Nama :Novi
Handayani
Keterangan :Resume
agama Aborigin
Agama Aborigin
Bangsa Aborigin adalah penduduk asli/awal benua Australia
dan kepulauan disekitarnya, termasuk juga mencakup Tasmania dan
kepulauan selat Torres. Bentuk fisik orang Aborigin mirip orang Papua,
karena memang keturunan orang Papua yang menjelajah ke benua Australia, sikitar
40.000 tahun lalu. dalam perkembangannya, bentuk fisik mereka saat ini
rata-rata lebih kecil dan lebih pendek dari orang Papua. rambut mereka juga
keriting, namun sebagian warnanya sudah kemerah-merahan atau cokelat pucat,
sedangkan warna kulit mereka gelap.
Kata aborigin dalam bahasa Inggris mempunyai arti "penduduk asli/penduduk
pribumi", dan mulai digunakan sejak abad ke-17 untuk mengacu kepada
penduduk asli Australia saat itu. Sebutan ini diambil dari bahasa latin ab origine, yang berarti "dari awal" dan
diperuntukan bagi penduduk yang sejak semula tinggal di suatu daerah atau
pulau.
Budaya
Pada mulanya, mereka hidup dari berburu dan
mencari ikan. Mereka berburu binatang liar seperti kanguru, dengan
tombak, panah, dan bumerang (senjata khas
orang Aborigin). Di daerah yang beriklim dingin, kulit kanguru ini digunakan
sebagai bahan pakaian. Ilmu bercocok tanam dan beternak belum dikenal,
karenanya kelompok anak suku aborigin tidak pernah berkelana jauh dari
sumber-sumber air atau sungai.
Mereka juga tidak pernah tinggal lama di suatu
daerah. Rumahnya amat sederhana, terbuat dari susunan ranting pohon dan
dedaunan. dalam masyarakat kesukuannya, mereka dipimpin oleh kepala suku yang biasanya
juga merangkap sebagai dukun suku itu.
Kepala suku juga memimpin upacara keagamaan dan perkawinan. Agama orang aborigin
masih tradisional, mereka percaya terhadap adanya Roh Agung yang
menciptakan alam semesta dan isinya. Mereka percaya bahwa Roh Agung terkadang
memberikan petunjuk dan bimbingan
Bangsa Aborigin adalah penduduk asli/awal benua
Australia dan kepulauan disekitarnya, termasuk juga mencakup Tasmania dan
kepulauan selat Torres. Kata aborigin dalam bahasa Inggris mempunyai arti
"penduduk asli/penduduk pribumi", dan mulai digunakan sejak abad
ke-17 untuk mengacu kepada penduduk asli Australia saat itu. Etnik Aborigin
yang hidup di Australia ini mengembangkan kebudayaan sendiri berdasarkan
kondisi lingkungan alam di mana mereka hidup.
Cara hidup orang aborigin
Mereka hidup dengan cara berburu dan
mengumpulkan makanan (food gathering) dan ini sudah dipertahankan semenjak
beribu-ribu tahun sebelum kedatangan bangsa kulit putih. Mereka tidak mengenal
pertanian, karena, disamping faktor lingkungan alam yang kurang mendukung untuk
diolah menjadi lahan pertanian, juga disebabkan oleh tidak adanya bibit tanaman
untuk pertanian. Kenyataan ini ternyata dapat mereka pertahankan dalam waktu
yang lama, karena cara ini mereka anggap paling effesien dalam memanfaatkan
alam sebagai sumber kehidupan.
Orang Aborigin menganggap diri mereka adalah
bahagian dari alam dan semua benda-benda alam seperti binatang dan
tumbuh-tumbuhan, menurut mereka, mempunyai sifat yang sama dengan manusia. Oleh
karenanya dalam tradisi Aborigin sangat dipentingkan menjaga keharmonisan alam.
Dalam mengumpulkan bahan makanan dan berburu mereka selalu menjaga keseimbangan
alam serta mampu memelihara sumber kehidupan. Sehingga dengan demikian
persediaan sumber itu selalu terjamin.
Menurut tradisi orang-orang Aborigin, tanah
adalah merupakan bahagian yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Tanah
adalah suatu yang bersifat sakral, pemilikan atas tanah adalah mutlak untuk
menjaga keharmonisan jagad raya. Sebelum kedatangan orang Eropa, hampir semua
daratan Australia telah dipatok menjadi wilayah-wilayah suci setiap suku
Aborigin. Wilayah dan batas-batasnya (border) mereka ingat dengan baik melalui
balada-balada, karena mereka memang tidak melakukan pencatatan tertulis untuk
itu. Di wilayah-wilayah itulah mereka melakukan segala kegiatan mulai dari
berburu, mengumpul bahan makanan dan melaksanakan upacara-upacara keagamaan.
Setiap border biasanya didiami oleh satu suku Aborigin yang masing masing
memiliki spesifikasi budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
Kepercayaan atau agama suku aborigin
Orang-orang Aborigin memiliki sistem
kepercayaan "dream time". Mereka percaya kepada arwah nenek moyang
dan percaya kepada kekuatan-kekuatan magic yang dimiliki oleh alam terutama
binatang. Disamping itu mereka juga dikenal sebagai pembuat obat yang diolah
dari sumber-sumber alam. Hidup orang-orang Aborigin dikenal sebagai serba
upacara. Hal itu mereka anggap penting dalam setiap pelaksanaan pekerjaan
seperti perkawinan, kematian, kelahiran dan sebagainya. Peranan orang tua
sangat menentukan dalam sistem kehidupan orang-orang Aborigin. Dewan Orang Tua
(Council of Elders) berperan terutama dalam menentukan perang antar suku,
upacara kelahiran, sunatan (inisiasi), keuntungan, pembagian makanan dan upacara
kematian.
Kesenian suku aborigin
Nuansa sakral sangat dominan terlihat dalam
kesenian Aborigin. Hal ini dibuktikan dengan ragam kesenian visual yang
dihasilkan seperti lukisan, cukilan, goresan dan kerajinan menjalin serat
(Kitley, 1994;391). Kebanyakan ekspressi kesenian itu dihubungkan dengan arwah
para leluhur mereka. Cukilan pada batu dan kayu merupakan peninggalan kesenian
dekoratif tertua seperti yang terdapat di kepulauan Melville dan Bathrust yang
digunakan untuk dekorasi-dekorasi makam. Orang-orang Aborigin juga sangat
dikenal dengan lukisan mereka. Yang paling spesifik dari lukisan itu adalah
media lukis yang digunakan yaitu zat pewarna yang alamiah. Pewarna ini mereka
olah sendiri dengan menggunakan bahan-bahan murni dari alam (terutama tumbuh-tumbuhan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar