orang Romawi.
Terentius
Publius Terentius Afer lahir pada tahun 185 SM, tidak lama setelah berakhirnya Perang Punisia Kedua. Karena nama belakangnya adalah "Afer" ("Afrika"), banyak orang mengira dia berasal dari Afrika Utara
Ketika masih muda, sekitar tahun 165 SM, Terentius menjadi budak seorang senator Romawi. Dalam suatu cerita, sang senator melihat betapa Terentius sangat cerdas, sehingga Terentius pun dibebaskan dan bahkan dibiayai untuk bersekolah. Terentius kemudian menjadi sahabat Scipio Aemilianus, seorang politis yang kuat di Roma, yang membantu Terentius membuat drama.
Terentius menulis drama pertamanya, Andria, ketika baru berusia 19 tahun, dan drama itu dipentaskan di Roma pada tahun 170 SM. Terentius banyak menerhemahkan drama karya Menandros, namun dia juga menerjemahkan setidaknya satu drama, berjudul Phormio, karya penulis drama Yunani lainnya, Apollodoros. Namun, jika Plautus mengubah latar dramanya menjadi Romawi ketika menerjemahkan drama Yunani, Terentius tetap menggunakan latar asli Yunani. Banyak orang menaganggap bahasa Latin dalam drama karya Terentius lebih elegan dan indah daripada karya Plautus.
Terentius mati muda, yakni pada usia tiga puluh tahun pada tahun 159 SM. Ketika itu dia sedang menuju Yunani dan kapalnya hilang di lautan. Orang-orang tetap membaca dan mementaskan karya-karya selama masa Kekaisaran Romawi. Guru Jerome, yaitu Aelius Donatus, menulis sebuah buku mengenai drama karya Terentius sekitar tahun 300 M. Drama-drama Terentius adalah salah satu buku yang pertama kali dicetak, tepatnya di Jerman pada tahun 1470 M. Drama Terentius yang berjudul Andria dipentaskan di Firenze, Italia, tidak lama setelah itu.
Senesce
Lucius Annaeus Seneca adalah salah satu penulis besar pada periode dinasti Julius-Claudius di Romawi. Dia lahir di provinsi Spanyol sekitar abad ke-3 SM, namun bibinya membawanya ke kota Roma pada masa pemerintahan kaisar Claudius, supaya Seneca dapat memperoleh pendidikan yang layak.
Seneca menjadi guru privat Nero ketika Nero masih kecil. Akan tetapi, setelah tumbuh dewasa, Nero tidak suka dinasehati oleh guru tuanya. Akibatnya, Nero membuat Seneca bunuh diri. Diceritakan bahwa Seneca pergi ke pemandian air hangat dan menyayat pergelangan tangannya. Dia pun mati akibat kehabisan darah ketika sedang berada bersama kawan-kawannya, membicarakan filsafat.
Selain sebagai guru Nero, Seneca juga merupakan seorang penulis dan filsuf terkenal. Dia menulis versi Latin dari drama-drama Yunani, di antara kisah Medea dan Phaedra. Namun dia paling dikenal atas versi Latinnya dari filsafat Stoik. Stoikisme Seneca berupa gagasan bahwa alasan mengapa Republik Romawi runtuh adalah karena rakyatnya terlalu banyak bersenang-senang, dan terlalu banyak mengurusi politik, dan akibatnya mereka gagal menjaga pikiran yang damai dan tenteram. Dapat dilihat bahwa Seneca tidak menyukai pesat-pesat yang diadakan oleh Nero.
Lucretius
Cicero
Vergilius
Publius Vergilius Maro adalah penyair yang hidup pada masa perang ssaudara di Romawi dan terus hidup pada masa kaisar Augustus. Vergilius adalah sahabat Maecenas, yang merupakan teman Augustus, jadi Vergilius pun diperintahkan mneulis sajak untuk mendukung pemerintahan Augustus. Vergilius menulis kumpulan puisi yang disebut Georgics, yang menggambarakn betapa indahnya Italia, dan betapa damainya Romawi berkat Augustus.
Karya Vergilius yang paling terkenal adalah wiracarita yang berjudul Aeneid. Karya ini adalah sajak panjang yang terdiri dari dua belas seri. Isinya menceritakan tentang Aineias, pahlawan Troya, yang berhasil memimpin orang-orang Troya untuk kabur dari Troya ketika pasukan Yunani menghancurkan kota Troya.
ovidius
Ovidius berasal dari keluarga equestrian kaya yang tinggal di dekat Roma, meskipun bukan kelas senator terkaya. Dia tumbuh dengan kebutuhan hidup yang selalu tersedia dan memiliki banyak budak. Dia menjalani pendidikan yang bagus di Roma, karena ayahnya ingin dia menjadi pengacara. Akan tetapi, Ovidius memutuskan untuk menjadi penyair alih-alih pengacara. Dia menerbitkan buku puisi pertamanya pada tahun 18 SM, atau pada usia 25 tahun. Buku itu berjudul Amores ("Puisi-puisi Cinta"). Buku kedua Ovidius juga menekan batas, namun dengan cara yang berbeda. Dia menulis Metamorphoses ("Perubahan"), yang dia kemungkinan terbitkan sekitar tahun 8 SM, ketika ia berusia 35 tahun. Ovidius melanjutkan Amores pada tahun 1 M (ketika berusia 43 tahun) dengan buku puisi lainnya, Ars Amatoria (Seni Bercinta).
Namun ternyata Ovidius dihukum akibat menulis itu semua. Pada tahun 8 M, ketika Ovidius berusia 51 tahun, Augustus mengusirnya ke luar Kekaisaran Romawi, ke sebuah desa bernama Tomis di pesisir Laut Hitam (Romania modern. Pada tahun 17 M, dalam usia enam puluh tahun, Ovidius meninggal di Tomis.
4.        Pengetahuan
Pengobatan
Bangsa Romawi pertama kali mempelajari ilmu pengobatan dari bangsa Yunani. Faktanya, sebagian besar dokter Romawi berasal dari Yunani, atau merupakan keturunan Yunani. Seperti bangsa Yunani, bangsa Romawi percaya pada empat cairan tubuh (empedu hitam, empedu kuning, lendir, dan darah) dan metode pengobatan dengan cara pengeluaran darah. Dokter Romawi yang paling penting adalah Galenus, yang hidup pada tahun 100-an Masehi dan menulis sebuah buku tentang pengobatan. Buku Galenus tersebut (sebenarnya merupakan versi pendeknya) menjadi buku pengobatan utama yang digunakan oleh para dokter di Eropa selama ratusan tahun berikutnya. Galenus mengulangi banyak penelitian Hippokrates mengenai empat cairan, namun dia juga menambahkan banyak sekali hasil penelitiannya tentang tubuh manusia. Galenus mempelajari bagian dalam tubuh manusia dengan cara memeriksanya langsung. Biasanya dia mengamati tubuh prajurit atau gladiator yang terluka. Dan dia membedah banyak hewan untuk mengetahui cara kerja tubuh mereka. Galenus tentunya mengetahui tentang anatomi lebih banyak daripada Hippokrates. Galenus memahami bahwa darah dialirkan ke seluruh tubuh oleh jantung. Dan dia sudah mengungkap bahwa saraf mengendalikan gerakan tubuh, dan bahwa manusia berpikir menggunakan otak. Namun dia tidak membuat banyak kemajuan dalam hal metode pengobatan terhadap manusia. Dia masih berpikiran bahwa metode pengeluaran darah adalah cara yang baik.
Angka
Bangsa Romawi mempergunakan beberapa sistem berbeda untuk penulisan angka. Kadang mereka menulis angka seperti ini: I II III IV V dan di lain waktu mereka mempergunakan angka Yunani. Angka Romawi tidak selalu ditulis dengan cara yang sama. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka Roamwi.
Lambang
Nilai
I
1
II
2
III
3
IV (atau IIII)
4
V
5
VI
6
VII
7
VIII
8
IX (atau VIIII)
9
X
10
XI
11
XIV
14
XIX
19
XX
20
XXX
30
XL
40
L
50
LX
60
XC
90
C
100
CC
200
CD
400
D
500
DC
600
CM
900
M
1000
Jadi, MMIII adalah 2003, dan XXIV adalah 24, dan CLVII adalah 157. Menaruh angka yang lebih besar seperti V setelah angka yang lebih kecil seperti I berarti V dikurangi I atau 5 dikurangi 1 yang berarti 4.
Berikut ini adalah beberapa contoh lainnya:
  • 314 = CCCXIV
  • 26 = XXVI
  • 1975 = MCMLXXV
  • 2010 = MMX
Dengan sistem penulisan seperti ini, anak-anak Romawi mengalami kesulitan ketika melakukan perkalian, pembagian, atau penambahan angka dalam jumlah besar. Karena itu, anak-anak Romawi, bahkan anak-anak yang bersekolah, tidak melakukan perkalian dan pembagian angka besar di kertas, tetapi mereka menghafal tabel perkalian. Untuk angka-angka besar, mereka mempergunakan papan hitung atau abacus. Tetapi banyak perkalian dan pembagian angka besar biasanya dilakukan oleh orang Romawi yang ahli, bukan oleh orang biasa
Sanitasi
Toiler umum Romawi
Di kota-kota besar, orang-orang sering sakit karena meminum air yang telah terkontaminasi kotoran manusia. Untuk menyelesaikan masalah ini, banyak kota di Romawi yang membangun akuaduk untuk menyediakan air bersih dari perbukitan di dekitar kota. Pemerintah juga membangun jamban umum dan saluran pembuangan untuk mengalirkan kotoran dan membuangnya ke sungai. Ada juga toilet umum yang memiliki jamban untuk banyak orang sekaligus. Beberapa saluran pembuangannya masih dipergunakan hingga saat ini.

Pelayanan
Mosaik kapal Romawi berlayar segi empat.
Hingga Perang Punisia Pertama, pada tahun 264 SM, bangsa Romawi bukanlah pelaut, dan mereka tidak memiliki angkatan laut. Namun ketika mereka harus berperang melawan Kartago, yang merupakan keturunan bangsa Fenisia yang merupakan pelaut tangguh, orang Romawi pun belajar cara membuat kapal dengan cara meniru kapal-kapal Kartago. Tidak lama setelah itu, pada tahun 100-an SM, Romawi berhasil menaklukan Fenisia dan sejak itu kemampuan pembuatan kapal Romawi merupakan keberlanjutan dari pembuatan kapal Asia Barat. Para pelaut Fenisia tetap membangun kapal seperti sebelumnya, namun kini sebagai warga Romawi.
Meskipun angkatan laut Romawi tak lagi terlalu penting, ketika Romawi menguasai seluruh Laut Tengah, ada banyak kapal dagang yang berlayar menjelajahi Laut Tengah. Orang-orang yang merancang kapal-kapal itu terus berusaha meningkatkan rancangan kapal selama masa Kekaisaran Romawi. Peningkatan yang paling penting adalah perkembangan berangsur dari layar segitiga, yang pertama kali muncul pada masa akhir Republik, sekitar tahun 50 SM. Layar segitiga ini secara perlahan menggantikan layar segi empat. Layar segitiga ini kini disebut layar "latin" karena diciptakan oleh para penutur bahasa Latin. Layar latin memiliki kelebihan karena dapat memanfaatkan angin dengan lebih baik . Dengan menggunakan layar latin, kapal dapat berlayar lebih cepat daripada ketika menggunakan layar segi empat, dan tidak membutuhkan angin yang terlalu kencang untuk membuat kapal melaju.
Ptolemeus
Ptolemaios kemungkinan adalah ilmuwan terhebat pada masanya. Dia membuat dua sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan manusia, yang satu bisa dibilang benar, dan yang satu lagi terbukti salah.
Ptolemaios benar mengenai peta dunianya. Dia mengikuti Eratosthenes dalam menggunakan garis lintang dan bujur, namun petanya jauh lebih baik daripada peta Eratosthenes. Ptolemaios memperkirakan garis pantai pesisir Laut Tengah dan Laut Adriatik dan sebagian besar hasilnya benar, bahkan ke utara sampai sejauh Baltik dan Skandinavia. Asia Barat, Jazirah Arab, dan Teluk Persia juga cukup akurat. Ptolemaios tidak tahu apa yang ada di bagian selatan Afrika, dan dia juga tidak mengetahui Samudra Pasifik, Benua Amerika, ataupun Australia. Gagasannya mengenai India dan Sri Lanka cukup samar, namun dia telah mengetahui Asia Tenggara, dan hasilnya cukup lumayan.
Peta dunia Ptolemaios.
Di lain pihak, Ptolemaios bisa dibilang salah mengenai pendapatnya yang lain. Menurutnya Bumi diam sedangkan matahari, bintang dan bulan bergerak mengelilinginya. Ptolemaios tahu bahwa beberapa astronom terdahulu, seperti Aristarkhos, berpendapat bahwa Bumi mengelilingi matahari, namun dia merasa itu tidak mungkin benar. Alih-alih, Ptolemaios mengembangkan penjelasan untuk pergerakan planet dan berasumsi bahwa semua planet lainnya bergerak mengelilingi Bumi. Dalam pergerakannya, beberapa planet kadang-kadang mengubah arah dan bergerak ke arah berlawanan untuk sementara - Ptolemaios menyebut ini "gerakan mundur". Namun kini terbukti bahwa planet-planet hanya terlihat bergerak mundur ketika diamati dari Bumi, pada kenyataanya planet-planet selalu bergerak ke satu arah.
Ptolemaios hidup lebih lama daripada kebanyakan orang pada masanya, dia meninggal pada usia 83 tahun di Aleksandria.
5.        Arsitektur
Akuaduk di Prancis, dibangun sekitar tahun 19 SM.
Seiring kota-kota Romawi menjadi semakin besar, maka kebutuhan terhadap pasokan air pun bertambah. Saluran pembuangan dialirkan ke sungai sehingga sungai tidak layak untuk dijadikan sumber air oleh rakyat Romawi. Akhirnya pemerintah Romawi memutuskan untuk membangun saluran air dari batu yang sangat panjang dan digunakan untuk mengalirkan air bersih dari bukit terdekat sampai ke kota. Bangunan ini disebut Akuaduk, dari kata aqua (air) dan ductus (saluran). Akuaduk pertama dibangun di kota Roma sebelum kemudian dibangun juga di kota-kota lain. Pada akhirnya, sebagian besar kota di Romawi punya setidaknya satu Akuaduk, sementara kota besar seperti Roma bisa punya sampai sepuluh Akuaduk. Akuaduk terus digunakan sampai 400-an M. Setelah Romawi runtuh, kota-kota di Eropa menjadi lebh kecil, dan pasokan air didapat dari sumur. Di kota Ostia, bahkan sumur dibuat di tengah jalan raya.
Amfiteater di Arles, Prancis.
Kebanyakan orang lebih sering mendengar tentang Kolosseum di Roma, namun masih banyak amfiteater lainnya di Kekaisaran Romawi. Pertarungan-pertarungan gladiator terawal, pada masa Etruska, digelar di mana saja asalkan di tempat yang rata di dekat bukit, supaya orang-orang bisa duduk di lereng bukit dan menonton pertarungan yang berlangsung di bawahnya. Namun tempat seperti itu jarang ada, sehingga pada tahun 300-an SM, para orang kaya dan pemerintah membangun amfiteater sementara dari kayu bagi orang-orang untuk duduk, seperti layaknya bukit buatan. Bangunan tersebut dinamai amfiteater karena terlihat seperti dua teater yang saling berhadapan.
Pada tahun-tahun terkahir masa Republik Romawi, ada begitu banyak pertarungan gladiator sampai rakyat lelah untuk membuat amfitater dadakan lalu membongkarnya lagi setelah pertunjukan selesai. Kota-kota besar mulai membangun amfiteater tetap dari marmer dan batu kapur. Amfiteater batu pertama di Romawi tidak dibangun di kota Roma tetapi di kota Pompeii. Amfiteater pertama di kota Roma adalah Kolosseum, dibangun pada tahun 70-an M oleh kaisar Romawi, Vespansianus. Amfiteater terus digunakan sampai tahun 300-an M. Setelah rakyat Romawi memeluk agama Kristen, pertarungan gladiator dihentikan karena dulu banyak penyebar agama Kristen yang menjadi korban gladiator, dan juga karena pertarungan gladiator diselenggarakan untuk memuja para dewa. Namun amfiteater terus digunakan.

Kolosseum.
Ketika Vespasianus menjadi kaisar pada tahun 69 SM, dia ingin menunjukkan bahwa dia peduli pada rakyat, jadi dia meruntuhkan sebagian dari Istana Emas Nero dan menjadikan lahannya sebagai taman umum. Vespasianus juga membangun sebuah amfiteater baru. Amfiteater ini dibangun dari beton, marmer, dan batu kapur. Amfiteater ini dulu diberi nama Amfiteater Vespasianus, tapi kini dikenal sebagai Kolosseum, karena di dekatnya ada patung Nero yang disebut Kolossus. Kolosseum sangatlah terenal di Romawi.
Di Kolosseum, orang-orang duduk dan menyaksikan pertunjukkan. Yang diperlihatkan biasanya adalah pertarungan manusia melawan manusia dan manusia melawan hewan. Di bagian bawah lantainya ada ruangan besar untuk menyimpan hewan, peralatan, dan berbagai benda untuk pertunjukan. Kini sebagian kursinya telah hilang, dan lantainya juga sudah tidak ada.
Ara Pacis 
Setelah kaisar Romawi Augustus berhasil menguasai Romawi melalui perang saudara pada masa akhir Republik Romawi, sekitar 30 SM, dia membangun Altar Perdamaian (Ara Pacis). Dia membangunnya untuk menunjukkan bahwa peperangan sudah berakhir.
Augustus sangat tertarik pada seni Yunani. Dia ingin menunjukkan betapa tingginya peradaban Romawi dengan cara mengambil gaya seni Yunani dan mengembangkannya menjadi gaya tersendiri. Salah satu hasilnya adalah Ara Pacis, yang dekorasinya mirip dengan dekorasi kuil Parthenon di Yunani.


Basilika Constantinus.
Jika orang Romawi ingin melakukan kegiatan kelompok, mereka biasanya berkumpul di basilika. Bagian dalam basilika sedikit banyak mirip dengan gereja Kristen atau katedral abad pertengahan; ada ruangan besar dengan tiang-tiang untuk membentuk gang-gang. Kadang ada tempat duduk untuk orang-orang tertentu. Lantai basilika Aemilia dibangun dari berbagai jenis marmer, yang didatangkan dari Numidia, Mesir, Yunani, dll, untuk menunjukkan tempat-tempat kekuasaan Romawi.
Beda antara basilika dengan gereja adalah bahwa pintu masuknya terletak di sisi panjang bangunan.
Sisa-sisa Basilika Maxentius.
Basilika Maxentius adalah bangunan terakhir yang dibangun di Forum Romawi sebelum kejatuhan Romawi. Basilika ini dibangun oleh kaisar Maxentius pada awal tahun 300-an M, dan merupakan tempat pertemuan yang besar. Di sana para pejabat melakukan pengadilan atau mengadakan musyawarah. Basilika ini memiliki dinding dan atap berkubah yang dibangun dari batu bata dan beton. Pada tahun 800-an M, Basilika Maxentius rusak diguncang gempa bumi.

Ilustrasi Forum Romawi pada masa akhir Kekaisaran.
Di pusat kota-kota di Romawi biasanya ada sebuah tempat yang disebut Forum. Tempat ini adalah tempat orang-orang berkumpul, berbisnis, melakukan jual-beli, bertemu kawan-kawannya, mencari berita terbaru, atau bersekolah. Biasanya Forum memiliki jalan yang dilapisi batu. Di sekitarnya ada bangunan-bangunan penting; kuil, basilika, dan kadang-kadang pertokoan. Di beberapa kota, Forum meiliki mimbar tempat berpidato. Mimbar ini disebut Rostra. Ciri lain forum adalah adanya peristylum.
Forum terpenting di Romawi ada di kta Roma. Orang-orang mulai berkumpul di foum Roma sekitar tahun 500 SM, pada masa pendirian Republik Romawi. Di dekatnya kemudian dibangun gedung senat, kuil, pelengkung kejayaan, dan basilika. Pada masa Julius Caesar, tempat ini sangat penuh sesak, jadi Caesar membangun forum baru di seberang forum lama. Di ujungnya ada kuil dan di dekatnya ada pertokoan. Forum Caesar juga memiliki jalan yang dilapisi batu kapur. Tapi rakyat Roma semakin lama semakin banyak sehingga perlu dibangun lagi forum baru, dan kaisar Augustus pun membangun forum baru di dekat forum Caesar.
Insula 
Insul di Ostia Antica, dibangun sekitar awal abad ke-2 M.
Di kota-kota besar, banyak orang Romawi yang tinggal di bangunan apartemen yang disebut Insula. Pada tahun 100-an M, ada hampir 50.000 bangunan apartemen di Roma, sementara rumah pribadi berjumlah kurang dari 2000. Pada awalnya insula dibangun dari kayu dan terdiri dari tiga atau empat lantai. Di kemudian hari, karena kayu mudah terbakar, insula pun dibangun dari batu bata.
• Istana (Domitianus - Nero)
Istana Domitianus.
Istana Domitianus dibangun dari batu bata dan beton, dan indingnya dilapisi marmer. Istana ini memiliki tiga area utama. Halaman umum adalah tempat kasiar menemui utusan dari neagra lain, atau berpidato, atau menggelar pesta. Halaman umum dikelilingi oleh banyak ruangan. Area kedua adalah ruang tahta yang berukuran sangat luas, dan yang ketiga adalah ruang makan. Selain itu ada banyak ruang pertemuan di sekitarnya.

Bagian dalam Istana Emas Nero.
Setelah terjadi Kebakaran Besar di kota Roma pada tahun 64 SM, banyak lahan-lahan yang menjadi kosong. Kaisar Nero memanfaatkan lahan-lahan kosong itu untuk membangun sebuah istana di pusat kota Roma. Dia menyebutnya Istana Emas (Domus Aurea). Istana Emas digambarkan oleh Suetonius dalam tulisannya. Kini reruntuhan Istana Emas sudah berhasil digali.
Istana Emas adalah bangunan yang sangat mewah. Di dalamnya ada ruang makan berdinding delapan dengan atap berlukiskan bulan dan bintang. Atap itu dapat dibuka sehingga pemandangan lanngit dapat dilihat dari sana. Di depan Istana Emas, ada patung kaisar Nero yang dilapisi emas. Patung itu disebut Colossus.
Kuil Hercules di kota Roma.
Seperti bangsa Mesir, Asia Barat, Kartago, Yunani, dan Etruska, bangsa Romawi juga membangun banyak kuil untuk dewa-dewa mereka. Salah satu bangunan tertua di kota Roma adalah kuil Capitolina, yang didirikan di puncak Bukit Capitolina pada masa peemrintahan para raja. Itu adalah kuil untuk tiga dewa, Jupiter, Juno, dan Minerva. Namun kuil itu kini sudah hancur, dan hanya sedikit fondasinya yang masih tersisa.
Pada periode Republik (500-1 SM), jenderal Romawi membangun ratusan kuil di kota Roma. Kuil-kuil ini terutama dibangun sebagai rasa sukur atas kemenangan yang diraih dalam pertempuran. Kuil-kuil itu dibangun di sepanjang Via Sacra (Jalan Suci) yang dilalui oleh para jenderal ketika mereka kembali ke Roma untuk mereyakan kemenangan. Lagi-lagi, sebagian besar dari kuil-kuil itu kini telah hancur.

Reruntuhan kuil Castor dan Pollux.
Kuil Castor dan Pollux ada di ujung Forum Romawi, di dekat Pelengkung Septimius Severus. Dalam pertempuran Danau Regillus melawan pasukan Etruska pada 496 SM, beberapa prajurit berkata bahwa mereka telah melihat dua dewa kembar Castor dan Pollux. Kedua dewa itu membantu pasukan Romawi. Setelah menang dalam pertempuran itu, rakyat Romawi memutuskan untuk membangun sebuah kuil untuk kedua dewa itu. Kuil itu selesai dibangun pada tahun 494 SM pada awal masa Republik. Kuil itu dipugar lagi pada tahun 117 SM dan 73 SM.
Pada akhirnya Kuil Castor dan Pollux mengalami kebakaran dan hancur. Pada tahun 6 SM, kaisar Tiberius membangunnya lagi dengan arsitektur bergaya Korinthos. Kuil itu dipakai sebagai tempat penyimpanan harta kekaisaran. Setelah Romawi runtuh, banyak bagian dari kuil itu diambil untuk dipakai pada bangunan lain hingga tinggal tiga tiang saja yang tersisa. Ketiganya runtuh saat terjadi gempa bumi. Kini ketiga tiang itu sudah dipugar kembali.

Pantheon Hadrianus.
Sekitar tahun 10 SM pada masa kaisar Augustus, seorang jenderal bernama Agrippa membangun sebuah kuil di pusat kota Roma. Kuil ini disebut Pantheon dan diperuntukkan bagi semua dewa. Pada tahun 80 M, pada masa kaisar Titus, kuil ini hangus terbakar. kaisar Domitianus membangun kembali kuil ini dan di kemudian hari bangunan ini kagi-lagi terbakar habis. Sekitar tahun 120 SM, kaisar Hadrianus membangun lagi kuil ini. Di bagian pintunya, dia membuat tulisan bahwa Agrippa yang membangun kuil ini sebgai penghormatan kepada Agrippa. Kuil hasil renovasi Hadrianus ini terus bertahan hingga masa kini.
Pantheon dibangun dengan gaya Yunani, di bagian depannya ada empat tiang dan di bagian atasnya ada pedimen. Atap Pantheon adalah sebuah kubah yang sangat besar, kubah terbesar pada masa Romawi, dengan diameter 43 meter, dan jaraknya dari lantai ke puncak kubah juga 43 meter. Untuk menopang kubah in, dinding Pantheon dibangun dari batu bata dan beton dengan tebal enam meter. Di puncak kubah, ada sebuah lubang yang disebut oculus. Kaisar Phocas memberikan Pantheon pada Paus pada 609 M, yang kemudian menjadikann sebagai gereja.
Pasar Trajanus.
 Kaisar Trajanus membangun forum baru sekitar tahun 100 M.
Dalam forum, ada dua perpustakaan (satu untuk buku-buku Yunani dan satu untuk buku-buku Latin). Di antara dua perpustakaan itu, berdiri Tiang Trajanus. Apollodoros, arstitek Romawi, membuat suatu inovasi dalam kompleks pertokoan ini. Dia membangun suatu mal (pusat perbelanjaan) yang megah.
• Pelengkung (Constantinus - Septimius Severus - Titus
Pelengkung Constantinus.
Setelah Constantinus membunuh Maxentius dalam pertempuran di Jembatan Milvianus pada tahun 312 M, dia berarak dengan jaya menuju kota Roma. Untuk mengabadikan kemenangannya, Constantinus memutuskan untuk membangun sebuah pelengkung kejayaan. Di bagian atas pelengkunya, ditulis inskripsi yang ditujukkan untuk dewa, tapi tidak jelas dewa yang mana, bisa jadi dewa Yupiter tapi bisa juga Tuhan Kristen. Di bagian bawahnya, ada ukiran yang menggambarkan pertempuran Constantinus
Pelengkung Septimus Severus.
Septimius Severus adalah kaisar Romawi sekitar 200 M yang memutuskan untuk membangun pelengkung kejayaan di forum Romawi untuk mengabadikan kemenangan militernya melawan pasukan Parthia di timur Romawi. Pelengkung Severus dibangun di dekat gedung Senat. Pelengkung ini memiliki gaya yang berbeda dengan pelengkung Titus, ukirannya tidak terdapat di bagian dalam, tapi di bagian depan dan belakang pelengkung.
Pelengkung Titius.
Pelengkung Titus dibangun di ujung Forum Romawi pada tahun 80-an M untuk mengenang kemenangan kaisar Titus dalam perang melawan kaum Yahudi di Israel. Pelengkung ini dibuat dari marmer dan travertin. Titus sebenarnya sudah meninggal ketika pelengkung ini dibuat. Adiknya, Domitianus, menjadi kaisar dan ia ingin kakaknya tetap diingat, jadi di bangunan itu ditulis nama Titus, yang huruf-hurufnya dibuat dari perunggu.
Pemandian umum Romawi di Bath, Inggris.
Orang Romawi biasanya tidak punya kamar mandi sendiri di rumah mereka, karena sulit memanaskan airnya. Dan orang-orang tinggal di apartemen yang kecil, seringkali satu keluarga dalam satu ruangan, jadi mereka tidak punya ruangan untuk kamar amndi atau halaman. Untuk mandi, mereka harus pergi ke tempat pemandian umum.
Pemandian umum Romawi merupakan tempat orang-orang berkumpul. Pemandian memiliki kolam renangan dan bak air panas yang dialiri air dari akuaduk. Tiap kota biasanya memiliki satu pemandian, dan kota besar kadang punya lebih dari satu. Kamp militer juga punya pemandian. Pemandian terbesar dan termewah ada di kota Roma.

Pemandian umum Caracalla.
Kaisar Romawi sering membangun tempat pemandian umum supaya rakyat Romawi dapat bersantai. Pemandian terbesar dibangun oleh kaisar Caracalla sekitar tahun 200 M. Pemandian ini memiliki halaman dengan banyak kamar ganti. Halaman ini berfungsi untuk berolahraga. Halaman semacam ini ada dua, masing-masing ada tiap ujung pemandian. Dindingnya dilapisi marmer dan plesteran dan dihiasi mosaik. Di bagian atasnya ada balkon.
 • Gedung Senat 
Gedung Senat yang dibangun oleh Caesar.
Senat kota Roma pertama kali melakukan rapat sekitar tahun 500 SM, dengan dimulainya Republik Romawi. Yang menajdi anggota Senat adalah para pria terkaya di Romawi. Wanita tidak boleh menjadi anggota Senat. Gedung Senat dibangun oleh raja Tullius Hostilius bahkan sebelum adanya Senat. Letaknya di Forum Romawi di dekat tempat-tempat suci supaya para pejabat Senat selalu merasa dekat dengan dewa.
Di kemudian hari, Gedung Senat dirubuhkan karena di situ akan dibangun perluasan forum, jadi Julius Caesar pun harus membangun Gedung Senat yang baru. Julius Caesar dibunuh pada tahun 44 SM. Setelah gedung baru selesai, keponakan Julius Caesar, Augustus mendedikasikan gedung baru itu untuk Julius Caesar.
Pada akhir tahun 200-an SM, Gedung Senat hangus terbakar. Kaisar Diocletianus membangun gedung baru dengan gaya arsitektur terbaru di Forum Romawi. gedung yang ini masih bertahan hingga masa modern. Gedung ini dibangun dari batu bata dan dilapisi oleh marmer serta plesteran, meskipun lapisan luarnya sudah kini tidak ada.
• Tiang (Marcus Aurelius - Trajanus)
Tiang Marcus Aurelius.
Tiang Marcus Aurelius sebenarnya tidak dibangun oleh kaisar Marcus Aurelius, melainkan oleh putranya Commodus, sekitar tahun 180-190 M. Commodus ingin mengabadikan kemenangan ayahnya dalam perang melawan suku Marcommani di utara Romawi (Swiss modern).

Tiang Trajanus.
Tiang Trajanus dibangun tidak lama setelah tahun 100 M untuk mengabadikan kemenangan Trajanus dalam perang melawan Dacia (Rumania modern). Tiang Trajanus berdiri di Forum Trajanus di kota Roma, di dekat Pasar Trajanus dan Forum Roma lama. Tiang ini seluruhnya diukir dengan ukiran yang menggambarkan para prajurit yang sedang bertempur. Diperlihatkan tentara Romawi yang menyeberangi sungai Danube menggunakan perahu dengan dayung
 • Vomitorium
Vomitorium adalah lorong atau jalur di teater atau amfiteater Romawi. Vomitorium digunakan sebagai jalan bagi orang-orang untuk masuk ke dalam bangunan ke bagian tempat duduk dan juga digunakan untuk keluar setelah pertunjukan selesai.
6.        Filsafat
Cicero .
Selain sebagai salah seorang politisi terkuat di Romawi, Cicero juga menulis beberapa buku mengenai filsafat. Cicero hidup pada masa yang sama dengan Lucretius, tidak lama setelah Romawi menaklukan Yunani, dan kedua membaca filsafat Yunani dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Latin untuk dibaca oleh orang Romawi lainnya. Dalam prosesnya, mereka juga memasukkan gagasan-gagasan mereka sendiri. Lucretius mengikuti aliran Epikurean, sedangkan Cicero mengikuti filsafat Stoik. Cicero ikut memberikan ide-idenya sendiri ke dalam Stoik. Dalam bukunya, "Dalam Tugas", Dia adalah salah seorang filsuf pertama yang mengeluarkan gagasan bahwa setiap orang memiliki tugas moral untuk memberikan keadilan bagi semua orang - semua manusia - tidak peduli apakah mereka orang Romawi atau bukan, dan tidak peduli apa yang sedang terjadi. Gagasan penting Cicero adalah bahwa setiap orang memiliki hak karena mereka mereka manusia.
Pada akhirnya musuh Cicero, yaitu Marcus Antonius, dan sekutunya, Augustus, berhasil mengambil alih kekuasaan atas Romawi, dan mereka menghukum mati Cicero pada tahun 43 SM, hanya setahun setelah pembunuhan Julius Caesar Cicero berusia 63 tahun ketika meninggal. Tidak seperti Lucretius, Cicero dinyatakan baik oleh Gereja Kristen, sehingga anak-anak Kristen diperbolehkan untuk mmembaca karya-karya Cicero pada Abad Pertengahan.
Lucretius 
Lucretius lahir sekitar tahun 99 BC pada masa akhir Republik Romawi. Tidak banyak yang diketahui mengenai kehidupannya, namun dia diketahui merupakan orang Romawi yang terdidik dan berasal dari keluarga kaya.
Pada suatu saat, Lucretius tertarik pada filsafat Epikurean. Seperti pendukung Epikurean lainnya, Lucretius percaya bahwa bahkan jika para dewa menciptakan dunia, hal-hal alami di dunia -siang dan malam, cuaca, gerhana, kelahiran - terjadi secara alami, dan tidak diatur oleh para dewa. Kematian, dalam pemikiran Lucretius, hanyalah akhir dari kesadaran. Dia sama sekali tidak percaya adanya kehidupan setelah mati.
Kehidupan setelah mati adalah pertanyaan penting bagi Lucretius karena pada masanya banyak orang di Asia barat dan Mediterania mulai mempercayai kehidupan setelah mati dengan surga dan neraka. Tidak hanya Epikurean, tetapi juga para penganut Buddha, Zoroaster, Kristen, para filsuf Platonis, dan orang-orang Gnostik juga banyak memikirkan kehidupan setelah mati pada masa ini.
Seperti penganut Epikurean lainnya, Lucretius juga percaya bahwa segalanya terbuat dari partikel kecil yang disebut atom, yang saling bergabung dengan cara-cara berbeda untuk membentuk bermacam-macam benda. Pada masa kini ini terbukti benar. Namun Lucretius tidak memiliki mikroskop elektron, jadi dia tidak dapat mengetahui kebenaran mengenai atom - dia hanya mengetahuinya sebagai teori.
Prestasi utama Lucretius adalah bahwa dia menulis sebuah puisi yang panjang, yaitu Mengenali Benda, tentang filsafat Epikurean dalam bahasa Latin, yang sebelumnya hanya ditulis dalam bahasa Yunani. Ini memungkinkan para filsuf Barat yang tidak dapat berbahasa Yunani dapat mengerti prinsip pemikiran Epikurean.
Lucretius kemungkinan meninggal sekitar tahun 54 SM, ketika Julius Caesar memulai karirnya. Lucretius mati muda, dia hanya hidup hingga usia 43 tahun.
Plotinos.
Sekitaran waktu Yesus hidup, para filsuf (dan orang awam) di Aisa Barat dan Kekaisaran Romawi mulai berpikir tentang apa yang akan terjadi setelah kematian, dan hal ini penting bagi kaum Kristen dan orang Gonstik. Tidak lama setelah itu, para filsuf Romawi mengembangkan gagasan bahwa setelah seseorang mati, maka dia akan bergabung menjadi satu dengan Tuhah, dengan suatu kekuatan ilahi. Para Neoplatonis juga berpikir bahwa segala sesuatu berasal dari kekuatan ilahi ini, yang kadang-kadang merakea sebut yang Esa.
Para filsuf memperoleh gagasan ini dari ide Plato dalam bentuk yang lebih sempurna, sehingga disebut pula Neoplatonisme (Ajaran Plato Baru). Filsuf penting dari aliran ini adalah Plotinos, yang lahir sekitar tahun 204 M. Plotinos berkata bahwa yang pertama muncul dari yang Esa adalah angka, yang merupakan hal terdekat pada kesempurnaan. Setelah angka, muncul bentuk, lalu benda mati, dan kemudian makhluk hidup.
Setelah Plotinos meninggal pada 270 M, murid-muridnya terus memperdalam gagasan Neoplatonisme. Tapi gagasan mereka tentang penggabungkan dengan kekuatan ilahi menjadi bercampur dengan gagasan orang Gnostik tentang sihir, dan dalam beberapa cara Neoplatonisme pada masa selanjutnya lebih tentang sihir daripada fislafat.


7.        Agama
Agama bangsa Romawi
Bangda Romawi menganut politeisme. Mereka menjadikan setiap Tuhan sebagai maifestasi kehidupan dan wujud yang memiliki kekuatan di luar alam pikiran normal (supranatural). Para tuhan atau Dewa membantu orang-orang yang beribadah kepada mereka dengan bersembahyang, berdoa, dan ibadah lainnya.karna itu, bangsa ini membanggun kuil-kuil besar untuk melaksanakan ritual keagamaan terhadap para dewa.
Masyarakat Romawi meyakini ramalan. Mempercayai ayam suci dan tatacara menyantapnya, begitu juga hati binatang, baik bentuk maupun warnanya. Tempat-tempat penyembelihan hewan dibangun disa,ping tembok rumah mereka. Dalam hal pengobaran api abadi, para pemuka agama memegang kendali. Menyerahkan keamanan dan penjagaan rumah kepada Dewa Jenus, Dewa Cahaya dan Keselamatan. Menyembah dewa di dalam kuil.
Kemudian terjadilah pencampuran antara kepercayaan Yunani dan Romawi. Hal tersebut dapat dilihat pada mayoritas bangsa Romawi yang terpengaruh bangsa Yunani.
Dewa-dewa Romawi adalah cerminan dari dewa-dewa Yunani. Perbedaannya hanya dalam hal nama saja.
·         Jupiter – Zeus
·         Mares – Ares
·         Juno-Hera
·         Minerya-Athena
·         Venus-Aprodhite
Masyarakat mengadopsi hal tersebut berdasarkan cerita mitologi Yunani, bukan dari imajinasi mereka. Selain itu diyakina bahwa ajran dan filsafat Socrates dan yang lainnya telah memengaruhi mereka sehingga bangsa Romawi selalu menganggap mudah berbagai urusan.
Berikut ini adalah urutan nama-nama dewa Romawi:
1)       Apollo
2)       Bacchus
3)       Ceres
4)       Diana
5)       Juno
6)       Juventus
7)       Mars
8)       Mercury
9)       Minerva
10)    Neptune
11)    Venus
12)    Vesta

Selain itu masyarakat yunani mempercayai bahwa Hercules keturunan dewa berwujud manusia. Dia adalah orang yang paling berjiwa patriot dikalangan masyarakat Romawi. Selain dikultuskan dan diabadikan setelah kematiannya, dia sesekali disembah.
456 SM, telah berlaku undang-undang tertulis pertama di Romawi The Law of The Twelve Tables. Masyarakat Romawi menyembah berhala hingga kedatangan agama Nasrani. Pada akhirnya, agama ini berhasil menggantikan posisi agama pagan. Hal tersebut terjadi setelah konflik keduanya berlangsung selama lebih dari 3 abad.
Patung Triad Capitolina
Jupiter adalah pemimpin para dewa Romawi, seperti halnya Zeus di Yunani. Kemungkinan, keduanya berasal dari satu dewa langit Indo-Eropa. Nama Jupiter sendiri berasal dari "Ju-pater" (Ju-sang ayah). Di sini kita bisa melihat bahwa "Ju" pada dasarnya adalah sama dengan "Zeus".
Bangsa Romawi kadang melihat Jupiter sebagai bagian dari tga dewa (Jupiter, Juon, dan Minerva). Nampaknya mereka memperoleh konsep ini dari bangsa Etruska. Banyak kuil Etruska dan Romawi didirikan untuk memuja ketiga dewa ini bersama-sama. Juno adalah istri Jupiter, seperti halnya Hera, istri Zeus, di Yunani. Sementara Minerva adalah putri Jupiter, dan diasosiasikan dengan Athena, yang merupakan putra Zeus, di Yunani.
Kelompok tiga dewa ini disebut Triad Capitolina.
 Castor dan Pollux aslinya adalah dewa Yunani, namun ketika Romawi bertempur melawan Etruska pada 496 SM, para prajurit Romawi melihat citra Castor dan Pollux ikut bertempur di pihak Romawi. Romawi akhirnya menang dan sejak itu bangsa Romawi terus berusaha suapaya Castor dan Pollux tetap mmebantu mereka. Orang Romawi membangun kuil yang indah untuk Castor dan Pollux supaya kedua dewa itu betah berada di Romawi. Castor dan Pollux pun akhirnya menjadi dewa Romawi.
Castor dan Pollux adalah kembar, putra Leda, dan saudara Helena dari Troya dan Klitemnestra. Dalam beberapa versi, Castor dan Pollux adalah putra Jupiter sehingga mereka berdua abadi. Dalam versi lainnya, Pollux abadi sedangkan Castor tidak.
Venus 
Patung perunggu Venus
Venus adalah dewi cinta dan kesuburan. Orang Romawi memberi persembahan padanya jika mereka ingin punya bayi, atau supaya dicintai oleh orang idaman mereka. Dalam kepercayaan Romawi, Venus sangatlah mirip dengan dewi Afrodit, dewi cinta dari Yunani.

Pemujaan pemimpin

Pompeius
Jenderal Romawi Pompeius, ketika menaklukan Asia Barat sekitar 50 SM, merasa malu ketika menyadari bahwa orang-orang di sana menyembahnya sebagai dewa. Mereka berdatangan dari kota untuk berdoa padanya, bersujud di depannya, membuat patungnya dan menaruhnya di kuil, serta melakukan persembahan untuknya. Ketika Pompeius bertanya, mereka menjawab bahwa mereka sudah biasa menyembah penguasa sejak masa Aleksander Agung, sekitar 300 tahun sebelumnya.
Setelah Pompeius terbunuh dan Augustus berkuasa, Augustus membiarkan pemujaan kaisar berlanjut, sehingga orang-orang di Asia Barat dan Mesir terus menyembah kaisar Romawi sebagai dewa sampai nantinya mereka dikristenkan pada 300 M. Pada kenyataannya, penyembahan kaisar adalah salah satu tradisi pagan yang paling sulit dihilangkan dan baru benar-benar berhenti pada 400 M.
Kita mungkin akan merasa heran pada orang-orang yang menyembah manusia sebagai dewa, namun sebenarnya praktik ini tidak seaneh itu. Bangsa Romawi menyembah banyak dewa, beberapa dewa lebih kuat dari beberapa yang lain. Selain itu, banyak pula dewa yang kurang berkuasa. Karena itu kaisar dipercaya bisa mencapai derajat dewa. Bagi rakyat jelata, kaisar sama jauhnya dengan para dewa, kaisar sulit ditemui dan tidak sembarang orang bisa bertemu atau berbicara dengannya. Kaisar juga berkuasa, dia bisa mengirim makanan jika rakyat menderita kelaparan, dia bisa membangun kanal jika dibutuhkan, dia bisa membuat seluruh kota dihancurkan jika mau. Pada kenyataannya, dia melakukan semua hal tersebut lebih sering daripada para dewa. Karena itulah orang-orang menyembahnya.
Yahudi dan Nashrani
Yahudi
·         Dibawah kekuasaan Romawi (1 SM)
·         Pemberontakan pertama (66 M)
·         Pemberontakan kedua
Nasrahni
·         Priode pengejaran (0-325 M)
·         Priode pengakuan (325-396 M)
·         Perpecahan kerajaan Romawi (395 M)
Hari-hari besar
Sejarah Tahun Baru 1 Januari
Dalam buka The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14, halaman 237.
“The Roman ruler Julius Caesar established January 1 as New Year’s Day in 46 BC. The Romans dedicated this day to Janus , the god of gates, doors, and beginnings. The month of January was named after Janus, who had two faces – one looking forward and the other looking backward.”
Artinya kurang lebih begini :
“Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.”
Sosok dewa Janus dalam mitologi Romawi
Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama dewa Chronos. Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani.
Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat Winter Soltice, yaitu hari-hari dimana kaum pagan penyembah Matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin. Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal 25 Desember, dan inilah salah satu dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya Kristen selain penggunaan lambang salib. Tanggal 1 Januari sendiri adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bagian ritual dan perayaan Winter Soltice dalam Paganisme.
Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (atau Hari Janus) dengan mengitari api unggun, menyalakan kembang api, dan bernyanyi bersama. Kaum Pagan di beberapa tempat di Eropa juga menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.
Sejarah perayaan Valentine
Tradisi Roma kuno. Lama sebelum Kristianity dinyatakan sebagai agama resmi kerajaan Romawi[12] oleh kaisar Contantine (313-337 AD), tanggal 14 dan 15 adalah hari besar orang Romawi, perayaan besar ini dikenal dengan nama  Lupercalia. Perayaan ini sangat populer bahkan sampai abad ke lima AD – sedikitnya 150 tahun setelah pernyataan Constantine  tersebut.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara penyucian dan kesuburan di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama dipersembahkan untuk dewi mabuk-cinta (queen of feverish love) Juno Februata (dari mana kata bulan Febuari berasal)[13]. Dipercayai juga sebagai perayaan menghormati berhala Lupercus/ Lupercal[14] dan Faunus,[15] juga Romulus dan Remus, yang terakhir menurut dongeng Roma adalah pendiri kota Roma kuno.
Pada hari perayaan tersebut, rakyat berkumpul di sebuah tempat ibadah, di mana wanita-wanita muda menulis nama-nama mereka, menaruhnya di kotak undian. Para pria mengambil nama-nama tersebut. Mereka akan menjadi pasangan selama perayaan tersebut bahkan bisa terus sampai perayaan tahun berikutnya. Tanggal 15 Februarinya, para imam (disebut Luperci) melakukan korban sembelihan binatang kambing dan anjing untuk meminta perlindungan dewa Lupercalia / Lupercus (berbentuk srigala). Ibadah pengorbanan ini terjadi di depan Porta Romana, sisi barat dari bukit Palatine, dimana terdapat goa Lupercus. Kulit dari binatang korban ini kemudian dibuat sebagai pecut-pecut atau tali-tali pemukul untuk ibadah kesuburan kandungan.  Dua pria berpakaian minim akan berlari-lari di jalan kota tua Palatine dengan pecut-pecut di tangan mereka, dan para wanita, – dan ternak juga dibawa ke jalan – akan sengaja berdiri di jalan yang akan dilewati pemuda tersebut untuk mendapat ’sabetan’ (sentuhan berkat), dipercayai bahwa janin mereka akan menjadi subur dengan sentuhan tali kulit tersebut.
Perayaan dan ibadah Lupercalia yang terkenal ini tetap hidup sampai akhir pemerintahan Anastasius I (491-518 AD). Namun di akhir abad kelima, 498 AD, Paus Gelasius memutuskan merubah perayaan Eve of Lupercalia (14 Febuari; satu hari sebelum puncak perayaan Lupercalia) menjadi hari St. Valentine; perayaan kawin kontrak dan kesuburan menjadi perayaan hari orang kudus Roma Katolik.
8.        Hiburan
Patung seorang perempuan Romawi yang sedang bermain astragaloi.
Bangsa Romawi memainkan banyak permainan yang mirip dengan permainan tradisional pada masa kini, kecuali permainan kartu, yang baru ditemukan pada akhir Abad Pertengahan, dan catur, yang diperkenalkan ke Eropa dari India oleh kaum Muslim sekitar tahun 1000 Masehi. Permainan yang paling umum barangkali adalah permainan dadu, yang dimainkan dengan cara melemparkan dadu sambil bertaruh mengenai hasil yang akan ditunjukkan oleh dadu tersebut. Biasanya permainan ini adalah permainan judi, akan tetapi, bangsa Romawi juga memainkan permainan kelereng dan astragaloi.
Pertarungan Gladiator

Gladiator

Bangsa Romawi senang melihat orang lain mati. Mereka menganggapnya sebagai hiburan yang menyenangkan, seperti ketika kita melihat film aksi di televisi atau bioskop. Bangsa Romawi juga menganggap bahwa para dewa juga menyukai pertarungan gladiator, karena itu menonton pertarungan juga memiliki nilai religius, selain juga menyenangkan. Banyak orang Romawi yang pergi ke amfiteater besar (seperti stadion sepak bola di masa kini) untuk melihat pertarungan profesional. Para pengunjung datang di pagi hari, membayar tiket, lalu menempati tempat duduk. Kadangkala semua tempat duduk gratis, jika ada orang kaya yang membayar untuk keseluruhan acara. Di lain waktu, pengunjung harus membayar, dan tempat duduk yang bagus tarifnya lebih mahal daripada tempat duduk jelek. Di tempat duduk yang jelek, biasanya susah untuk melihat ke arena dan ditempati oleh orang miskin.

Balap kereta perang

Selain gladiator, bangsa Romawi juga senang menonton balap kereta perang. Balapan juga sering disertai dengan taruhan dan perjudian mengenai siapa yang bakal menang. Balapan kereta perang ada di seluruh Kekaisaran Romawi dan dilangsungkan di jalur balapan khusus yang disebut sirkus. Kebanyakan kota besar memiliki sirkus. Kereta perang dikendarai oleh sais (pengendara) profesional, dan kadang oleh budak. Jika sering menang, seorang sais bisa menjadi terkenal dan kaya raya, resikonya juga besar. Dalam balapan kereta perang, sering terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kematian sais dan atau kudanya.
9.        Kuliner
Makanan orang kaya
Daging dan sayuran di Romawi
Orang kaya kadang memakan lidah merak. Masakan lainnya adalah ayam yang dimasukkan ke dalam seekor bebek, lalu bebek itu dimasukkan ke dalam seekor angsa, lalu angsa itu dimasukkan ke dalam seekor babi, lalu babi itu dimasukkan ke dalam seekor sapi, dan keseluruhan daging tersebut dimasak. Kadang-kadang orang kaya menyuruh budak-budaknya untuk pergi ke gunung dekat kota Roma untuk mengambil salju sehingga makanan tertentu bisa tetap didinginkan tanpa kulkas.
Orang miskin yang tinggal di sekitar Laut Mediterania harus memakan tanaman yang tumbuh di daerah yang kering, dan tanahnya sendiri tidak terlalu sebur. Tiga olahan tanaman yang paling banyak dikonsumsi di sana adalah: gandum dan jelai (diolah menjadi bir, bubur, roti, dan sup), minyak zaitun (diolah menjadi roti atau sebagai tambahan pada sayuran), dan anggur (diolah menjadi minuman anggur, cuka, dan kismis). Mereka juga menanam kacang dan berbagai jenis sayur dan buah.
10.     Lainnya
Seorang pria Romawi memakai toga.
Pria dan wanita Romawi, seperti halnya orang India-Eropa lainnya, memakai lembaran wol yang besar untuk menutupi badan mereka. Setelah mereka bertemu dengan orang Yunani dan Mesir, sekitar 200 SM, mereka mulai mengenakan tunik linen (seperti kaos) di bawah jubah wol, yang ternyata jauh lebih nyaman.Untuk melindungi kaki, orang Romawi menggunakan sandal kulit, atau sepatu bot kuilt pada musim dingin.
Rumah 
Bagian atrium dari sebuah domus di kota Pompeii. Domus adalah rumah mewah yang biasanya ditempati oleh orang Romawi yang kaya.
Kebanyakan orang di Kekaisaran Romawi tinggal bersama seluruh keluarga mereka dalam satu ruangan dari semacam rumah. Rumah-rumah dibangun sekitar dua atau tiga sisi halaman, dengan tinggi satu atau dua lantai. Sisi lain halaman memiliki tembok tinggi untuk melindungi dari pencuri. Orang Romawi mempergunakan halaman untuk memasak, serta sebagai tempat anak-anak bermain. Rumah-rumah biasanya dibangun dari bata-lumpur, dengan atap datar. Orang miskin yang tinggal di kota kadang tinggal di rumah jenis ini, namun lebih banyak yang tinggal di rumah bata atau kayu tinggi yang disebut insula, tanpa halaman.
Lingkungan 
Panorama reruntuhan Roma.
Kota Romawi memliki lingkungan yang sangat menguntungkan bagi penduduknya, sehingga kota ini menjadi penting untuk bangsa Romawi. Kota Roma terletak di temat yang mudah untuk menyeberangi sungai Tiber, sehingga kota Roma merupakan lokasi alami untuk jalan utara-selatan di Italia. Kita bisa menyeberangi sungai Tiber di Roma dikarenakan adanya sebuah pulau di sana. Juga ada sumber garam di dekat kota Roma, dan pada masa kuno, garam sangatlah berharga. Selain itu, kota Roma menjadi tempat transit untuk perahu yang melalui sungai Tiber.
Ekonomi 
Jalur perdagangn Romawi tahun 180 M.
·         Petani, ( menanam gandum, barley, zaitun, anggur, apel, bawang, dan seledri)
·         Bangsa Romawi juga melakukan perdagangan dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka menyeberangi Laut Tengah untuk membeli papirus dari Mesir, kaca dari Fenisia, daging babi dan garam dari Austria, timah dari Inggris, saus ikan, alat masak, dan piring dari Afrika Utara, dan minyak zaitun dari Spanyol. Bahkan petani biasa mampu membeli banyak dari benda-benda tersebut. Beberapa pedagang bahkan pergi lebih jauh, ke Samudra Hindia atau menyebrangi Asia Barat, untuk berdagang dengan orang india dan memperoleh kapas, kayu manis, bumbu-bumbu, dan bahkan sutra yang datang dari Tiongkok. Benda-benda ini tergolong mahal dan hanya mampu dibeli oleh golongan orang kaya.


Senat Romawi.
Sejak 500 SM sampai mendekati 1500 M, selama dua ribu tahun, pemerintahan Romawi kurang lebih memakai sistem yang sama, dengan kata lain, tidak banyak terjadi perubahan, meskipun perubahan itu tetap ada seiring waktu.
1.Pada awalnya, Romawi dipimpin oleh raja yang dibantu oleh senat. Ketika Republik Romawi pertama kali didirkan pada 500 SM, raja diganti oleh dua orang yang disebut konsul, sedangkan senat tetap ada. Konsul dibantu oleh senat sebagai dewan penasihat. Senat terdiri dari keluarga-keluarga kaya di Romawi. Perempuan tidak diperbolehkan menjadi anggota senat. Jabatan senator (anggota senat) merupakan jabatan seumur hidup. Kebanyakan konsul pada akhirnya bergabung dengan senat, dan kebanyakan senator memiliki ayah atau kakek yang dulunya juga menjabat di senat. Para konsul sering melaksanakan apa yang diusulkan oleh senat.
2.Ada juga prefek di Romawi, mereka bertugas mengurusi kota, beberapa mengadili kasus, beberapa yang lainnya mengatur pasar atau pelabuhan. Selain itu, ada
3.Tribunus, yaitu orang-orang di senat yang mewakili rakyat miskin. Tribunus dipilih oleh Majelis. Tribunus berhak memveto keputusan senat yang berkenaan dengan rakyat miskin. Sementara Majelis adalah kumpulan yang terdiri dari para pria dewasa dan merdeka di Romawi. Mereka berhak memberikan suara jika dimintai oleh konsul, mislnya harus pergi berperang atau tidak. Majelis juga memilih konsul, prefek, dan senator. Namun Majelis sudah diatur sedemikian rupa sehingga orang kaya bisa lebih bnyak memilih daripada orang miskin. Baik prefek, Tribunus, atau Majelis hanya boleh diisi oleh laki-laki.
Setelah Romawi menaklukan berbagai daerah yang jauh dari kota Roma, mereka pun menerapkan sistem provinsi.
4. provinsi dipimpin oleh gubernur. Gubernur memegang kendali atas pasukan di provinsinya. Gubernur biasanya berasal dari kalangan jenderal.
Menjelang tahun 50 SM, yakni masanya Julius Caesar, jenderal-jenderal ini mulai mengambil alih pemerintahan dan mengabaikan senat serta konsul. Mereka bisa melakukannya karena memiliki pasukan.
Augustus, pada 31 SM, adalah salah satu jenderal ini. Dia berhasil mendirikan suatu sistem baru. Lembaga senat dan jabatan konsul tetap disteruskan namun Augustus menjadikan dirina memiliki kekuasaan tertinggi. Dia berhasil membuat senat menjadikannya dirinya sebagai Tribunus, sehingga Augustus bisa memveto keputusan senat yang tidak dia sukai. Augustus juga memegang kendali atas pasukan sehingga dia bisa menyingkirkan orang yang menghalangi jalannya.
Sistem ini, yaitu Romawi dipimpin oleh kaisar namun senat dan konsul tetap ada, terus berjalan selama 1500 tahun sampai akhirnya Romawi runtuh.
Militer 
Romawi (bersama beberapa negara-kota di Yunani) adalah salah satu bangsa pertama yang di dunia yang membayar gaji rutin pada para tentara. Dengan begitu, pasukan bisa menjadi pasukan purnawaktu dan berjuang secara penuh, bukan hanya berjuang ketika sedang tidak mengurus ladang. Aawalnya, Romawi memiliki tentara paruh waktu seperti negara-negara lainnya, namun sejak 100 SM, di bawah Marius, tentara Romawi dibayar untuk berjuang sepanjang tahun. Karena itu, para tentara lebih sering berlatih dan menjadi pasukan yang lebih tangguh.
Sejak tahun 400-an M, kaisar Romawi di Kekaisaran Romawi Barat tidak lagi mempunyai cukup uang untuk menggaji para prajurit, akibatnya para prajurit pun melakukan hal-hal lain, misalnya bertani, atau berperang demi pasukan lainnya. Militer Romawi lambat laun melemah, dan kaum Visigoth dan Ostrogoth pun berhasil meruntuhkan Romawi.
Seni
Seni Romawi berkembang dari seni bangsa Etruska, karenanya pada masa awal, seni Romawi sangat mirip dengan seni Etruska. Maka dari itu, seni Romawi juga berhubungan erat dengan seni Yunani. Romawi baru memiliki seni dengan ciri khas sendiri sejak sekitar tahun 500 SM dengan berdirinya Republik Romawi. Bangsa Yunani lebih tertarik pada konsep yang ideal, yaitu makhluk-makhluk yang indah dan sempurna, sedangkan bangsa Romawi lebih tertarik pada realitas. Bangsa Romawi senang membuat patung yang menggamabarkan tokoh tertentu dengan sangat mirip dan realistis.

Tembikar

Tembikar Romawi diawali dengan meniru gaya tembikar Etruska, namun kemudian berkembang dengan gayanya sendiri. Secara umum, tembikar di Italia cenderung memiliki satu warna dan dekorasinya pun dicetak, tidak seperti tembikar Yunani yang hiasannya dilukis. Pada masa republik, kebanyakan tembikar dibuat di dekat tempat tembikar tersebut akan digunakan. Namun pada masa kekaisaran, mulai berdiri pabrik-pabrik tembikar, yang memproduksi tembikar untuk kemudian dijual ke berbagai tempat. Ada beberapa pabrik di Italia, di dekat kota yang disebut Arezzo, dan beberapa lainnya di Prancis selatan. Tembikar jenis ini disebur tembikar Arretine.

Tahun-tahun penting
800 SM                   peradaban Etruscan muncul
(kerajaan 753-509)
753 SM                   tanggal tradisional pendirian Roma
509 SM                   Republik Roma didirikan
(republic romawi 509-27)
496 SM                   Bangsa Romawi mengalahkan bangsa Latin dalam pertempuran di Danau Regillus
493 SM                   persekutauan Romawi-Latin , yang memerangi bangsa Etruskan
400 SM                   Runtuhnya Etrusia
390 SM                   kota Roma dijarah oleh bangsa celtik
306 SM                   bangsa Romawi mengalahkan bangsa Etruskan
300 SM                   Ekspansi bangsa Romawi untuk menguasai Italia
200 SM                   perkembangan seni, arsitektur, dan kesusastraan Romawi klasik
264-
202 SM                   perang punik dan jatuhnya Kartago
146 SM                   Bangsa Romawi merebut Yunani
103 SM                   pemberontakan budak di Roma
91 SM                     perang antara Roma dan kota-kota di Italia
88 SM                     perang saudara di Roma
50 SM                     Caesar menaklukkan Prancis
30 SM                     penyair Virgil dan sejarawan Livy berkarya
49-31 SM                perang sodara diantara para Jendral yang saling bersaing
27 SM                     Oktavianus, berakhirnya republic, berkembangnya kekaisaran
Kekaisaran Romawi (27SM-475 M)
64 M                       mulainya penindasan terhadap orang Kristen di roma dimasa pemerintahan Kaisar Nero (juga pada 303-311 M)
100 M                     kekaisaran mencapai puncak kejayaan
160 M                     wabah penyakit dan krisis membuat jumlah penduduk dan pedagang merosot
165-167 M              wabah penyakit melanda kekaisaran Romawi
167-180 M              perang Marcomanni melawan orang barber pertama
200 M                     jaringan jalan raya kekaisaran di selesaikan
212 M                     kewarganegaraan Roma diberikan kepada seluruh penduduk kekaisaran
250 M                     penyembahan terhadap kaisar diwajibkan dibawah pemerintah Decius
260 M                     serangan oleh bangsa Barbar di mulai
276 M                     kaisar Tacitus dibunuh oleh pasukannya
286 M                     Diolectianus membagi kekaisaran menjadi dua bagian ia memerintah kekaisaran bagian timur, Maxsimillian memerintah bagian barat
313 M                     Konstantinus mengeluarkan dekrit yang bersisikan toleransi agama
324 M                     Konstatinopel didirikan sebagai ibu kota kekaisran yang baru
370 M                     bangsa Barbar menyerang kekaisaran
406 M                     orang Romawi mundur dari Inggris, Gaul, dan Iberia.
410 M                     bangsa Visigoth menjarah Roma. Ini mengakibatkan kemerosotan kota roma dengan cepat
476 M                     jatuhnya kaisar terakhir, Romulus Agustus.


[1] Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi, 2009), h. 4-5.
[2]Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi, 2009), h. 50-51.
[3]Sami bin Abdullah al-Maglouth, Ensiklopedia Atlas Agama-Agama( PT Niaga Swadaya, 2011), h. 549.
[4] Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi, 2009), h. 34.

[11] Ensiklopedia sejarah Dunia
[12] Perlu diingat sebelum Kristianiti menjadi agama resmi Romawi, orang-orang Kristen sangat tertekan di bawah kerjaan Romawi, yang percaya banyak dewa dan dewi, bahkan beberapa kaisar menganggap diri mereka sendiri adalah keturunan dewa, yang patut juga disembah oleh rakyatnya, dan aniaya segera berlanjut setelah institusi kepausan Roma berdiri, dan mencapai puncaknya saat Alkitab latin diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan Jerman, dikenal sebagai Revormasi Gereja. Diperkirakan 500 juta orang Kristen Injili terbunuh.
[13] Juno pada Romawi kuno dikenal sebagai Ratu Sorga (Queen of Heaven). Di abad terakhir ini gereja Roma Katolik membuat doktrin bunda Maria sebagai Ratu Sorga.
[14] Lupercus adalah dewa kuno orang Roma berbentuk srigala, lengenda berkata Lupercuslah yang menghidupkan dua bayi manusia yang bernama Romulus dan Remus
[15] Faunus/Pan: dewa alam bangsa Roma: dalam mythologi bangsa Roma, dewa alam, perkebunan dan kesuburan. Dia adalah cucu laki-laki dari dewa Saturn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar